“Apakah kau tak memiliki niat untuk pulang?” Raga bersedekap di depan Bian yang saat ini tengah duduk bersandar kepala ranjang dengan Shava yang juga melakukan hal yang sama. Mereka duduk berdampingan dengan Bian yang memegang sebuah buku dongeng di tangan. Raga merasa kesal, padahal seharusnya saat ini adalah saat bagi Shava untuk berkenalan dan lebih dekat dengan ayah juga ibunya, tapi Bian menempel sejak mereka sampai dan tak memberi kesempatan ayah dan ibunya menghabiskan waktu bertiga. ‘Apa dia tak punya otak?’ batinnya. “Tsk. Aku akan pulang setelah Shava tidur,” jawab Bian tanpa berniat bangkit dari atas ranjang Shava. “Shava tak akan bisa tidur jika kau membaca dongeng dengan mengajaknya berbicara,” ujar Raga disertai dengusan ringan. “Kata siapa?” bantah Bian dengan melirik Sh