Fadillah bangun dari tempat tidur. Dikuceknya mata serta melihat dirinya di cermin yang tidak jauh dari tempat berbaring tadi. Tak menyangka melihat penampilan kali ini sangat berbeda dengan ia biasanya. Seoalah ia tak percaya bahwa dirinya di cermin berbanding 360 derajat. Sangat berbeda sekali. Lalu dia mendekati jendela kamarnya dan melihat ke arah luar. Bayangan taman surga yang ia pelajari selama ini seakan tampak nyata saat ini. Jantung Fadillah berdetak tak karuan. Ia langsung berpikir bahwa saat itu ia sudah mati dan berada di surga. Tanpa menunggu dan membiarkan hatinya gundah, Fadillah mencubit tangan kiri yang terasa sakit. Rupanya itu bukan mimpi atau dalam surga. Di tengah ketermenungannya dari rasa kaget, terdengar suara pintu diketuk beberpa kali. Jelas saja Fadillah tak