Aku melirik Emak sekilas, tampak wanita hebat itu tersenyum hangat padaku dan juga Ovi.“Udah, ah. Melow-melowannya. Mending lanjut makan, Ana, 'kan harus berangkat kerja.”Aku mengangguk bersamaan Ovi. Dan kembali menyantap sarapan kami yang sempat tertunda sebelum kembali melanjutkan aktivitas masing-masing.* * *"Neng Rina!"“Astaghfirullah.”Seketika tubuhku tersentak ke belakang saat mendapati Bang Juned berdiri di hadapan, setelah membuka pintu. Senyumnya tersungging tiga jari, bau parfum menyengat membuat hidungku berkerut.Sejak kapan dia berdiri di situ? Apa dia tak tahu caranya mengetuk pintu?"Ada apa, Bang?" tanyaku tanpa basa-basi.Senyumnya semakin lebar. Entah kenapa hal itu justru membuatku merinding. Sebenarnya Bang Juned nggak jelek nggak ganteng. Dia manis seperti orang Indonesi