Old Friend

1801 Kata
Kaisar Chen benar-benar bersikap layaknya sebuah hakim. Dia masih belum memutuskan akan memberikan jawaban apa. Bahkan setelah Mo Qing Shan memberikan penjelasannya, Kaisar Chen masih enggan berbicara. Sebaliknya, dia malah melempar bola yang seharusnya menjadi miliknya pada Putra Mahkota Chen Renjun. “Bagaimana pendapatmu Putra Mahkota?” Tanya Kaisar Chen. Chen Ren Jun berpendapat, “untuk hal semacam ini, saya rasa kita boleh terburu-buru Yang Mulia. Hubungan kita dengan Riben bisa saja rusak jika kita tidak memikirkan kembali solusinya.” Chen Wang lantas tidak tinggal diam saat dia mendengar ucapan dari kakak tertuanya itu. Dia langsung menanggapi, “apa yang dikatakan oleh Huang Xiong memang benar, lalu apa ada solusi lain yang bisa Huang Xiong berikan? Saya pribadi sangat setuju jika kita menangkap para perompak itu dan memberi mereka hukuman sebagai peringatan.” “Saya menyarankan kita mengirim surat pada Kekaisaran Riben untuk memperingatkan rakyatnya. Menyerang tanpa adanya alasan yang jelas hanya akan mempengaruhi hubungan kedua negara.” Kata Chen Ren Jun. Perdebatan antara dua bersaudara itu belum usai. Chen Wang masih merasa bahwa jawaban yang diberikan oleh Putra Mahkota itu masih tidak cukup kuat. Sebaliknya, Chen Wang merasa bahwa ayahnya dan saudaranya berniat menghindari masalah ini. “Kita bukannya menyerang, tidak ada yang ingin menyerang siapapun Huang Xiong. Maksud saya adalah kita menangkap para perompak itu, lalu kita akan mengirimkan surat pada Kekaisaran Riben. Saya rasa itu bukanlah sesuatu yang buruk.” Chen Wang tidak berhenti sampai disitu, dia kembali melanjutkan ucapannya, “mari kita ibaratkan seperti ini. Jika seseorang dengan ceroboh masuk ke dalam istana Huang Xiong dan kedapatan mencuri sesuatu, apa yang akan Huang Xiong lakukan? Apa Huang Xiong tidak akan menghukumnya.” Chen Ren Jun menjadi sedikit marah, namun dia tahu bahwa dia tidak boleh memperlihatkan emosinya. Dengan suara yang sedikit terdistorsi, Chen Ren Jun bertanya, “lalu adikku, apakah kau melihat bahwa mereka mencuri? Mereka hanya masuk ke peraiaran kita.” Chen Wang tersenyum, dia sedikit mencibir ketika dia berkata, “apakah Huang Xiong telah membaca gulungan yang saya bawa itu? Dikatakan disana bahwa mereka adalah perompak. Mereka adalah bajak laut dengan jumlah anggota yang besar. Lalu apakah Huang Xiong berpikir bahwa mereka datang ke perairan kita karena mereka ingin berkunjung?” Chen Ren Jun, “….” Mo Qing Shan tidak bisa membantu, tapi dia merasa takjub dengan Chen Wang. Kini dia mengerti kenapa pangeran kekaisaran itu sangat dihormati oleh bawahannya, bahkan Chen Ren Jun yang sejatinya adalah kakak dan pewaris tahta, takluk dibawah ucapannya. “Akan sangat menyenangkan berteman dengan pria b******k ini jika saja dia tidak mencari gara-gara dan menyakiti Liu Ru Shi. Dan yang paling terpenting adalah dia tidak mendekati Liu Ru Shi lagi.” Pikir Mo Qing Shan. Kaisar Chen tidak bisa membiarkan pewaris tahtanya dipermalukan atau dia juga akan malu. Ya, dia akan diragukan karena telah menyia-nyiakan bakat terpendam Chen Wang yang bisa saja menggantikan posisi Chen Ren Jun untuk menjadi Kaisar selanjutnya. Jadi untuk perdebatan antara kedua darah dagingnya itu, Kaisar Chen segera mengambil jalan tengah. “Aku akan memikirkan solusinya, semua pendapat kalian akan aku pikirkan. Aku akan segera memberikan keputusannya.” Kata Kaisar Chen. “Yang Mulia,” Mo Qing Shan kembali membuka mulutnya. Tuan Mo tidak bisa tidak menelan ludahnya, dia bergumam, “kali ini apalagi nak?!” “Terima kasih atas pertimbangannya, saya harap Yang Mulia akan segera memberikan keputusan. Kondisi di Jiangnan mungkin lebih buruk dari perkiraan kita.” Ucap Mo Qing Shan. Chen Wang melirik pemuda itu, “….” Chen Ren Jun mungkin masih kesal, jadi dia mencari mangsa untuk melampiaskan kekesalannya. Dan Mo Qing Shan adalah subjek yang cocok. “Menteri Mo, aku rasa putramu ini sangat berani. Dia mewarisi kecakapanmu.” Kata Chen Ren Jun secara tiba-tiba. Semua orang di Aula terlihat sangat terkejut dengan fakta ini. Ada beberapa orang yang telah mengetahuinya, tapi sebagian besar orang tidak tahu. Kaisar Chen sendiri lupa akan fakta ini, barulah saat Chen Ren Jun mengungkitnya, dia akhirnya ingat. “Aku hampir melupakan ini. Pantas saja, tuan muda ini sangatlah cedas.” Kaisar Chen tersenyum, nampak seperti dia baru saja melihat putra sahabatnya tumbuh tinggi. Selang beberapa saat, Pengadilan Kekaisaran akhirnya selesai. Semua pejabat bejabat bubar, beberapa dari mereka terlihat terkejut dengan fakta yang baru saja mereka ketahui. Di Pengadilan Kekaisaran ini, para pejabat tinggi itu banyak mendapatkan tontonan menarik yang tentu saja tidak akan mereka biarkan berlalu. Mereka kemungkinan akan menjadikan apa yang mereka lihat dan dengar kali ini sebagai gosip. Mo Qing Shan tidak kembali bersama dengan Chen Wang, dia berjalan bersama ayahnya. Tuan Mo secara kebetulan telah menunggunya di luar aula, jadi Chen Wang memutuskan untuk pergi duluan dan membiarkan ayah dan anak itu untuk mengobrol. “Kau, kenapa kau menjadi begitu berani?!” Tuan Mo menyeret putranya dan berbisik dengan suara yang terdengar sedikit kesal, “apakah kau tidak tahu jika Putra Mahkota Chen telah menargetkanmu?!” “Memangnya aku salah apa? Aku hanya mengatakan apa yang seharusnya aku katakan. Dan juga, selain Chen Wang, orang-orang yang berada di dalam tadi bahkan tampak tidak peduli.” Mo Qing Shan sedikit tidak tahu akan kehidupan di istana, tentang bagaimana dia harus menjaga mulutnya. Ya, pada kenyataannya tuan muda Mo tidak jauh berbeda dengan Chen Wang. Kedua pria itu sangat sulit untuk menyimpan kata-kata mereka. Jadi mereka akan dengan mudah mengeluarkan pendapat mereka tanpa takut jika kata-kata mereka itu akan menyinggung seseorang atau tidak. Bagi mereka, menjadi diri sendiri dan jujur adalah hal yang baik! Tuan Mo hanya bisa menghela napas ketika dia mendengar jawaban putranya itu. Dia merasa bahwa dia perlu memberikan pengajaran pada Mo Qing Shan. Tuan Mo berkata dengan serius, “mulai hari ini dan seterusnya, biasakan untuk menjaga dan mulai mengendalikan setiap kata yang akan kau ucapkan. Dengarkan ayah, ayah tidak sedang mengajarimu untuk berbohong, tapi kau sebaiknya berhati-hati. Apakah kau mengerti ketakutan ayah?” Mo Qing Shan tentunya mengerti, jadi dia mengangguk, “aku mengerti ayah.” “Tuan Mo,” seorang kepala kasim tiba-tiba datang menghampiri Mo Qing Shan dan dia menyapa tuan Mo. Tuan Mo, “kepala kasim?” Tuan Mo langsung mengetahuinya hanya dengan melihat pakaian yang dikenakan oleh pria itu. Kepala kasim sendiri adalah kasim yang secara langsung melayani Kaisar. “Itu benar tuan, Yang Mulia Kiasar mengundang tuan Mo ke istananya.” Kata kepala kasim itu. Tuan Mo dan Mo Qing Shan saling memandang. Mo Qing Shan merasa bahwa sesuatu akan terjadi, tapi tuan Mo mengingatkannya untuk tidak perlu khawatir. “Ayah pergi dulu.” Kata tuan Mo seraya menepuk pundak Mo Qing Shan. Mo Jianyu dan Kaisar Chen pernah bersahabat tetapi semenjak kejadian bertahun-tahun silam, kejadian dimana Kaisar Chen mengkhianati Mo Jianyu dan Liu Qingge, hubungan mereka tidak lagi sama. Hanya ada hubungan antara pejabat dan tuannya, itulah hubungan antara Mo Jianyu dan Kiasar Chen sekarang. Keduanya tidak pernah bercengrakama dan hanya bertemu dalam acara-acara khusus yang memang hanya diperuntukkan untuk Kaisar dan abdinya. Mo Jianyu memasuki istana kaisar dengan Kepala Kasim yang memimpin jalannya. Begitu dia tiba dia aula, dia langsung memberi hormat pada Kaisar Chen yang pada saat itu memang sedang duduk di singgasananya. “Pejabat yang rendah ini menyapa Yang Mulia.” Kata Mo Jianyu. Kaisar Chen pertama-tama menyuruh Kepala Kasim yang melayaninya beserta para pelayan yang lain untuk meninggalkan aula. Dan kini, hanya ada Mo Jianyu dan Kaisar Chen di dalam aula itu. “Duduklah.” Kata Kaisar Chen. Mo Jianyu duduk, dia tidak mengangkat kepalanya dan menolak untuk melihat Kaisar Chen. Dia berkata, “terima kasih Yang Mulia.” “Sudah lama sekali…, sebenarnya aku ingin mengundangmu kemari sejak lama. Ya, tapi itu bahkan baru bisa terlaksana hari ini.” Kaisar Chen berbicara dengan santai seola-olah dia dan Mo Jianyu tidak pernah terlibat masalah. Mo Jianyu diam dan tidak memberikan tanggapan. Baru saat itulah Kaisar Chen melanjutkan ucapannya, “putramu, tadi itu putramu kan? Dia sudah besar, apakah dia seusia dengan Chen Wang?” Kaisar Chen berbicara hal-hal ringan dan itu membuat Mo Jianyu merasa tidak nyaman. Dia merasa bahwa tidak seharusnya Kaisar Chen bersikap seolah-olah mereka akrab karena di mata Mo Jianyu, Kaisar Chen tidak lebih daripada seorang Kaisar tirani yang telah mengorbankan nyawa sahabatnya demi tahta. “Saya kurang tahu Yang Mulia.” Jawab Mo Jianyu. Kaisar Chen tersenyum kecut, “putrimu…” Mo Jianyu membeku saat Kaisar Chen menyebutkan Mo Qi Yue. “Dia hampir saja menjadi Wangfei. Jika saja Chen Wang tidak membatalkan pertunangan itu, maka kita pasti akan menjadi besan. Tapi sayang itu batal.” Kaisar Chen menghela napas seakan-akan apa yang baru saja dikatakannya itu adalah sebuah penyesalan. “Semuanya sudah terjadi dan telah digarisnya oleh langit. Kita tidak bisa menyesalinya lagi.” Kata Mo Qing Shan. Kaisar Chen menatap Mo Jianyu dan berkata dengan suara serak, “lalu bagaimana denganmu? Apakah kau masih menyesali masa lalu yang telah terjadi? Dan menurutmu, haruskah aku menyesalinya?” Mo Jianyu akhirnya mengangkat kepalanya. Tatapannya bertemu dengan tatapan Kaisar Chen, dia menjawab, “semua itu tergantung pada pribadi seseorang Yang Mulia. Bagi saya sendiri, saya sangat menyesal karena saya tidak bisa menyelamatkan kedua sahabat saya. Dan bagi Yang Mulia, pertanyaan itu seharusnya Yang Mulia tanyakan pada diri Yang Mulia sendiri dan bukannya pada pejabat yang rendah ini.” Kaisar Chen berkata. “Aku tidak memiliki pilihan dan semuanya sudah terjadi. Aku akui aku memang salah, tapi bisakah aku mengembalikan waktu? Kau dan Liu Qingge…” “Setiap manusia memiliki pilihan Yang Mulia, tidak ada satu orang pun yang tidak memiliki pilihan. Dan sahabat saya, Liu Qingge, tolong biarkan dia beristirahat dengan tenang, jangan sebut namanya lagi dan jangan libatkan dia.” Mo Jianyu dengan bersungguh-sungguh berkata, “saya mohon dengan sangat pada Yang Mulia.” Kaisar Chen terdiam dan tidak lagi menanggapi. Suasana di aula istana kaisar menjadi hening. Barulah selang beberapa menit, Kaisar Chen berkata, “jika saja kalian mau mendukungku, maka aku tidak perlu kehilangan kalian berdua. Dan Liu Qingge…., dia tidak akan mati mengenaskan.” Mo Jianyu mencengkeram erat jubahnya, dia ingin sekali mengatakan sesuatu, tapi dia tahu bahwa dia tidak bisa. Jadi dia hanya bisa diam dan menelan semua emosi yang ingin dia luapkan. “Aku rasa aku telah membuatmu banyak berpikir, kau pasti sibuk. Kau boleh kembali.” Kaisar Chen tersenyum kaku saat dia menyuruh Mo Jianyu untuk pergi dari ruangannya. Mo Jianyu, ayah Mo Qing Shan itu tampak kehilangan semangatnya saat dia berjalan menuju ke ruangannya. Bawahannya yang melihat tuan mereka tampak linglung juga tidak berani bertanya. Barulah saat pintu tertutup, di sebuah ruangan yang penuh dengan buku, Mo Jianyu menangis. Pria paruh baya itu teringat akan sahabatnya, Liu Qingge, yang telah meninggal tidak adil. “Bagaimana caraku menghadapimu kelak Qingge? Aku sangat malu padamu, aku bersalah dan aku berhutang padamu?! Kenapa aku tidak bisa seberani dirimu? Kenapa?! Aku hanya pengecut. Maafkan aku.” Tuan Mo yang selalu tegas kini terlihat begitu rapuh saat dia menangis tersedu-sedu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN