Sebuah Rasa

2852 Kata

"Besok urus surat pindah Shava." Saat ini Rani dan Raga tengah berada dalam perjalanan pulang. Sebelumnya Raga di sana karena mendapati pesan di grup WA bahwa anak-anak pulang lebih cepat. Ia pun kembali ke sekolah setelah sebelumnya absen di kantor. "Tidak perlu. Jika Shava pindah, bukankah dia akan senang dan merasa menang?" sanggah Rani yang duduk di jok belakang bersama Shava. Sementara Shava terlihat bermain dengan mainan di tangan. Yakni sebuah wayang kulit yang terbuat dari kertas dan hasil karyanya kemarin. "Tidak selamanya mengalah berarti kalah. Lagipula dia sudah keterlaluan. Harusnya kau lebih bisa melindungi dirimu sendiri. Jangan biarkan orang lain menginjak-injak harga dirimu," ujar Raga dengan melirik Rani lewat pantulan spion dalam mobil. Rani terdiam dan tertunduk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN