Begitu fajar menyingsing, Mo Nian Zhen yang kemarin mabuk berat setelah meneguk dua gelas anggur akhirnya bangun dari tidurnya. Dia merasakan sakit kepala yang menghantamnya. Dia baru saja akan merebahkan tubuhnya lagi, namun pandangannya yang memberitahunya bahwa dia kini tengah berada di kamarnya langsung membuat mata pria muda periang itu terbuka lebar.
“Sial! Qing Shan gege membawaku kembali?! Ayah pasti tahu!” Ucap Mo Nian Zhen dengan khawatir.
Mo Nian Zhen tidak sempat merapikan penampilannya dan dia langsung keluar dari kamarnya untuk mencari Mo Qing Shan. Ya, dia dan Mo Qing Shan tinggal di paviliun yang sama, dan saat dia melihat kakak sepupunya saat dia bangun, Mo Nian Zhen segera menyadari bahwa sesuatu pasti telah terjadi.
“Tuan muda Mo?” Fu Xuan yang tidak sengaja bertemu dengan Mo Nian Zhen melihat pemuda itu dengan kebingungan.
“Fu Xuan, dimana Qing Shan gege?” Tanya Mo Nian Zhen.
Fu Xuan segera menjawab, “Qing Shan berada di lapangan, dia tengah menjalani hukumannya sejak matahari belum terbit tadi.”
Begitu dia mendengar ucapan Fu Xuan ini, Mo Nian Zhen langsung berlari menuju ke lapangan tempat para murid biasa berlatih. Dan benar saja, begitu dia sampai di sana, dia melihat Mo Qing Shan tengah berlutut sembari mengangkat baskom kayu berisi air di atas kepalanya.
“Ge!” Teriak Mo Nian Zhen.
Teriakan Mo Nian Zhen sontak membuat Mo Qing Shan terkejut dan dia hampir menumpahkan air di dalam baskom itu. Beruntung keseimbangan tubuhnya bagus.
“Bagaimana keadaanmu?! Pergilah ke dapur untuk makan sup pereda mabuk! Kepalamu pasti sakit.” Kata Mo Qing Shan dengan acuh tak acuh tapi penuh perhatian.
“Aku baik-baik saja. Aku akan pergi berganti pakaian dulu lalu bergabung di sini bersamamu!” Kata Mo Nian Zhen.
Mo Qing Shan mengerutkan keningnya seraya berkata, “jangan mencari masalah lagi! Kau tidak bersalah! Berhenti membuat kekacauan dan pergi salin kitab aturan! Itu adalah hukuman yang sesuai untukmu karena berbohong.”
“Aku juga salah ge! Aku berbohong dan aku mabuk! Hukumanku lebih daripada itu! Tunggu sebentar!” Mo Nian Zhen segera berbalik untuk pergi.
Mo Qing Shan, “…..”
Selang beberapa saat, Mo Nian Zhen kembali dengan baskom kayu berisi air. Dia buru-buru mengambil posisi di sebelah Mo Qing Shan dan segera melakukan hukumannya. Wajah Mo Nian Zhen yang ceria bahkan mengalahkan matahari yang terbit.
Mo Qing Shan sendiri hanya bisa menghela napas tak berdaya ketika melihat b*****h kecil itu. Dia tidak lagi melarang Mo Nian Zhen karena dia tahu bahwa Mo Nian Zhen pasti akan menolaknya mentah-mentah.
Para murid yang lalu lalang melewati lapangan itu menatap dua tuan muda Mo yang tengah menjalani hukuman. Hal itu tentu saja adalah hal yang memalukan mengingat keduanya adalah keluarga, terlebih lagi Mo Nian Zhen adalah anak pemilik perguruan Wuji.
“Apakah kau tidak malu?” Tanya Mo Qing Shan pada Mo Nian Zhen yang masih bersemangat.
Mo Nian Zhen menoleh untuk melihat Mo Qing Shan, “kenapa aku harus malu?”
“Kau dihukum sekarang, dan para murid melihatmu! Bukankah kau tidak pernah dihukum dan selalu taat pada aturan!” Kata Mo Qing Shan yang mulai terlihat tidak sabaran.
Mo Nian Zhen menggelengkan kepalanya, “tidak. Sekarang aku mengerti kenapa banyak anak laki-laki yang dihukum oleh orang tua mereka. Dan juga, aku merasa iri pada Qing Shan gege saat kau dihukum oleh paman Mo.”
Apakah kepala anak ini sudah rusak? Kenapa dia mengatakan hal tidak masuk akal seperti itu? Apa ada orang di dunia ini yang iri pada seseorang yang selalu dihukum?!
“Apa maksudmu?” Tanya Mo Qing Shan yang kebingungan.
Mo Nian Zhen tanpa ragu menjawab, “ya, ternyata membuat masalah dan menerima hukuman adalah hal yang menyenangkan. Ada pengalaman berbeda yang aku rasakan. Dan aku senang belajar hal baru.”
Mo Qing Shan kehabisan kata-kata dan tidak bisa lagi menjawab. Dia hanya bisa memandang adik sepupunya itu dengan tatapan aneh dan rasa kasihan.
Setelah hampir tiga jam berlutut, Mo Xiang Yu datang untuk menghampiri anak dan keponakannya. Dia menyaksikan lengan kedua pria muda itu gemetaran karena terlalu lama menahan beban air.
“Kalian bisa menurunkan air itu.” Kata Mo Xiang Yu dengan suara dingin dan wajah tanpa ekspresi.
Baik Mo Qing Shan maupun Mo Nian Zhen merasakan kebas di lengan mereka. Tapi walau pun demikian, hukuman keduanya masih belum berakhir. Masih ada satu hukuman terakhir yang akan dijalani mereka.
“Berbohong adalah sesuatu yang tidak bisa diterima di perguruan ini. Dan kalian pasti telah mengetahuinya bukan? Terutama kau Mo Nian Zhen!” Mo Xiang Yu melirik putranya dan berkata, “sebagai tuan rumah, kau tidak seharusnya melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Kau seharusnya menjadi panutan dan bukannya malah ikut bermain-main bersama dengan Mo Qing Shan.”
“Dan kau Mo Qing Shan. Aku di sini tidak berdiri sebagai pamanmu, tapi sebagai Shifu-mu. Jadi aku akan menghukummu sesuai dengan hukuman yang berlaku.” Mo Xiang Yu menarik napas, sejujurnya dia tidak tega untuk memberikan hukuman cambuk pada kedua pemuda itu. Tapi hukuman tetap harus dilakukan!
“Biarkan aku bertanya, sebenarnya apa yang kalian lakukan di bawah gunung? Apakah kalian pergi hanya untuk mabuk-mabukan?” Tanya Mo Xiang Yu.
Mo Nian Zhen. “Ayah itu…”
Mo Qing Shan buru-buru menyelanya, “ya paman, aku suka pergi ke rumah b****l dan aku merindukan kebiasaanku itu. Ini semua salahku, ZhenZhen tidak ada hubungannya dengan ini. Aku salah karena aku mengajaknya.”
Kerumunan orang semakin banyak. Beberapa murid telah berkumpul untuk melihat situasi ini. Bahkan dua murid yang dipilih untuk mencambuk Mo Qing Shan dan Mo Nian Zhen juga telah hadir di tempat.
Mo Qing Shan samasekali tidak malu atau pun khawatir jika dia akan dicambuk. Namun yang membuatnya khawatir adalah kehadiran Mo Qi Yue. Melalui tatapan Mo Qi Yue, Mo Qing Shan sudah bisa tahu jika Mo Qi Yue sangat mengkhawatirkannya sekarang.
“Mo Qing Shan akan dicambuk seratus kali sementara Mo Nian Zhen akan menerima cambukan separuh dari cambukan Mo Qing Shan.” Kata Mo Xiang Yu.
Hukuman akhirnya dimulai. Mo Qing Shan dan Mo Nian Zhen menerima cambukan tanpa henti dari dua orang murid yang ditunjuk oleh Mo Xiang Yue. Sepuluh cambukan pertama tidak ada masalah, namun dicambukan ketiga puluh, baju putih yang dikenakan keduanya telah kotor oleh noda darah. Kini bagian belakang baju mereka memiliki motif garis-garis merah yang terbentuk akibat luka cambuk.
Mo Qi Yue yang melihat hal itu hanya bisa mengatupkan giginya dan berharap Mo Qing Shan akan baik-baik saja. Dia merasakan sakit di hatinya saat melihat Mo Qing Shan dicambuk. Ya, walau pun Mo Qing Shan tidak berteriak kesakitan atau mengeluh, Mo Qi Yue bisa tahu bahwa rasa sakit yang mengelupas daging Mo Qing Shan itu sangat tidak tertahankan.
Hukuman Mo Nian Zhen berakhir duluan karena dia memang hanya menerima lima puluh cambukan. Lima puluh cambukan itu sudah mampu untuk membuat Mo Nian Zhen nyaris pingsan dan tidak bisa berdiri. Madam Mo hanya bisa berlari dengan suara serak saat dia melihat putranya nyaris jatuh.
“Bawa dia ke ruang pengobatan, aku akan mengobatinya. Kalian juga harus membawa Qing Shan nanti!” Kata Madam Mo sembari memicingkan matanya ke arah suaminya, Mo Xiang Yu.
Mo Xiang Yu, “…..”
“Aku harus menahannya! Demi Liu Ru Shi! Aku akan membuktikan bahwa aku bisa dan aku memiliki kualifikasi!” Pikir Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan menggertakkan giginya saat setiap cambukan mengenai kulit dagingnya. Ya, kini bajunya telah robek karena terus menerus mendapatkan gesekan dari tali cambuk. Darah yang keluar semakin banyak dan rasa nyeri telah berubah menjadi rasa sakit yang amat sangat parah.
Mo Qing Shan melihat Mo Qi Yue dari tempatnya dicambuk sembari sesekali melengkungkan senyumnya. Dia tidak mau jika Mo Qi Yue khawatir. Di dalam hatinya Mo Qing Shan berkata, “aku harus menahannya, aku akan menahannya!”
Begitu Mo Qing Shan bertekad maka tidak akan siapa pun yang bisa menghentikannya. Bahkan rasa perih dan sakit yang kini dia rasakan tidak membuat tuan muda Mo menyerah atau pun jatuh pingsan. Hingga pada akhirnya dia menyelesaikan hukuman seratus cambukan yang diterimanya. Tubuh Mo Qing Shan langsung roboh ke tanah begitu cambukan dihentikan. Dan Mo Qi Yue langsung berlari ke arah Mo Qing Shan untuk menggapai pria muda itu.
“ShanShan, sadarlah? Mo Qing Shan!” Kata Mo Qi Yue dengan ekspresi ketakutan.
Mo Qing Shan membuka matanya dan meraih telapak tangan yang membelai pipinya dengan lembut. Dengan suara serak dan lemah, Mo Qing Shan berkata, “aku baik-baik saja Jie, jangan menangis.”
Mo Qi Yue mengangguk pelan, “ayo, kita harus mengobati lukamu.”
Para murid akhirnya membawa Mo Qing Shan yang sudah tidak sadarkan diri ke paviliunnya. Madam Mo segera mengobati keponakannya begitu dia menyelesaikan urusannya dengan luka Mo Nian Zhen.
“Bibi, darahnya sangat banyak.” Kata Mo Qi Yue.
Madam Mo mengangguk, “luka ShanShan jauh lebih parah daripada luka milik ZhenZhen. Kulit dagingnya bahkan terkelupas. Bibi tidak yakin bahwa ShanShan akan bisa tidur dengan posisi berbaring dalam satu bulan ke depan.”
Madam Mo dengan sabar membubuhkan bubuk obat ke luka Mo Qing Shan sebelum akhirnya membalut luka itu dengan kain.
“Terima kasih bibi.” Kata Mo Qi Yue.
Madam Mo mengangguk, “ini semua gara-gara Lao Mo, tua bangka itu, aku akan memberinya pelajaran nanti!”
Madam Mo akhirnya keluar dari kamar Mo Qing Shan, tapi Mo Qi Yue masih ingin berada di sana. Mo Qi Yue berniat menyeka keringat di wajah Mo Qing Shan saat dia di waktu yang bersamaan juga mendapati bahwa badan Mo Qing Shan sangatlah panas.