Young Master Zhou

1812 Kata
Chen Ren Jun sangat mengusahakan agar Chen Wang bisa segera menikah. Dengan begitu, posisinya akan benar-benar aman. Ya, jika Chen Wang masih terlibat dalam urusan pemerintahan dan militer, maka dia akan selalu kalah. Chen Ren Jun sadar jika dia tidak akan pernah bisa menyaingi kemampuan dan kecakapan adiknya dan dia juga tahu bahwa dia tidak bisa menyingkirkan Chen Wang dengan cara yang paling buruk. Hanya dengan menikahkan Chen Wang, Chen Ren Jun bisa membuat Chen Wang tidak bergerak lagi. “Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang mendesak sehingga Wangye datang kemari?” Tentara A yang cukup dekat dengan Chen Wang terlihat terkejut begitu dia melihat atasannya. Chen Wang, “ini darurat, siapkan dua ratus pasukan tentara terbaik. Kita akan ke Jiangnan besok.” Chen Wang telah memutuskan dan dia mau menunggu terlalu lama lagi. Chen Wang tahu jika apa yang akan dilakukannya ini akan membuat ayahnya, Kaisar Chen, murka. Tapi apakah ada rencana yang lebih baik lagi? Keputusan Kaisar mungkin tidak akan ada dalam beberapa hari. Chen Wang juga telah mengenal ayahnya, dia tahu bahwa ayahnya akan selalu menghindari konflik dengan Riben. Walau tidak tahu apa alasannya, tapi Chen Wang masih tidak bisa sepakat akan keputusan ayahnya. “Wangye, apakah Yang Mulia telah memberikan putusannya?” Tentara A itu terlihat ragu-ragu. Chen Wang mengeluarkan token militernya yang bisa dia gunakan untuk memanggil pasukan dan dia memberikannya pada tentara A itu. “Aku akan bertanggung jawab penuh akan hal ini.” */ Mo Qing Shan telah menerima kabar bahwa Chen Wang sudah mulai menggila. Dia tidak bisa membantu tapi diam-diam mengutuk Chen Wang. Jika Chen Wang pergi ke Jiangnan, maka mustahil dia tidak pergi. Dia baru saja kembali dari Chang’an, dan dia akan pergi lagi ke Provinsi yang bahkan lebih jauh. “Wangye,” Mo Qing Shan tiba di kantor militer dengan napas yang tersenggal-senggal. “Masalahnya semakin rumit, benwang tidak bisa menundanya lagi. Kita akan berangkat sekarang juga. Perjalanan ke Jiangnan sangatlah jauh, jadi kita akan pergi tanpa beristirahat.” Chen Wang tidak membiarkan Mo Qing Shan mengeluarkan pendapatnya. Mo Qing Shan hanya bisa setuju. Dia bahkan belum menyelesaikan penyelidikannya dan dia masih was-was akan Zhou Meng yang bisa saja muncul untuk menggoda Mo Qi Yue. Untuk mengatasi hal ini, Mo Qing Shan hanya bisa meminta bantuan Mo Nian Zhen. Ya, Xu Jia sudah sangat sibuk karena dia harus mencari orang yang diam-diam menyalakan dupa di Liu Fu, jadi Mo Qing Shan tidak bisa menyuruhnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Mo Qing Shan pergi ke kantor Departemen Kehakiman untuk mencari Mo Nian Zhen. Begitu Mo Nian Zhen muncul dengan ekspresi gembira, Mo Qing Shan langsung mengatakan niatannya. “Apa?! Gege akan ke Jiangnan?! Apakah Yang Mulia sudah memberikan izinnya?” Tanya Mo Nian Zhen, alisnya dinaikkan sampai hampir terlepas dari wajahnya yang tampan. Mo Qing Shan berkata dengan sungguh-sungguh. “Sepertinya tidak. Tapi untuk kali ini, aku setuju dengan Chen Wang. Masalah ini bukanlah masalah kecil. Ini menyangkut negeri kita.” Mo Nian Zhen tentu saja sangat khawatir. Dia tahu bahwa niatan Mo Qing Shan dan Chen Wang sangat mulia, tapi mereka berdua bisa saja terkena masalah karena kebaikan mereka sendiri. “Aku hanya bisa mengandalkanmu. Aku takut Qi Yue jiejie akan terluka lagi karena pria. Jadi aku mohon padamu, tolong jaga dia sampai aku kembali.” Mo Qing Shan menepuk pundak Mo Nian Zhen seraya berkata, “Zhou Meng mungkin memiliki niatan lain.” Bahkan sebelum Mo Nian Zhen memberikan persetujuannya, dia sudah ditinggal oleh Mo Qing Shan. Pemuda itu hanya bisa menghela napas karena selalu menjadi bahan lelucon oleh Mo Qing Shan dan Chen Ai Lin. Ya, dia selalu menjadi pesuruh yang bahkan tidak memiliki hak untuk menolak. “Aarggh, aku bisa gila.” Mo Nian Zhen mendengus, “kenapa kau tidak jujur saja padaku Qing Shan gege?! Kau pasti takut Qi Yue jiejie jatuh cinta pada pria bernama Zhou Meng itu kan?!” */ Di hari yang sama, Mo Qi Yue kembali kedatangan Zhou Meng. Kali ini pemuda itu tidak datang dengan tangan kosong melainkan ada buah tangan yang dibawanya. Kebetulan saat itu adalah waktu makan siang, jadi dia tinggal untuk mengobrol sekaligus makan siang dengan Mo Qi Yue di salah satu restoran terdekat. “Ini aku bawa saat aku baru saja kembali dari Timur Tengah, aku lupa membawanya kemarin. Kau pasti akan menyukainya. Jangan lupa untuk memakannya Qi Yue.” Kata Zhou Meng sembari tersenyum. Mo Qi Yue mulanya hendak menolak, tapi pada akhirnya dia terap menerima kue itu karena dia takut akan membuat Zhou Meng kecewa. Saat keduanya telah menyelesaikan makan siang mereka, Zhou Meng mengatar Mo Qi Yue kembali ke tokonya namun dia masih enggan untuk pergi. Mo Qi Yue juga tidak bisa mengusir pemuda itu karena beberapa alasan. Jadi dia hanya membiarkan Zhou Meng tinggal di sana. Saat hari sudah beranjak sore, Mo Qi Yue mengemasi semua barangnya dan hendak kembali ke Fu. Dia melihat Tong Nian masuk ke dalam ruangannya dan bertanya, “apakah Zhou Meng sudah pulang?” Tong Nian menggelengkan kepalanya, “belum nona. Tuan muda Zhou masih berada di lantai bawah. Di sepertinya menunggu nona.” Gadis itu, Mo Qi Yue, dia tidak bodoh. Dia bisa tahu bahwa Zhou Meng mungkin telah menaruh perasaan atau dengan kata lain tertarik padanya. Keduanya baru saja bertemu setelah sekian lama, dan frekuensi pertemuan mereka baru dua kali dalam dua hari terakhir. Mo QinYue sendiri merasa itu sedikit cepat. “Ayo kita turun.” Kata Mo Qi Yue. Di lantai bawah, Zhou Meng benar-benar duduk sembari membuat coretan-coretan kecil di sebuah kertas. Begitu dia melihat Mo Qi Yue, pemuda itu segera bangkit dari kursinya dan tersenyum ramah. “Jangan menampar orang yang tersenyum” Itu hanyalah pepatah dan karena itu pula Mo Qi Yue selalu menjaga kata-katanya. Sejujurnya Mo Qi Yue merasa sedikit risih dengan adanya Zhou Meng di tempatnya, tapi pria itu baik, jadi Mo Q Yue tidak mau memberinya kata-kata yang bisa saja menyakiti hati Zhou Meng. “Kau akan kembali sekarang Qi Yue?” Zhou Meng masih tersenyum saat dia bertanya pada Mo Qi Yue. Mo Qi Yue mengangguk seraya memberikan jawaban pada Zhou Meng. Dia kemudian bertanya, “Zhou Meng, kau sendiri kenapa masih di sini? Jangan katakan kalau kau tinggal disini semenjak tadi siang.” Wajah Zhou Meng terlihat memerah dan dia terlihat menggaruk tengkuknya. Pemuda itu mengangguk sekali sebelum akhirnya berkata. “En, aku menunggumu dan berniat untuk mengantarmu pulang.” Mo Qi Yue, “….” Bagaimana caranya si Zhou Meng mengantar Mo Qi Yue? Gadis itu datang dan pulang dengan kereta kuda, lalu apakah Zhou Meng akan menumpang di kereta kuda Mo Qi Yue. “Aku memiliki kusir yang akan mengantarku. Kau tidak perlu repot-repot.” Mo Qi Yue berkata dengan suara lembut. Zhou Meng terdiam dan tidak tahu bagaimana harus melanjutkan percakapan. Di lain sisi, Mo Qi Yue merasa bahwa dia telah menempatkan Zhou Meng dalam posisi yang sulit. Dia sedikit kasihan pada Zhou Meng karena telah membiarkan Zhou Meng menunggu terlalu lama. “Ehm…Zhou Meng, kalau kau tidak keberatan, kau bisa datang ke Fu untuk makan malam. Bagaimana?” Pada akhirnya Mo Qi Yue tetaplah menjadi Mo Qi Yue yang baik hati, yang selalu mampu membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman. Tong Nian segera memeluk lengan Mo Qi Yue dan berbisik, “nona, tuan muda tidak akan suka dengan hal ini.” “Tidak apa-apa, ShanShan pasti akan mengerti.” Balas Mo Qi Yue pada Tong Nian. Zhou Meng terlihat sangat bersemangat saat dia menjawab, “apakah boleh?” “Tentu saja, kau adalah temanku jadi mengapa tidak boleh.” Mo Qi Yue tersenyum ketika dia memberikan jawaban pada Zhou Meng. Mereka akhirnya pergi dari toko herbal milik keluarga Mo. Mo Qi Yue pulang dengan menaiki kereta kudanya sementara Zhou Meng naik kudanya sendiri. Tidak sampai waktu satu jam, mereka akhirnya tiba di Mo Fu. “Silahkan,” Mo Qi Yue dengan sopan membiarkan Zhou Meng masuk ke dalam Fu. Saat itu Mo Nian Zhen tengah bersantai di teras. Dia tampak sedang mengunyah biji melon kesukaannya. Biji melon itu bahkan belum ditelannya saat dia melihat Mo Qi Yue datang dengan seorang pemuda tampan. “Astaga. Demi Tuhan Qing Shan gege akan gila saat dia melihat ini!” Mo Nian Zhen segera berdiri dan berjalan mendekat ke arah Mo Qi Yue. Dia bergumam, “apakah ini si babi yang selalu dibicarakan oleh Qing Shan gege?! Gege ini sangatlah tampan, aku tidak melihat bagian dari dirinya yang mirip dengan babi!” “Jie!” Mo Nian Zhen menghampiri Mo Qi Yue dan menyapanya. Mo Qi Yue, “kau sudah kembali rupanya.” “Ini…,” Zhou Meng tampak ragu saat dia menatap Mo Nian Zhen. Dia nampaknya mengira Mo Nian Zhen sebagai Mo Qing Shan. “Dia adik sepupuku. Dia Mo Nian Zhen.” Mo Qi Yue memperkenalkan keduanya. Dan Mo Nian Zhen secara alami memperkenalkan dirinya. Zhou Meng, “aku Zhou Meng, kau bisa memanggilku dengan sebutan Meng gege.” “Senang berkenalan denganmu Meng ge.” Mo Nian Zhen tersenyum dan sekarang dia benar-benar lupa dengan pesan Mo Qing Shan. Mo Qi Yue mempersilahkan Zhou Meng masuk ke dalam aula, kebetulan di sana ada tuan dan nyonya Mo, jadi Zhou Meng juga memperkenalkan dirinya dengan sopan. Nyonya Mo tampaknya memang sangat menyukai Zhou Meng, wanita itu selalu tersenyum saat dia mendengar Zhou Meng berbicara. “Kau adalah pemuda yang sopan.” Kata nyonya Mo. Tuan Mo sendiri tidak banyak bereaksi. Ekpresinya bahkan terlihat datar dan dia terlihat tidak tertarik. Alasannya sudah sangat jelas, dia tentu saja lebih mendukung putranya. Mo Jianyu berpikiran luas dan dia sangat ingin Mo Qi Yue menjadi putrinya. Meski di atas kertas Mo Qi Yue sudah menjadi putrinya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa gadis itu tidak memiliki ikatan darah dengannya. Mo Jianyu bahkan telah memiliki ketakutan jika Mo Qi Yue akan meninggalkannya jika dia tahu identitas aslinya. “ZhenZhen, dimana ShanShan? Kenapa dia belum juga kembali? Apakah ada sesuatu yang penting di istana?” Tanya Mo Qi Yue. Mo Nian Zhen hampir melupakan Mo Qing Shan. Dia terlalu banyak berpikir sehingga dia lupa untuk mengatakan bahwa Mo Qing Shan telah pergi ke Jiangnan. “Dia pergi ke Jiangnan bersama Wangye dan dua ratus tentara lainnya.” Kata Mo Nian Zhen, “maaf karena aku lupa memberitahu kalian.” Tuan Mo adalah orang yang paling terkejut. Dia tahu betul bahwa Kaisar Chen belum memberikan keputusannya. Dan jika putranya ikut pergi ke Jiangnan, putranya mungkin akan terkena masalah. “Apakah Kaisar memberikan perintahnya? Mo Qing Shan pasti mengatakan sesuatu padamu kan Nian Zhen?!” Tuan Mo nyaris gila. Mo Nian Zhen mengigit bibir bawahanya dan berkata dengan ekspresi muram. “Aku rasa mereka pergi atas keinginan mereka sendiri. Qing Shan gege berkata bahwa kondisi di Jiangnan sudah tak terkendali, para perompak semakin berani memasuki wilayah laut kita, jadi….” Tuan Mo menghela napas saat nyonya Mo berusaha menenangkannya. Tuan Mo berkata, “anak itu!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN