Jiangnan Journey 1

3720 Kata
Pada akhirnya tuan Mo tidak bergabung bersama yang lainnya untuk makan malam. Dia pergi ke ruang kerjanya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sementara Mo Qi Yue dan yang lainnya masih belum mengerti hal semacam apa yang akan menimpa Mo Qing Shan nantinya, jadi dia meminta Mo Nian Zhen untuk memberinya penjelasan. “Dari apa yang aku dengar, Yang Mulia Kaisar belum memberi putusannya, dan Chen Wang bahkan telah memimpin pasukannya menuju ke Jiangnan.” Mo Nian Zhen mencoba menjelaskan apa yang dia pahami, “jadi dengan kata lain, mereka pergi tanpa adanya izin dari Yang Mulia. Mereka mungkin akan dihukum setelah ini.” Mo Qi Yue terdiam, dia masih menjaga ketenangannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hatinya resah dan khawatir. Kemarahan Kaisar Chen akhirnya benar-benar meluap. Dia tahu bahwa Chen Wang telah melanggar ucapannya saat Chen Ren Jun datang untuk melapor. Putra Mahkota Chen tentu saja tidak akan melewatkan hal ini. Dia akan menjadikan kesalahan yang dilakukan oleh adiknya sebagai perisai untuk membuat kepercayaan Kaisar Chen pada Chen Wang luntur secara perlahan. Kaisar Chen memijat pelipisnya seraya berkata dengan suara yang sedikit kesal. “Kau tahu akan hal ini, tapi kenapa kau tidak menghalanginya?!” “Maafkan putra ini ayah. Tapi Chen Wang, siapa yang bisa menghalanginya. Dia bahkan telah berani mendahului keputusan ayah dan menyalahgunakan otoritasnya.” Chen Ren Jun berusaha bersikap tenang saat dia bekata, “tapi ayah tidak perlu terlalu khawatir. Saya telah mengirimkan orang kepercayaan saya untuk mengejar Wang Shu. Jika Wang Shu mau mendengarkannya, maka semuanya masih bisa terkendali.” */ Pasukan tentara yang bergerak menuju ke Jiangnan berkuda tanpa berhenti. Separuh perjalanan telah terlampau, namun saat salju tiba-tiba turun, mereka terpaksa harus berhenti selama beberapa jam untuk membeli beberapa pakaian hangat untuk digunakan. “Apakah sudah waktunya salju turun?” Mo Qing Shan bertanya pada dirinya sendiri. Chen Wang telah memakai mantel bulu dengan bulu rubah di sekitar lehernya, “udara memang sudah dingin dalam beberapa bulan belakangan ini.” Mo Qing Shan melihat fitur samping Chen Wang yang berdiri di sampingnya. Dia tidak bahkan lupa untuk memberi hormat dan banya berkata, “bagaimana jika Yang Mulia Kaisar tahu kita bergerak tanpa menunggu persetujuannya?” “Dia tentu saja akan marah.” Chen Wang berkata tanpa ekspresi, “dan dia sekarang pasti sudah tahu. Aku hanya tidak mengerti kenapa ayahku harus berpikir terlalu lama hanya untuk mengambil keputusan ini.” Jika yang menjadi alasan Kaisar Chen adalah karena hubungan persahabatan, maka itu terdengar tidak masuk akal. Dari apa yang diketahui oleh Chen Wang dan juga mungkin diketahui oleh Mo Qing Shan, hubungan negara mereka dengan Riben tidaklah terlalu dekat tapi juga tidak berseteru. Jika alasan lainnnya adalah karena Kaisar Chen takut pada armada angkatan laut Riben, maka Chen Wang ingin sekali memberikan bukti pada ayahnya bahwa pasukan mereka juga tidak kalah tangguhnya. “Kenapa? Apakah tuan muda Mo mulai getar? Apakah kau takut?” Chen Wang berbalik untuk melihat Mo Qing Shan. Angin menerpa wajahnya yang tampan dan membuat bulu-bulu rubah di mantelnya menari-nari. “Tidak.” Jawab Mo Qing Shan tanpa ragu, “saya menerima tugas dari Wangye dan langsung mengiyakannnya, bukannya saya sembrono. Apa yang saya lakukan ini karena saya yakin pada hati nurani saya sendiri. Jadi untuk apa saya takut?” Sudut bibir Chen Wang melengkung membentuk senyuman ringan. Dia berkata, “tahukah kau Mo Qing Shan, aku tidak benar-benar tidak menyukaimu. Hanya saja kau sedikit menyebalkan. Sulit untuk mengatakannya, tapi aku rasa…aku rasa kau dan aku memiliki kemiripan.” Begitu menyelesaikan ucapannya yang ambigu itu, Chen Wang berbalik dan pergi meninggalkan Mo Qing Shan yang masih terpaku di tempatnya. Dia tampak terkejut dengan ucapan yang baru saja dikatakan Chen Wang padanya itu. “Siapkan diri kalian, kita akan melanjutkan perjalanan!” Teriakan Komandan pasukan terdengar dari kejauhan. Mo Qing Shan bergegas pergi ke kudanya, dia bergumam pada dirinya sendiri. “Kau juga tidak terlalu menyebalkan.” Pasukan berkuda atau kavaleri yang berangkat menuju Jiangnan adalah pasukan yang terdiri dari sua ratus tentara pilihan. Bahkan saat hawa dingin menyembur dan menanpar mereka, mereka masih tidak gentar. Tapak kaki kuda mereka bak nyanyian di musim dingin, mencipatakan suara serempak yang menunjukkan kekompakan. Perjalan mereka masih jauh, tapi mereka tidak pernah merasa lelah. Di lain sisi, Song Zhi Rou yang selalu memata-matau Chen Wang juga mengetahui bahwa tunangannya itu tengah pergi ke Jiangnan. Hatinya khawatir, jadi dia pergi ke Permaisuri Rong Yan untuk meminta saran. “Kau memang yang paling peduli pada Wang Shu. Memilihmu sebagai calon istrinya memang hal yang benar.” Pujian melayang dari mulut Permaisuri Rong Yan. Song Zhi Rou menyukai pujian, tapi untuk kali ini dia nampak tidak peduli dengan pujian itu. Dia bertanya, “wangye mungkin saja akan dihukum.” “Bukan mungkin lagi, itu sudah pasti.” Permaisuri Rong Yan berkata tanpa ekspresi, “dia dan pasukannya akan dihukum berat karena ini.” Melihat ketenangan Permaisuri Rong Yan, Song Zhi Rou menyadari bahwa ibu Chen Wang itu memiliki solusi atas permasalahan ini. “Lalu, adakah cara untuk mengatasi hal ini Yang Mulia? Zhi Rou benar-benar tidak tega jika harus melihat Wangye dihukum.” “Aku memiliki cara yang dapat menguntungkan pihak kita.” Permaisuri Rong Yan menjelaskan, “aku akan menjadikan pernikahan kalian sebagai syarat. Chen Wang sangat mengasihi pasukannya, jadi dia tentunya akan mengambil tanggung jawab penuh atas apa yang dia lakukan. Tapi Kaisar tidak seperti itu.” Ya, Kaisar harus menjaga nama baik keluarganya. Dia mungkin akan menghukum putranya, tapi ingatlah bahwa darah lebih kental daripada air. Kaisar Chen lebih suka mengobarkan nyawa pasukannya daripada nyawa putranya. Jadi dia tidak akan bertindak esktrim pada Chen Wang. “Pernikahanmu akan menjadi syarat para pasukan Chen Wang agar tidak dihukum. Aku yakin dengan ini Chen Wang akan menyetujui pernikahannya denganmu.” Timpal Permasuri Rong Yan. Jelas sudah bahwa Permaisuri Rong Yan ingin memanfaatkan hal ini. Dia bahkan merasa bahwa rencananya kali ini akan berakhir dengan kesuksesan. */ Jiangnan, sehari kemudian… Pasukan kavaleri tiba di Jiangnan di saat sore hari. Di sana, salju telah turun lebih deras. Bahkan udara di Jiangnan jauh lebih dingin, itu karena Provinsi itu dikelilingi oleh laut dan merupakan daerah perbatasan. Kehadiran Chen Wang dan pasukannya tentu saja disambut hangat oleh Gubernur Jiangnan. Orang nomer satu di Jiangnan itu bernama Xu Guang Xi, dia adalah pria yang terlihat berusia sekitar tiga puluh lima atau tiga puluh tujuh. “Wangye, maafkan saya kerena tidak mempersiapkan jamuan untuk Wangye dan pasukan Wangye.” Xu Guang Xi dengan nada sopan berbicara, “sejujurnya kami tidak tahu jika Wangye akan tiba secepat ini. Mohon hukum saya karena lalai.” “Jangan terlalu terbebani Gubernur Xu, benwang datang kemari bukan untuk berpesta. Untuk apa mengadakan perjamuan? Benwang dan orang-orang benwang ini datang karena kami ingin mendiskusikan sekaligus mengambil tindakan apa yang harus kita lakukan pada perompak Riben itu.” Kata Chen Wang. Xu Guang Xi untuk sesaat terlihat mengagumi pangeran kekaisaran itu. Dia hanya mendengar bahwa Chen Wang adalah orang yang tegas dan mumpuni, dan kini dia telah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. “Terima kasih Wangye. Terima kasih karena Wangye masih mau mendengar keluhan rakyat Jiangnan.” Kata Xu Guang Xi seraya menangkupkan kedua tangannya. Rapat akan diadakan keesokan harinya karena para tentara juga sudah kelelahan. Xu Guang Xu secara khusus menyewa sebuah penginapan untuk Chen Wang dan anak buahnya. Itu bukanlah penginapan yang mewah, tapi Chen Wang samasekali tidak peduli. Mo Qing Shan tidak langsung pergi untuk beristirahat, dia tengah berdiri di teras lantai dua penginapan saat Chen Wang datang menghampirinya. “Kau belum tidur?” Tanya Chen Wang. Mo Qing Shan secara refleks membungkuk, “belum Wangye. Saya ingin menghirup udara segar.” Chen Wang berkata sembari menatap kilauan cahaya lampion dari setiap rumah yang ada di bawah. “Ini bukan udara segar, udara di luar dingin. Kau bisa sakit.” Mo Qing Shan berpikir, “apa yang salah dengannya? Kenapa aku berpikir bahwa akhir-akhir ini dia sangat baik padaku? Jangan-jangan dia ingin aku membantunya mendekati Mo Qi Yue. Hmmph, mustahil sekali!” “Apa pendapatmu tentang Gubernur Xu? Aku rasa dia orang yang baik.” Chen Wang berspekulasi. Mo Qing Shan mengarahkan pandangannya jauh ke depan saat dia juga menatap kilauan cahaya lentera. “Saya tidak pandai menilai orang, jadi saya tidak tahu.” Keduanya terdiam dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Chen Wang lalu masuk dan meninggalkan Mo Qing Shan yang masih tinggal di luar. Mo Qing Shan jatuh ke dalam pemikiran yang dalam. Dia pusing memikirkan cara untuk memulihkan nama baik keluarga Liu agar Mo Qi Yue bisa mendapatkan identitasnya lagi. Satu hal yang saat ini menjadi kekhawatiran Mo Qing Shan, dia benar-benar takut tidak bisa melakukan niatannya itu dan membahagiakan Mo Qi Yue. “Jika suatu saat nanti kau mengetahui faktanya, apa yang akan kau lakukan? Akankah kau marah atau kau akan sedih? Jika kau tahu perasaanku yang sebenarnya, apa kau masih mau menerimanya?” Gumam Mo Qing Shan. Keesokan harinya… Di kantor militer Jiangnan, semua pejabat tinggi militer beserta para pejabat pemerintahan telah berkumpul. Mereka semua mengenakan jubah pejabat mereka dan tengah menunggu di dalam aula utama. Xu Guang Xi telah memberikan arahan pada mereka bahwa mereka harus datang di pagi hari dan tidak membiarkan Chen Wang menunggu, jadi saat pagi hari, kantor militer telah ramai. Ketika pukul delapan, Chen Wang dan Mo Qing Shan tiba disana. Hanya ada mereka berdua, sementara dua ratus tentara lainnya menunggu di penginapan. “Wangye,” semua orang memberi hormat. “Kita disini akan membicarakan permasalahan ini, jadi benwang mohon untuk tidak terlalu bersikap kaku. Semua orang bebas mengemukakan pendapatnya.” Kata Chen Wang dengan ekspresi santai. Chen Wang menoleh ke arah Mo Qing Shan seraya berkata, “dan ini, ini adalah Wakil Komandan Militer Luoyang, Mo Qing Shan. Kalian bisa mempercayainya.” Mo Qing Shan membungkuk sedikit sebelum akhirnya duduk di kursi di samping Chen Wang. “Bagaimana perkembangan kasus ini? Berapa banyak kapal asing yang masuk tanpa izin ke perairan kita?” Tanya Chen Wang. Xu Guang Xi menjawab, “sudah ada lebih dari sepuluh kapal Wangye. Mereka bahkan tidak lagi mengindahkan peringatan dari kami. Mereka menjarah dan bahkan mengambil kekayaan laut kita. Yang paling parah …mereka bahkan ketahuan membunuh nelayan kami yang saat itu sedang menangkap ikan.” Mo Qing Shan cukup terkejut dengan keberanian para perompak Riben itu. Bagaimana bisa mereka sangat berani seperti itu. “Masalahnya sudah seserius ini, kita akan bertindak.” Chen Wang beralih ke Mo Qing Shan, “bagaimana menurutmu Wakil Komandan Mo?” “Kita harus menangkap mereka Wangye. Kita tidak bisa membuarkan mereka terus-terusan mengacau.” Mo Qing Shan melanjutkan, “tuan Xu tadi mengatakan bahwa mereka bahkan telah membunuh para nelayan, maka kita bisa sedikit mengambil pertimbangan dalam hal ini.” “Apa maksudmu?” Tanya Chen Wang. “Mereka tidak tahu bahwa pasukan kita telah datang. Dan kita juga tidak boleh terlalu gegabah dalam memerangi mereka. Saya memiliki ide untuk menyamar menjadi nelayan. Beberapa orang terpilih akan menyamar dan menjadi tawanan mereka.” Mo Qing Shan berkata dengan suara serak, “begitu mereka menangkap kami, kami akan membakar lumbung pangan di kapal mereka. Dan saat itulah kita akan menyerang.” “Kita membutuhkan suar peringatan untuk itu.” Kata Chen Wang. “Kami memilikinya Wangye.” Xu Guang Xi memberikan pendapatnya, “jika memang kita akan melakukan seperti apa yang disararankan oleh Wakil Komandan Mo, maka kita juga perlu menyiapkan kapal dan armada.” “Itu seharusnya ada, kita terlebih dahulu harus mengamati sekitar. Begitu tahu kondisi laut, kita bisa mulai bertindak.” Chen Wang menimpali, “akan ada beberapa anak buahku yang akan benwang utus untuk melihat situasi terkini.” Mo Qing Shan tanpa ragu menawarkan dirinya, “biarkan saya menjadi salah satunya Wangye. Saya harus melihat sendiri bagaimana kondisi mereka. Dan menurut saya, kita harus memulainya nanti malam. Saya dan beberapa orang akan pergi menyamar sebagai nelayan, kami akan kembali keesokan harinya.” Chen Wang mengangguk, “Jiang Xianji juga akan pergi bersamamu.” Rapat berakhir dengan keputusan yang sudah disetujui. Kini hanya ada Mo Qing Shan, Jiang Xianji, dan Chen Wang yang tersisa di ruangan. Mereka tampak sedang berdiskusi. “Benwang tahu kau memiliki niatan lain atas rencanamu ini. Jadi sebelum kau dihukum karena telah bekerja secara sembrono, sebaiknya kau katakan padaku apa rencanamu.” Kata-kata ini keluar dari mulut Chen Wang secara tiba-tiba. Bahkan Jiang Xianji yang mendengarnya pun tidak bisa tidak terkejut. Mo Qing Shan tersenyum ringan, dia memuji, “Wangye memang tidak biasa, Wangye tahu segala hal. Tidak heran jika Putra Mahkota sekalipun tampak ketar ketir saat dia berdebat dengan Wangye.” Chen Wang memperingatkan Mo Qing Shan, “kau sebaiknya belajar untuk menjaga mulutmu Mo Qing Shan. Kau mungkin benar, tapi tidak bisakah kau berpikir bahwa dia masihlah saudaraku sementara kau hanya orang lain. Darah lebih kental daripada air.” Mo Qing Shan mengangguk, “jika memang demikian, kenapa Wangye datang kesini? Wangye tentunya akan lebih memilih mematuhi ucapan Kaisar.” “Tuan Mo, sebaiknya kau berhati-hati dengan lidahmu.” Jiang Xianji mulai mengeluarkan pedang dari sarungnya, tapi Chen Wang menghalanginya. Mo Qing Shan memang menyebalkan, tapi di berkata jujur. Baik dia maupun Chen Wang, keduanya sama, keduanya sama-sama keras kepala, keduanya juga baik, namun pada jalan yang berbeda-beda. Chen Wang menelan kemarahannya dan memilih mengalah. Dia berkata dengan gigi terkatup. “Lupakan saja. Sekarang katakan padaku, apa yang sebenarnya kau rencanakan.” “Semakin banyak yang tahu, maka akan semakin kacau. Jadi rencana ini hanya kita yang akan mengetahuinya. Bahkan Gubernur Xu tidak boleh tahu.” Mo Qing Shan mengatakan sesuatu yang ambigu. Di malam harinya, Mo Qing Shan dan dua orang tentara beserta dengan Jiang Xianji pergi ke pelabuhan untuk menjalan misi mereka. Mereka telah mengenakan pakaian ala nelayan yang compang camping. Hanya saja di tubuh tuan muda Mo, pakaian itu terlihat sedikit… “Ada apa denganmu? Kenapa kau menatapku begitu?” Mo Qing Shan jarang berinteraksi dengan Jiang Xianji, jadi saat pengawal kepercayaan Chen Wang itu menatapnya dengan tatapan kosong, dia merasa sedikit terintimidasi. Jiang Xianji berkata tanpa emosi, “pakaian yang dikenakan tuan muda Mo, itu sedikit tidak pantas.” “Apa?” Mo Qing Shan duduk di sebuah bangku yang ada di buritan kapal sembari menatap Jiang Xianji dengan tidak percaya. Jiang Xianji berkata, “para nelayan biasanya memiliki penampilan yang jauh dari kata ‘bersih’, maksud saya mereka adalah jenis orang yang bekerja dengan pekerjaan kasar. Para pekerja kasar tentunya tidak memiliki penampilan seperti tuan muda ini.” Jiang Xianji memang seorang pengawal. Dia telah melakukan hal-hal mengerikan demi memastikan Chen Wang aman. Selain badannya yang penuh dengan otot, tangannya juga berurat, ada kapalan di tangan besar Jiang Xianji. Sementara Mo Qing Shan, dia sendiri adalah tuan muda keluarga bangsawan. Dia tidak dapat dipungkiri juga memiliki otot tubuh. Hanya saja tangannya samasekali tidak mencerminkan seorang nelayan. Tangannya putih dan kulitnya sangat halus, yah walau pun ada bekas luka disana. Mo Qing Shan berkata dengan bangga, “jika kau ingin memujiku karena aku tampan, kau tidak harus membuat semuanya rumit. Kau hanya perlu mengatakannya. Kenapa kau harus menjelaskan panjang lebar menggunakan bahasa yang sulit.” Jiang Xianji, “….” Kapal bergerak semakin jauh dari daratan. Di malam hari berada di laut lepas, tentunya akan sangat gelap. Angin berhembus kencang dan menerbangkan butira-butiran salju. Menyamar berarti meniru, dan semuanya harus dilakukan dengan totalitas. Mo Qing Shan bahkan dengan gigih melempar jaring ke lautan lepas layaknya seorang nelayan, tentara A bertugas untuk memegang kemudi, tentara B dan C kuga ikut menebar jaring, sementara Jiang Xianji terlihat mengamati situasi sekitar. Mulanya Jiang Xianji ingin mengambil tempat Mo Qing Shan dan membiarkan Wakil Komandan Mo untuk melihat situasi dengan teleskop, namun pria konyol itu menolak niatan Jiang Xianji karena dia merasa bahwa itu akan sangat membosankan. “Aku juga akan mengawasi dari bagian depan, kau fokuslah di bagian buritan kapal.” Begitu kata tuan muda Mo. Mo Qing Shan selalu menghabiskan waktunya di kota atau di pegunungan. Karakter Shan dari namanya sendiri berarti pegunungan. Namun dia sendiri tidak pernah mengira bahwa bermain di lautan akan semenyenangkan ini. Ya, di tengah udara dingin, tuan muda Mo menikmati menangkap ikan. Suara tawa terdengar dari bagian depan kapal. Tentara B dan tentara C kegirangan saat dia melihat Mo Qing Shan mendapatkan banyak ikan di jaringnya. “Aku hebat bukan?!” Mo Qing Shan pamer dan dia terlihat sangat bangga. Tentara C mengangguk, “kita bisa memasaknya Wakil Komandan. Ini bahkan sangat banyak. Mari kita bawa untuk para tentara.” Mo Qing Shan mengangguk riang dan berkata, “kalau begitu bawa semua ikan ini ke dalam kotak kayu. Udara dingin akan mengawetkannya.” Ayolah! Apakah mereka benar-benar nelayan. Mereka bahkan sangat mendalami peran mereka dan bahkan muatan di kapal sudah semakin berat dengan adanya ikan-ikan yang mereka tangkap. Dua jam berlalu dan waktu telah menunjukkan tengah malam. Tentara B dan tentara C telah kelelahan, jadi Mo Qing Shan menyuruh mereka beristirahat. Sementara tentara A tetap berdedikasi menjaga kemudi. Jiang Xianji sendiri terlihat masih fokus, begitu pula dengan Mo Qing Shan yang mulai diam. Satu jam berlalu, dan masih belum ada tanda-tanda kemunculan kapal perompak. Kapal mereka masih diam di tengah laut, bergerak perlahan tapi tidak berpindah tempat karena adanya ombak. Tiga puluh menit kemudian sebuah cahaya berwarna merah terlihat dari kejauhan. Ada kapal yang mendekat! “Bangun! Semuanya bangun! Kita harus waspada! Itu mungkin mereka!” Kata Mo Qing Shan. Mulanya hanya ada satu titik cahaya, namun lama kelamaan, cahaya itu menjadi semakin terang dan banyak. Kini tidak hanya ada satu titik tapi ada beberapa cahaya. “Putar kapalnya, kita harus bisa mengelabuhi mereka.” Mo Qing Shan memberikan arahan, “usahakan kita bergerak normal, dan jangan biarkan mereka curiga.” Tentara A segera mengikuti arahan dari Mo Qing Shan. Layar diturunkan dan kapal mereka mulai bergerak. Pergerakan kapalnya stabil namun masih bisa terkejar oleh beberapa kapal di belakang mereka. “Kita harus merusak layarnya.” Kata Mo Qing Shan. Tentara B dan C terlihat khawatir, “Wakil Komandan, itu….” Jiang Xianji samasekali tidak terlihat khawatir atau takut akan apapun, dia mengambil belati dari pakaiannya sebelum akhirnya memotong salah satu tali yang menaikkan layar. Satu layar telah turun dan kecepatan kapal semakin melambat. Tiga kapal besar para perompak sudah semakin dekat dengan mereka. Hanya dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, kapal nelayan telah berhasil di kepung oleh tiga kapal besar para perompak. “Ada tiga kapal, bagaimana kita tahu yang mana yang merupakan lumbung pangan mereka.” Tentara B berbisik pada Mo Qing Shan, “Wakil Komandan, bagaimana ini?” Mo Qing Shan terdiam, tapi wajahnya tenang. Kini mereka telah masuk ke dalam rencana inti dimana mereka tertangkap oleh perompak. Perompak itu mengenakan pakaian yang sedikit berbeda. Ya, itu karena mereka berasal dari negeri asing. Kepala mereka plontos. Hanya menyisakan rambut di bagian belakang. “Apakah mereka tidak kedinginan. Astaga, lihatlah kepala itu.” Mo Qing Shan hampir tertawa saat melihat para perompak. “Diam! Jangan bergerak!” Para perompak berbicara dalam bahasa asing. Jiang Xianji, tentara A, B, dan C hanya bisa mengangkat tangan mereka. Mo Qing Shan mengikuti di belakang. “Serahkan semua barang bawaan kalian! Semuanya tanpa terkecuali!” Mo Qing Shan berkata dengan suara serak. “Apa?! Mereka bisa bahasa kami? Apakah kau orang dari Luoyang? Kau berbicara dengan dialek Luoyang!” “Diam! Kenapa kau banyak bertanya?!” Bentak orang itu. Penggeledahan akhirnya dilakukan. Butuh beberapa waktu sebelum akhirnya semua ikan tangkapan mereka di bawa ke kapal oleh para perompak. “Hanya ada sedikit. Beritahu pemimpin apa yang harus kita lakukan pada para nelayan ini?” Kata salah satu perompak pada perompak lainnya. Tentara A, “apa yang mereka bisikkan? Sial! Kita seharusnya membawa penerjemah!” Tiga perompak mendatangi kelima orang itu sebelum akhirnya mengikat mereka semua dalam satu lingkaran. Kini kelimanya terikat bersama dan saling membelakangi. “Apa sepanjutnya?” Tanya tentara B. “Mereka masih pergi untuk menanyakan pada pemimpin mereka tentang nasib kita.” Mo Qing Shan berbisik, “apapun yang terjadi, kita harus bisa masuk ke salah satu kapal dan melakukan rencana kita.” “Oh, jadi begitu.” Tentara A, B, C mengangguk secara bersamaan. Mungkin hanya Jiang Xianji yang menyadari hal ini karena dia merupakan satu-satunya orang yang bisa menjaga ketenangannya. Jiang Xianji berbisik, “tuan muda Mo rupanya mengerti bahasa mereka.” Tentara A, B, dan C akhirnya berseru. Tapi mereka tidak bisa menjerit. Itu benar! Bagaimana mungkin?! Apakah Mo Qing Shan hanya menebaknya ataukah dia memang mengerti bahasa orang Riben? “Aku pernah belajar. Salah satu murid pamanku pernah tinggal di Riben dan Shifu kami bahkan orang Riben yang menikah dengan orang pribumi. Jadi aku sedikit belajar.” Kata Mo Qing Shan mencoba rendah hati. Selang beberapa saat, Mo Qing Shan, Jiang Xianji dan ketiga tentara lainnya diseret ke dalam salah satu kapal. Mereka di serek bak hewan ternak hinggak ke dek bagian bawah kapal sebelum akhirnya ditempatkan ke dalam sebuah gudang yang gelap. “Uhuk, uhuk.” Mo Qing Shan terbatuk saat dia menghirup udara di dalam gudang itu. “Aku tidak bisa melihat apapun! Astaga, tempat macam apa ini?!” “Ada bau amis, ini sepertinya bukan bau ikan?!” Satu persatu tentara mulai mengeluh. Hanya Jiang Xianji yang masih bersikap tenang layaknya biksu. “Kita harus menemukan cara untuk melepaskan ikatan ini.” Kata Mo Qing Shan. “Saya masih memiliki belati di baju saya.” Suara Jiang Xianji terdengar serak. Mo Qing Shan berpikir untuk mengelurkan umpatannya, tapi dia menolak dan memilih untuk menunda. Keluar dari ruang yang gelap itu adalah prioritas! “Dimana? Aku akan berusaha mengambilnya.” Mo Qing Shan berada di samping Jiang Xianji dan posisinya lebih diuntungkan. Dia kidal dan dia bisa menggunakan tangan kirinya. “Di bagian samping, itu terselip di ikat pinggang saya.” Jawab Jiang Xianji. Mo Qing Shan mulai menggerakkan tangannya. Dia menyelipkan tangan kirinya di pakaian Jiang Xianji. Gerakan itu cukup membuat Jiang Xianji mengatupkan giginya, dan Mo Qing Shan merasa itu sangat menyenangkan. “Kau bukanlah batu, jika geli kau boleh tertawa. Apakah kau akan menahannya?” Mo Qing Shan menggoda pria itu. Jiang Xianji hanya terbatuk saat Mo Qing Shan semakin mempermaikannya. Tuan muda Mo mungkin sudah bosan karena Jiang Xianji tidak menunjukkan emosi yang diinginkannya, jadi dia buru-buru mengambil belati itu. “Aku mendapatkannya. Ugh!” Mo Qing Shan dengan susah payah membuka sarung belati milik Jiang Xianji sebelum akhirnya mulai mengiris tali yang mengikat mereka dengan perlahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN