Di toko herbal obat Mo Qi Yue, Luoyang.
Di ruangannya, Mo Qi Yue tengah duduk sembari menuliskan catatan pemasukan bulanan yang diterima toko herbalnya. Dan sebagai toko herbal terbesar, toko obat herbal yang berada di Luoyang itu juga berfungsi sebagai tempat pelaporan dari beberapa toko cabang yang tersebar di berbagai kota.
“Nona, dimana kertas-kertas ini harus diletakkan?” Apa yang dipegang oleh Tong Nian itu sebenarnya bukanlah kerta melainkan gulungan-gulungan catatan yang telah diperiksa oleh Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue menujuk ke sebuah lemari, “disana saja, kau bisa menyusunnya sesuai warna kan?”
Tong Nian mengangguk penuh semangat, “tentu saja nona.”
Ketukan pintu tiba-tiba terdengar dari luar. Saat Mo Qi Yue menyuruh si pengetuk pintu masuk, paman Wang, si pekerja senior toko obat herbal itu tersenyum. Mo Qi Yue mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara lembut, “paman, apakah ada sesuatu?”
“Itu nona, di lantai bawah, ada pemuda yang sedang menunggu nona.” Kata pelayan paruh baya itu.
Mo Qi Yue tahu bahwa pemuda itu bukanlah Mo Qing Shan atau Mo Nian Zhen karena paman Wang sendiri mengenali mereka. Tapi siapa? Apakah itu Chen Wang?
Tong Nian menatap Mo Qi Yue, “nona, mungkinkah Wangye datang lagi?”
“Aku tidak tahu.” Mo Qi Yue mengalihkan pandangannya pada paman Wang seraya berkata, “apa yang dia katakan paman?”
“Dia mengatakan bahwa dia hanyalah teman lama yang ingin bertemu dengan nona.” Balas paman Wang itu.
Mo Qi Yue tidak memiliki banyak teman, dia hanya memiliki beberapa teman yang dia kenal ketika dia masih bersekolah di sekolah rakyat dulu. Tapi Mo Qi Yue sendiri tidak bisa mengingat siapa saja mereka, karena pada dasarnya dia tidak memiliki sesuatu yang bisa disebut sebagai teman dekat.
“Aku akan menemuinya.” Kata Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue turun ke lantai dasar bersama dengan Tong Nian. Dan karena pada saat itu toko sedang ramai, dia tidak bisa mengetahui siapa sosok yang ingin bertemu dengannya itu. Barulah saat paman Wang menunjuk ke sebuah arah dimana ada seorang pria dengan postur tinggi, Mo Qi Yue akhirnya menyadarinya, namun dia masih belum tahu siapa pria itu. Pria itu menghadap ke dinding, jadi dia tidak bisa melihat rupanya.
“Ehem, tuan ini…” Mo Qi Yue menyapa pria itu dengan ragu-ragu.
Pria itu berbalik, dia tersenyum dan dia terlihat tampan. Penampilan pria itu memperlihatkan bahwa dia adalah pria dari keluarga bangsawan. Tapi apakah Mo Qi Yue benar-benar mengenalnya?
“Mo Qi Yue,” pria itu tersenyum saat dia menyapa Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue masih sediki kebingungan, dia lupa pada orang yang kini tengah berdiri di depannya itu. Pria itu mengerutkan keningnya, “ini aku Zhou Meng. Apakah kau lupa padaku? Kita bersekolah di sekolah rakyat yang sama.”
“Zhou Meng?” Mo Qi Yue terihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengingat teman lamanya itu.
“Aku sekarang mengingatmu, tapi…apakah kau benar-benar Zhou Meng? Kau terlihat sangat berbeda. Kau….kau berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan.” Mo Qi Yue tanpa ragu memuji.
Adalah hal yang wajar jika Mo Qi Yue lupa pada teman bernama Zhou Meng itu. Dari apa yang diingat oleh Mo Qi Yue, Zhou Meng adalah sosok anak yang saat itu sangatlah gemuk dengan perut buncitnya. Ya, saat mereka berusia sepuluh atau sebelas, mereka bersekolah di sekolah yang sama. Zhou Meng sendiri adalah teman satu kelas Mo Qi Yue yang terkenal gemuk dan suka memakan makanan manis. Tapi sekarang, pemuda yang berdiri di depannya, itu benar-benar tidak terlihat seperti Zhou Meng dalam ingatan Mo Qi Yue.
“Kau juga, bedanya kau masih sama. Dan kau selalu terlihat cantik dan anggun.” Kata Zhou Meng tanpa malu-malu.
“Kau bisa saja.“ Mo Qi Yue menoleh pada Tong Nian dan berkata, “NianNian, suruh pelayan menyiapkan teh untuk Zhou Meng.”
Tong Nian mengangguk dan segera pergi. Dan Mo Qi Yue segera mengajak Zhou Meng untuk duduk dan mengobrol. Karena Zhou Meng adalah pria dan mereka belum lama bertemu, jadi Mo Qi Yue tidak mau membawanya ke ruangannya. Mereka hanya akan mengobrol di sebuah sudut di toko herbal itu dimana suasana di sana cukup tenang.
Zhou Meng tanpa ragu membuka mulutnya, “bagaimana kabarmu selama ini? Aku mendengar beberapa berita tentangmu, tentang kau dan Chen Wang….”
“Itu berita setahun yang lalu, jangan mengungkitnya lagi.” Kata Mo Qi Yue sembari tersenyum lembut.
Zhou menggaruk tengkuknya seraya berkata. “Aku minta maaf, baiklah, aku tidak akan mengungkitnya lagi.”
“Tidak apa. Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan akhir-akhir ini?” Mo Qi Yue balik bertanya sebagai bentuk rasa sopan.
Zhou Meng mulai bersemangat saat dia berkata, “kau tahu sendiri kan kalau orang tuaku memiliki bisnis. Aku sekarang mulai mengambil bisnis keluargaku. Itu mungkin terdengar tidak cocok untukku kan?”
Mo Qi Yue menggelengkan kepalanya dan menunjukkan ketidaksetujuannya, “jangan berkata seperti itu. Kelurgamu pasti percaya padamu, itulah kenapa mereka memilihmu.”
Zhou Meng mengangguk pelan dan tampak senang dengan ucapan Mo Qi Yue. Sedari dulu hingga sekarang, Zhou Meng memang dikenal sebagai prbadi yang aktif dan ceria. Dan itu masih sama. Mo Qi Yue sendiri tidak merasa terganggu akan fakta itu dan Zhou Meng juga tidak membuatnya terganggu.
Teh yang dibawa oleh Tong Nian akhirnya datang. Gadis itu meletakkan teh di atas meja sebelum akhirnya berdiri sedikit lebih jauh dari Mo Qi Yue.
“Minumlah,” Mo Qi Yue menawarkan.
Zhou Meng meneguk teh itu tanpa ragu-ragu. Dia meletakkan cangkirnya di atas tatakan dan mulai membuka mulutnya lagi, “aku ingat kau memiliki adik, dimana dia sekarang?”
“ShanShan sekarang bekerja di istana. Dia ikut ujian kekaisaran yang diadakan beberapa waktu yang lalu dan dia dinyatakan lolos.” Jawab Mo Qi Yue.
Tong Nian sangat mengagumi tuan muda Mo, jadi dia secara tidak sengaja membuka mulutnya dan berkata, “tuan muda kami sangat hebat. Dia bahkan lolos Ujian Kekaisaran sebagai ZhuangYuan.”
“Benarkah?” Zhou Meng juga tampak bersemangat. Dia tidak memiliki masalah dengan Mo Qing Shan, jadi dia tidak membencinya, “aku ingat dulu dia selalu mengikutimu Qi Yue. Dia akan selalu ada di sampingmu dan melindungimu jika ada anak-anak nakal yang akan mengganggumu.”
Tong Nian kembali membuka mulutnya, “begitu pun sekarang. Tuan muda kami sangat menyayangi nona.”
“NianNian,” Mo Qi Yue sedikit menegur Tong Nian.
Tong Nian sedikit malu, “maafkan NianNian nona.”
Setelah bercakap-cakap dan bercerita cukup lama, Zhou Meng akhirnya pergi. Bahkan sebelum dia keluar dari toko obat herbal itu, dia mengatakan bahwa dia akan kembali menyapa Mo Qi Yue. Mo Qi Yue sendiri tidak keberatan dan memberikan anggukannya.
Ketika hari hampir malam, Mo Qi Yue kembali ke Fu-nya. Dan karena terlalu sibuk bekerja, kini Mo Qi Yue tidak lagi membantu urusan di dapur. Nyonya Mo sendiri juga melarangnya karena dia takut jika Mo Qi Yue akan jatuh sakit karena terlalu lelah bekerja.
“Ibu, herbal-herbal yang baru saja datang akan didistibusikan di toko-toko cabang. Yue’er akan memberikan rinciannya pada ibu nanti.” Kata Mo Qi Yue pada ibunya.
Nyonya Mi menepuk punggung tangan Mo Qi Yue dengan lembut seraya berkata, “kau telah bekerja keras putriku, lihatlah dirimu, kau terlihat kurus. Berat badanmu turun kan?”
“Tidak apa-apa ibu. Aku senang melakukannya.” Kata Mo Qi Yue.
Mo Qing Shan yang baru saja datang bergabung dengan mereka. Dia duduk di samping ibunya dan kembali bersikap manja. Wajah garang Mo Qing Shan sewaktu berada di Aula istana kini telah sepenuhnya lenyap, kini hanya ada sikap manja tuan muda Mo.
“Apa yang kalian bicarakan?” Tanya Mo Qing Shan yang penasaran.
Nyonya Mo membelai kepala putranya seraya berkata, “kami membicarakanmu.”
Mo Qing Shan memberikan “oh” nya dan tidak mengatakan apapun lagi. Tapi nyonya Mo masih ingin berbicara dengan Mo Qi Yue. Jadi dia berkata, “Qi Yue, maafkan ibu karena membahas hal ini lagi denganmu. Ibu tahu kau hanya ingin sendiri untuk saat ini. Tapi ibu juga khawatir padamu. Kau membutuhkan pendamping, apakah kau tidak memiliki seseorang yang kau sukai?”
Mo Qing Shan segera mengangkat kepalanya, dia tidak lagi bersandar pada bahu ibunya dan malah menatap nyonya Mo dengan tatapan ganas.
“Untuk saat ini…, Yue’er belum bisa memastikan hal itu ibu.” Jawab Mo Qi Yue.
Mendengar jawaban Mo Qi Yue, Mo Qing Shan tersenyum dan merasa sedikit lega.
“Nyonya, sebenarnya tadi ada pemuda tampan yang datang ke toko. Dia berbicara dengan nona cukup lama.” Tong Nian yang juga sedang berada disana akhirnya memberikan kesaksiannya.
“Tong Nian, ada apa denganmu?! Hari ini kau sangat jahil padaku.” Mo Qi Yue tidak marah, tapi dia merasa bahwa pelayan kecilnya itu cukup aktif berbicara belakangan ini.
“Siapa itu?” Bahkan sebelum nyonya Mo bertanya, Mo Qing Shan sudah terlebih dahulu bertanya.
Mo Qi Yue menjawab dengan penuh semangat. “Kau pasti mengenalnya ShanShan. Dia Zhou Meng, dia teman kita sewaktu kecil.”
Mo Qing Shan terlihat tidak suka. Dia melipat tangannya dan mencoba mengingat siapa Zhou Meng itu. Barulah setelah beberapa saat berlalu, Mo Qing Shan mengingatnya.
“Dia, bukankah dia bocah gemuk yang selalu mendapat julukan babi?” Kata Mo Qing Shan.
Nyonya Mo menepuk punggung putranya dan menasehati, “Qing Shan! Jangan berkata seperti itu!”
Mo Qing Shan mengangkat bahunya dan berkata dengan santai, “apa yang salah? Itu memang kenyataannya dan itulah yang aku ingat dari dirinya.”
“Dia tidak sama seperti dulu lagu ShanShan. Ketika kau melihatnya nanti, kau pasti akan terkejut.” Timpal Mo Qi Yue.
Nyonya Mo mengangguk setuju, “Tong Nian saja berkata bahwa dia tampan, jadi dia pasti memang tampan. Apakah dia bekerja di suatu tempat sehingga dia pergi untuk menemuimu Yue’er?
Mo Qi Yue menggelengkan kepalanya, “dia menjalankan bisnis keluarganya ibu. Keluargnya adalah seorang pedagang dan mereka sering mengirim sutra ke negara-negara tetangga. Itu yang Zhou Meng katakan padaku.”
Mo Qing Shan, “…..”
Nyonya Mo mengangguk, “itu bagus sekali. Sangat jarang ada pemuda yang mau mengambil alih bisnis keluarga. Dan ibu rasa Zhou Meng ini memiliki bakat dalam berdagang.”
“Apa maksud ibu? Aku bukannya tidak mau mengambil alih bisnis keluarga kita. Aku adalah seorang pejabat dan aku sangat sibuk.” Mo Qing Shan membela dirinya.
“Putraku, apakah ibu menyinggungmu?” Nyonya Mo dan Mo Qi Yue terkekeh saat mereka melihat ekspresi Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan masih belum bisa melepaskan pembicaraan antara Mo Qi Yue dan ibunya yang membahas tentang Zhou Meng. Pikirannya kini benar-benar telah terbagi ke dalam beberapa sektor. Sebagai seorang pejabat, Mo Qing Shan harus memikirkan permasalah perompak Jiangnan, dia juga tengah mengusut kasus di masa lalu untuk membersihkan nama baik klan Liu. Dan kali ini, beban pikirannya bertambah setelah dia tahu bahwa ada pria yang ingin mendekati Mo Qi Yue.
Jika saja itu Chen Wang, maka Mo Qing Shan mungkin bisa mengurusnya. Chen Wang telah memiliki tunangan dan walau pun pangeran kekaisaran itu acap kali datang pada Mo Qi Yue, tapi faktanya dia akan segera menikah. Tapi Zhou Meng ini, dia baru saja muncul dan hanya mendengar ceritanya saja, ibu Mo Qing Shan terlihat sangat menyukai pria itu.
“Ibu pasti berniat menjodohkan Liu Ru Shi dengan si babi itu. Aarghh, sial sekali. Aku bahkan tidak bisa bertindak apa-apa.” Mo Qing Shan tidak konsentrasi saat dia harus menulis laporan kerjanya.
Hanya ada satu orang yang bisa membantu tuan muda Mo. Dan orang itu adalah….
“Xu Jia!!” Teriakan Mo Qing Shan membuat Xu Jia langsung masuk ke dalam ruangan pribadi Mo Qing Shan.
Xu Jia, “saya disini tuan muda.”
“Mulai besok, pergilah ke toko herbal bersama Jiejieku. Kau harus memastikan bahwa tidak ada seorang pria pun yang mendekatinya. Jika kau melihat pria yang tampak seperti babi…” Mo Qing Shan menggelengkan kepalanya, “tidak, tidak, kata Jiejieku dia tidak lagi terlihat seperti babi dan dia tampan. Bagaimana caraku menjelaskannya jika aku sendiri bahkan tidak tahu tampang Zhou Meng itu!”
Xu Jia lebih terlihat kebingungan, “….”
“Lupakan saja, kau boleh keluar.” Mo Qing Shan berkata sembari melambai-lambaikan tangannya.
Xu Jia belum melewati ambang pintu dan Mo Nian Zhen masuk. Mo Nian Zhen menatap bayangan Xu Jia yang berlalu, pemuda itu keheranan.
“Ge, ada apa dengannya? Xu Jia sepertinya kebingungan?” Mo Nian Zhen dengan sembarangan duduk, “dan kau sepertinya lebih kebingungan. Apa sesuatu telah terjadi?”
“Tidak ada,” Mo Qing Shan terlihat acuh tak acuh.
Mo Nian Zhen tentu saja tidak datang untuk bergosip, dia datang karena dia memiliki maksud lain. Pemuda itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah sapu tangan dari pakaiannya dan memberikannya pada Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan menatap Mo Nian Zhen dengan kebingungan, “apa maksudnya ini?”
“Gongzhu menyuruhku untuk memberikannya padamu.” Mo Nian Zhen menghela napas tanpa daya.
Mo Qing Shan memarahinya, “apakah kau tidak bisa berhenti menjadi pesuruhnya? Kau adalah pejabat Departemen Kehakiman, kenapa kau malah lebih suka menjadi pesuruh Chen Ai Lin?!”
“Bawa kembali sapu tangan ini, aku tidak mau menerimanya. Aku sudah punya banyak dan itu semua buatan Jiejie-ku!” Kata Mo Qing Shan tanpa ampun.
Mo Nian Zhen memang telah menjadi pesuruh Chen Ai Lin dan parahnya dia tidak bisa menolah gadis itu untuk tidak membodohinya. Chen Ai Lin akan selalu mengatakan kata-kata yang memojokkan Mo Nian Zhen dan Mo Nian Zhen terlalu bodoh untuk bisa melawan.
“Ge, aku dengar seorang teman lama Qi Yue jiejie datang menemuinya, apakah itu benar?” Mo Nian Zhen juga telah mendengar hal ini, jadi dia dengan hati-hati bertanya.
Mo Qing Shan melepaskan kuasnya dan segera berkata pada Mo Nian Zhen, “apa yang dilakukan semua orang? Kenapa kalian semua bisa tahu?! Berita menyebar sangat cepat!”
Dari ekspresi Mo Qing Shan, Mo Nian Shen tentu saja bisa menebak bahwa kakak sepupunya itu merasa tidak nyaman akan fakta ini. Mo Qing Shan sendiri penasaran, hal apa yang akan dilakukan Mo Qing Shan untuk menangani masalah ini. Dia tidak mungkin akan membiarkan Mo Qi Yue menemui pria lain kan?!
“Hehehe, para pelayan menbicarakannya. Aku juga tidak sengaja mendengar paman dan bibi membahas hal ini.” Mo Nian Zhen berbisik, “Qi Yue jiejie mungkin akan menikah dalam waktu dekat ini ge.”
“…..” Mo Qing Shan tidak mengatakan apapun, tapi tatapannya yang mematikan menyapu Mo Nian Zhen.
Mo Nian Zhen, “hehehehe, aku hanya bercanda.”
“Kau…, Departemenmu sepertinya tidak terlalu sibuk? Kalian pasti telah mendengar berita tentang perompak Riben yang kembali membuat ulah kan?” Mo Qing Shan berkata tanpa menoleh pada Mo Nian Zhen.
Mo Nian Zhen mengambil biji melon yang ada di meja dan mengigitnya, “itu benar. Kepala Departemen kami juga bercerita tentang perdebatan antara Putra Mahkota Chen Ren Jun dengan Chen Wang.”
Mo Qing Shan, “Departemen Kehakiman seharusnya mendukung kami. Putusan Kaisar harus segera dikeluarkan.”
“Ya, tapi aku masih belum bisa mencapai tahap itu. Kami tidak mau terlalu ikut campur. Maksudku itu Kepala Departemen kami, dia adalah orang yang enggan untuk terlibat masalah.” Timpal Mo Nian Zhen.
Tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat. Hanya ada suara Mo Nian Zhen yang mengunyah biji melon dan suara lembut dari sapuan kuas milik tuan muda Mo.
“ZhenZhen, alih-alih melakukan hal tidak berguna dengan membujukku untuk menyukai Chen Ai Lin, kenapa tidak kau saja yang mengejarnya?” Mo Qing Shan menyangga dagunya dengan kedua tangannya, “kalian benar-benar terlihat baik bersama.”
“Hah! Dia bukanlah wanita ideal ku. Ge, aku memiliki beberapa kriteria dalam memilih wanita.” Mo Nian Zhen menjelaskan, “aku ingin wanita yang lemah lembut, yang baik, pintar memasak, dan juga pintar menyulam. Jika aku harus memberikan contoh, maka Qi Yue Jiejie akan menjadi contoh yang ideal.”
Sadar jika dia telah salah berkata, Mo Nian Zhen segera menutup mulutnya. Sementara Mo Qing Shan memelototi adik sepupunya itu tanpa mengatakan apapun.
“Aku hanya mengatakan yang sejujurnya ge hehehhe.” Qing Shan lalu mundur secara perlahan dan meninggalkan Mo Qing Shan.
*/
Tanggal pernikahan antara Song Zhi Rou dan Chen Wang telah ditetapkan. Tapi Chen Wang samasekali tidak peduli. Yang dia pedulikan untuk saat ini adalah masalah perompak di Jiangnan dan juga Mo Qi Yue yang kemungkinan besar bukanlah saudari kandung Mo Qing Shan. Lebih daripada itu, rasa penasarannya terhadap alasan kenapa ayahnya bisa sangat terobsesi dengan klan Mo tumbuh semakin besar di benaknya.
“Wangye, ada laporan darurat.” Jiang Xianji masuk untuk memberikan sebuah gulungan pada Chen Wang.
Jiang Xianji menjelaskan, “surat ini dikirim melalui merpati pos. Itu dari Jiangnan.”
Chen Wang segera menghentikan lamunananya dan fokus membaca isi surat itu. Dahi Chen Wang berkerut saat dia membaca. Apa isi surat itu?
“Kita akan ke istana sekarang.” Kata Chen Wang.
Hari sudah malam, tapi Chen Wang masih enggan melepaskan permasalahan di Jiangnan. Dia segera pergi ke istana begitu dia mengetahui bahwa perampok Riben yang beraksi di Jiangnan menjadi semakin merajalela.
Sesampainya di istana…
“Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia.” Kata Chen Wang pada Kepala Kasim.
“Maaf Wangye, tapi sepertinya Yang Mulia telah beristirahat. Ini sudah larut sekali. Sebaiknya Wangye kembali besok saja.” Kata Kepala Kasim.
Chen Wang masih belum bisa tenang. Surat yang diterimanya itu telah membuat jiwa perlawanan dalam diri Chen Wang menggebu-gebu.
“Aku harus ke Jiangnan,” gumam Chen Wang.
Chen Wang tidak lantas kembali ke Wangfunya. Dia dengan langkah terburu-buru pergi ke kantornya yang ada di kantor militer istana. Selalu ada penjaga disana, jadi kantor militer tidak pernah sepi. Terlebih lagi akan ada beberapa tentara yang memang tinggal di istana untuk bertugas.
“Adikku,” sapaan ini terdengar saat Chen Wang baru saja melewati gerbang kantor militer. Chen Wang menoleh dan dia mendapati kakaknya, Putra Mahkota Chen di belakangnya.
Chen Ren Jun terlihat mengenakan mantel tebal, dia mungkin kedinginan karena udara malam. Wajahnya tampak bersinar di bawah sinar bulan, benar-benar berbeda dengan wajah Chen Wang yang berwarna putih gandum.
“Huang Xiong, apa yang Huang Xiong lakukan malam-malam begini?” Chen Wang bertanya dengan rasa penasaran.
“Aku hanya mencari udara segar. Aku tidak bisa tidur.” Jawab Chen Ren Jun.
Apa yang dikatakan oleh Putra Mahkota Chen itu nyatanya tidaklah benar. Ya, dia telah berbohong. Dia memiliki orang kepercayaan yang telah ditugaskan untuk mengawasi gerak-gerik Chen Wang, jadi mustahil baginya untuk tidak tahu kemana saja adiknya itu pergi.
Chen Wang hanya memberikannya “oh” nya dan tidak berniat tinggal lebih lama lagi karena dia masih harus mengurus beberapa hal. Tapi Putra Mahkota Chen nampaknya masih enggan untuk melepaskan Chen Wang.
“Bagaimana denganmu? Kau datang ke istana malam-malam begini, apa ada sesuatu yang terjadi?” Chen Ren Jun bertanya dengan nada normal seakan-akan dia sedang berbasa-basi.
Chen Wang tidak mau berbohong, jadi dia mengatakan kebenarannya. “Kondisi di Jiangnan rupanya tidak sesederhana yang kita kira. Kita harus segera bertindak. Aku datang untuk menemui ayah, tapi ayah sudah beristirahat.“
Chen Ren Jun tersenyum, “aku bangga padamu. Kau memang sangat berdedikasi. Ehm itu…, sebenarnya aku bisa membantumu.”
Chen Wang tidak pernah suka jika dia harus meminta bantuan dari saudaranya karena dia sendiri tahu bahwa jenis bantuan yang akan diberikan oleh Chen Ren Jun adalah jenis bantuan yang tidak gratis. Ya, ada harga yang harus dibayar.
“Apa maksud Huang Xiong.” Chen Wang bertanya dengan nada curiga.
Chen Ren Jun melangkah sekali dan berkata dengan suara serak. “Aku adalah pemegang stempel yang bisa memberu izin. Jika ayah sedang dalam kondisi darurat, maka aku bisa menggantikannya.“
“Huang Xiong! Aku tidak mungkin melakukan itu!” Chen Wang berkata dengan suara yang lumayan keras.
Chen Wang tersenyum licik. “Lalu apakah kau memiliki opsi lain adikku?”
Chen Wang, “…..”
“Aku akan membantumu jika kau mau menuruti permintaan ayah dan ibu untuk menikahi Sing Zhi Rou. Baik, aku tidak akan menggunakan stempel darurat itu, sebagai gantinya, aku akan berbicara pada ayah. Ayah pasti akan mendengarkanku.” Timpal Chen Ren Jun.
Chen Wang benar-benar tidak habis pikir dengan saudaranya itu. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Chen Ren Jun sehingga dia masih ingi bernegosiasi mengenai hal darurat ini.
“Huang Xiong, tahukah Huang Xiong jika perbatasan kita sedang diincar oleh Riben. Dan Huang Xiong malah ingin menjadikannya sebagai alat tawar menawar? Bukankah itu sedikit keterlaluan?” Chen Wang meledeknya.
Chen Ren Jun mengepalkan tangannya, kini tangan itu membentuk tinju. Dia berbiaik pada Chen Wang. “Jangan terlalu munafik saudaraku. Apakah kau masih belum belajar bagaimana caranya bertahan hidup di istana?”
Chen Wang tidak lagi menanggapi ucapan Chen Ren Jun, sebagai gantinya, dia membungkuk lalu kemudian pergi.
Chen Ren Jun memperhatikan punggung adiknya yang telah bergerak jauh, “aku hanya ingin tahu, apakah kali ini kau akan lepas dari masalah atau tidak? Kau sudah terlalu sering menolak uluran tanganku adikku.”
“Bagaimana dengan Mo Qing Shan dan Mo Jianyu? Apakah kau menemukan sesuatu yang baru tentang mereka?” Chen Wang berbicara tanpa berbalik pada Nan Feng, orang kepercayaannya.
Nan Feng berkata, “tidak ada hal yang baru. Mereka tampak normal dan tidak melakukan sesuatu. Tapi, Mo Qing Shan…dia sepertinya sangat sibuk beberapa hari terakhir Yang Mulia.”
Chen Ren Jun tampak acuh tak acuh saat dia berkata, “dia mungkin sibuk karena masalah perompak ini.”