Mo Qing Shan masuk ke dalam ruangan Chen Wang setelah dia mengetuk pintu. Di dalam ruangan, Chen Wang terlihat sedang menulis sesuatu dan duduk dengan anggun di kursinya. Dia bahkan tidak mengangkat kepalanya ketika Mo Qing Shan masuk ke dalam ruangannya. Barulah setelah Mo Qing Shan berdeham, Chen Wang menatap pemuda itu dengan wajah tanpa ekspresi.
“Kau sudah di sini Tuan muda Mo Qing Shan.” Kata Chen Wang. Dia kemudian memberikan isyarat pada Mo Qing Shan untuk duduk di sebuah kursi.
Chen Wang samasekali tidak merasa kaget atas kedatangan Mo Qing Shan untuk menemuinya. Dia tahu betul maksud kedatangan tuan muda Mo itu herhubungan dengan Mo Qi Yue. Apalagi yang dia inginkan selain memperingatkannya agar menjauh dari Mo Qi Yue?
Chen Wang menuangkan teh ke dalam cangkir dan berkata, “Benwang tidak tahu kenapa tuan muda Mo kemari dan mencariku? Apakah ada sesuatu yang penting yang ingin kau katakan padaku?”
“Tentu saja Wangye, saya tidak mungkin datang untuk sekedar mengganggu Wangye,” kata Mo Qing Shan tanpa ragu.
Sejujurnya, Chen Wang sedikit tertarik dengan sikap Mo Qing Shan ini. Chen Wang tidak terlalu menyukai kepura-puraan, dan hal itu dia temukan dalam sosok Mo Qing Shan. Ya, sebagian besar pemuda atau orang-orang lain yang ingin berbicara pada Chen Wang akan terlebih dahulu menyanjung pangeran kekaisaran itu. Dan hal itu membuat Chen Wang muak. Tapi Mo Qing Shan berbeda, jangankan menyanjung, pemuda itu bahkan sangat pelit untuk memberikan senyum tulusnya pada Chen Wang.
“Silahkan tuan muda katakan,” ujar Chen Wang dengan suara serak.
“Saya yakin bahwa Wangye pastinya sudah tahu niatan saya datang kemari. Dan saya juga tidak mau berbelit-belit dan membuang-buang waktu Wangye. Kedatangan saya kemari tentunya ada hubungan dengan Jiejie saya, Mo Qi Yue.” Kata Mo Qing Shan.
Chen Wang tidak menyelanya, dia menunggu Mo Qing Shan melanjutkan ucapannya. Barulah selang beberapa saat, Mo Qing Shan kembali berkata, “saya ingin Wangye untuk tidak mengganggu Jiejie saya lagi. Alasannya tidak perlu saya jelaskan karena kejadian satu tahun yang lalu tidak mungkin Wangye lupakan. Saya tidak ingin Mo Qi Yue terluka dan dipermalukan lagu. Dan saya tidak akan membiarkan hal itu.”
Sudut bibir Chen Wang melengkung membentuk senyum. Tapi nyatanya itu bukanlah senyuman yang menunjukkan kebahagiaan melainkan cibiran.
“Benwang ingin memulainya dari awal lagi, tidak bisakah benwang melakukan hal itu?” Tanya Chen Wang.
Mo Qing Shan menjawab tanpa banyak berpikir, “tidak bisa.”
“Atas dasar apa tuan muda Mo melarangku? Dan kualifikasi apa yang kau miliki?” Chen Wang menyindirnya, membuat darah Mo Qing Shan mendidih.
“Saya tidak memiliki kualifikasi apapun, tapi kebahagiaan Mo Qi Yue adalah harga mati bagi saya. Saya akan melakukan apapun untuk melindunginya.” Mo Qing Shan mengepalkan tangannya dan berusaha menahan luapan emosi yang sudah tumbuh di dalam hatinya.
Chen Wang, “benwang tidak akan pernah menyerah. Apa yang benwang inginkan selalu benwang dapatkan. Jadi walau pun tuan muda Mo memperingatkanku, aku masih akan tetap pada rencanaku. Halangi saja jika tuan muda Mo bisa.”
Mo Qing Shi memicingkan matanya dan berkata, “tentu saja saya akan melakukannya.”
Mo Qing Shan tiba-tiba berdiri lalu membungkuk untuk pamit. Dia berbalik lalu melangkah pergi. Namun sebelum langkah kakinya melewati ambang pintu, Chen Wang kembali memanggilnya.
“Kita sebaiknya akur tuan muda Mo. Aku akan merasa tidak enak pada nona Mo nanti. Hubungan antara kakak ipar dan adik ipar harus baik kan?” Ledek Chen Wang.
Mo Qing Shan tidak menjawabnya, dia berlalu pergi dan meninggalkan ruangan.
Di halaman, Mo Nian Zhen yang sudah bosan bermain dengan semut segera melompat ke arah Mo Qing Shan begitu dia melihat kakak sepupunya itu.
“Ge, bagaimana?” Tanya Mo Nian Zhen.
Mo Qing Shan yang kini memiliki suasana hati yang buruk hanya bisa berkata, “ayo pergi dari sini.”
Mo Qing Shan keluar dari kediaman itu dengan amarah yang menyulut di hatinya. Dia masih memikirkan perkataan Chen Wang yang mengatakan bahwa dia tidak memiliki kualifikasi apapun untuk bisa membuat Mo Qi Yue menjauh dari Chen Wang.
Sementara itu, Mo Nian Zhen yang menyadari perubahan emosi tak biasa dari Mo Qing Shan hanya bisa diam dan tidak lagi berani berbicara. Walau terkadang dia nampak seperti pria muda tidak tahu diri, namun Mo Nian Zhen sepenuhnya tahu bagaimana harus bersikap, kapan dia harus bercanda dan kapan dia harus serius.
“ZhenZhen,” Mo Qing Shan tiba-tiba menoleh ke Mo Nian Zhen.
“Hah?” Mo Nian Zhen nampak terkejut.
“Apakah kau memiliki uang?” Tanya Mo Qing Shan.
Mo Nian Zhen menunjukkan ekspresi kebingungan namun pada akhirnya dia tetap mengangguk. Ya, melihat tampilan super mewah dari tuan muda Mo Nian Zhen, tidak mungkin dia tidak memiliki beberapa perak kan?
Begitu urusan Mo Qing Shan dan Chen Wang selesai, dia dan Mo Nian Zhen tidak langsung kembali ke perguruan Wuji. Sebaliknya, Mo Qing Shan melangkahkan kakinya ke sebuah rumah b****l.
“Ge, kenapa kita kesini? Seharusnya kita kembali.” Kata Mo Nian Zhen yang tampak ragu.
Mo Qing Shan berkata dengan lesuh, “aku ingin minum, aku ingin mabuk.”
Mo Nian Zhen tidak pernah datang ke tempat-tempat seperti rumah b****l, jadi dia merasa sangat tidak nyaman. “Ge, tapi…”
“Kau bisa kembali jika kau tidak suka. Katakan saja kau pergi ke suatu tempat. Aku berjanji tidak akan mengatakan apapun tentangmu pada paman. Dan juga, aku akan mengembalikan uangmu begitu aku kembali.” Mo Qing Shan kemudian melangkah masuk ke dalam rumah b****l tanpa menunggu Mo Nian Zhen yang belum memberikannya jawaban.
Mo Nian Zhen tinggal dan hanya berdiri seperti patung bodoh di depan rumah b****l itu. Dia ragu apakah dia akan masuk atau tidak. Namun pada akhirnya dia tetap berubah pikiran.
“Aku sudah basah, jadi tidak ada salahnya berenang lebih jauh kan?” Kata Mo Nian Zhen lalu kemudian melangkah masuk ke dalam rumah b****l.
Begitu dia masuk, sekelompok wanita penghibur segera mengerumuninya seperti kelompok semut yang mengerumuni makanan manis. Mo Nian Zhen diseret kesana-kemari sampai kepalanya menjadi pusing. Dia bingung harus melakukan apa, kepalanya bertambah pusing saat aroma wewangian yang beraneka ragam dari para wanit itu menembus indera penciumannya.
“Aiya, ge! Qing Shan gege kau dimana? Bantu aku!” Mo Nian Zhen nampak seperti akan menangis.
Mo Qing Shan menyaksikan kejadian ini dan sialnya dia hampir tertawa, “merawat seorang anak jauh lebih mudah daripada harus merawat b*****h itu.”
Mo Qing Shan, “ZhenZhen, aku di atas sini!”
Teriakan Mo Qing Shan segera membuat Mo Nian Zhen tersadar. Pria muda itu dengan langkah cepat melarikan diri dari kejaran para wanita bordir. Dia akhirnya bisa bernapas lega setelah dia sampai di lanta dua rumah b****l itu.
“Huff, ini benar-benar menyebalkan! Apakah mereka selalu seperti itu?! Mereka seperti lintah!” Ketus Mo Nian Zhen.
Mo Qing Shan tidak menggubrisnya dan masih meneguk minuman kerasnya. Dia sudah habis beberapa cangkir, tapi dia masih belum mabuk juga. Inilah Mo Qing Shan, dia memiliki toleransi alkohol yang tinggi!
Bahkan setelah menghabiskan dua botol anggur pun Mo Qing Shan masih sadar dan dia tidak mabuk. Hal ini berbeda dengan tuan muda Mo Nian Zhen yang sudah terkapar tak sadarkan diri semenjak dia menegak anggur dua gelas.
“Sial, b*****h ini malah yang mabuk! Bagaimana caranya aku bisa membawanya?!” Keluh Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan tentu saja tidak akan membawa Mo Nian Zhen kembali ke perguruan Wuji dalam keadaan mabuk, dia juga tidak bisa bermalam di tempat lain. Jadi Mo Qing Shan hanya bisa menyeret Mo Qing Shan untuk kembali ke gunung dan menunggu adik sepupunya itu sampai dia sepenuhnya sadar.
Di perguruan Wuji sendiri, orang-orang tengah dilanda kekhawatiran karena Mo Qing Shan dan Mo Nian Zhen menghilang sejak siang dan belum kembali sampai matahari terbenam.
“Aku hanya menyuruhnya berkeliling! Dan ZhenZhen mengatakan bahwa dia akan menemani Qing Shan, aku tidak tahu jika mereka menghilang ke suatu tempat!” Kata Mo Xiang Yu setelah madam Mo memarahinya.
Madam Mo mengeluarkan kata-kata mutiaranya pada suaminya, Mo Xiang Yu, saat dia mendengar bahwa putra satu-satunya belum kembali ke perguruan Wuji. Dia tidak pernah kehilangan Mo Nian Zhen sebelumnya, jadi wajar saja jika madam Mo merasa sangat khawatir. Dan sebagai pelampiasan kekhawatirannya, tuan Mo harus bersabar dalam menghadapi istrinya.
“Kalian semua, pergi cari tuan muda Mo dan Mo Qing Shan!” Perintah Mo Xiang Yu pada beberapa murid kepercayaannya.
Xu Jia juga tidak tinggal diam, dia ikut melangkah pergi bersama dengan para murid itu. Namun langkah kaki kelompok murid itu belum melewati pintu gerbang, mereka sudah melihat dua orang pria yang akan dicari mereka itu tengah berjalan dengan langkah sempoyongan.
“Tuan muda!” Xu Jia segera menghampirinya.
“Sial! Bantu aku memapah ZhenZhen! Dia mabuk.” Kata Mo Qing Shan dengan bersusah payah.
Semua orang akhirnya masuk ke dalam perguruan Wuji. Dan saat melihat dua orang pemuda itu kembali, baik Mo Qi Yue maupun Madam Mo nampak lega.
“ShanShan, kau baik-baik saja?” Tanya Mo Qi Yue dengan ekspresi khawatir.
Mo Qing Shan tersenyum dan mengangguk, “tentu saja aku baik.”
“Ya Tuhan! Putraku, kenapa dia bisa mabuk begini. Bantu tuan muda kalian masuk ke dalam kamarnya.” Kata Madam Mo pada dua orang murid.
“Paman, bibi, ini salahku. Aku pergi dan tidak menjalankan hukuman yang diberikan paman. ZhenZhen mengikutiku karena dia khawatir. Jadi aku akan menerima hukumannya.” Kata Mo Qing Shan tanpa ragu sedikit pun.
Mo Xiang Yu memang marah, namun dia juga bersyukur karena keponakan dan anaknya kembali dengan selamat. Dia kemudian berkata, “untuk hari ini kau bebas. Besok, pagi-pagi sekali, mulailah untuk berlutut di halaman dengan mengangkat ember air, jangan pergi sebelum aku perintahkan. Kau juga akan dicambuk karena melanggar peraturan perguruan. Apakah kau mengerti Qing Shan?”
“Ya Shifu, Qing Shan mengerti.” Jawab Mo Qing Shan.