Saling Menguatkan
Hangga menghentikan mobilnya di area yang disediakan panitia kajian hingga mencakup area luar halaman Masjid karena tak cukup menampung semua kendaraan. Ara hendak membuka pintu mobil, tapi Hangga mencegahnya.
“Kamu diam saja di sini.” Ia mengulas senyum yang begitu manis.
Hangga turun dari mobil lebih dulu, lalu membuka pintu mobil di sisi satunya agar sang istri bisa turun. Seketik hati Ara berdesir. Hangga begitu manis memperlakukannya. Tak sampai di situ, Hangga menggandeng tangan Ara dan berjalan menuju Masjid.
Ara terkesiap. Orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya tak mampu menarik perhatiannya. Ia justru terfokus pada genggaman Hangga di tangannya. Ia melirik laki-laki itu sepintas. Laki-laki ini yang terkadang masih terlihat asing, yang kadang masih
