Sudah beberapa hari ini Sava tampaknya uring-uringan karena suaminya belum juga mengabarinya apakah pekerjaannya sudah selesai atau masih banyak urusan sehingga kepulangannya tertunda. Sudah lebih dari tiga hari Bian berada di luar kota. Terakhir kali Bian memberi kabar adalah pada saat jam makan siang bersama dengan client nya. Hal itu tampaknya terlihat jelas oleh Lita yang memang sejak tadi memerhatikan Sava sering tidak fokus. “Bu, saya bawakan ibu kopi. Siapa tau ibu membutuhkan,” ujar Lita sembari menaruh kopi yang Sava duga dibelinya di kafe seberang mengingat kemasanya yang familiar. “Terima kasih banyak, Lita.” Sava mengambil kopi itu dan langsung menyeruput pelan kopi hitam yang masih panas. Lita masih berada di posisinya tengah memandang Sava dalam diam. “Ada apa, Lita? Ada

