Sebuah Kebenaran

1421 Kata

“Ah!” Rani terkejut saat keluar dari kamar Shava menidurkannya dan telah mendapati Raga berdiri di depan pintu. Ia segera menunduk dan setengah membungkuk saat melewati Raga. Namun ada yang aneh, tiba-tiba saja ia mendengar Raga memintanya menghentikan langkah. “Tunggu,” ucap Raga dengan baritonnya yang terdengar dingin. Rani menoleh dan entah kenapa rasanya begitu gugup. “A– ada apa, Tuan?” Raga terdiam sejenak kemudian melangkah seraya kembali memberi perintah, “Ikut aku.” Rani yang menunduk melihat langkah kaki Raga melewatinya. Dan mendengar perintah darinya, tak ada alasan baginya menolak atau sekedar bertanya, ke mana. Rasanya cukup trauma jika mengajak Raga bicara namun yang didapatnya hanyalah balasan kasar nan dingin bahkan seakan menusuk hingga ulu hati. Raga terus melangk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN