Di pagi hari berikutnya, Mo Qing Shan sudah pergi meninggalkan Mo Fu. Dia bahkan belum bersarapan dan hal ini sempat membuat Mo Qi Yue khawatir.
“Biarkan saja dia, dia pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya.” Kata tuan Mo.
Nyonya Mo mengangguk setuju tanpa mengatakan apapun. Sementara Mo Nian Zhen masih terlihat linglung dan berusaha menenangkan dirinya.
Tidak biasanya Mo Qing Shan akan pergi sangat awal hingga melewatkan sarapan bersama dengan Mo Qi Yue. Mo Qi Yue merasa bahwa tingkah laku pria yang dia ketahui sebagai adiknya itu sangatlah aneh semenjak semalam. Mo Qing Shan biasanya akan pamit padanya terlepas dari apapun itu. Dia merasa sedikit khawatir.
“ShanShan sudah dewasa, aku sebaiknya berhenti memperlakukannya sebagai anak kecil lagi.” Pikir Mo Qi Yue.
Selepas sarapan, Mo Qi Yue pergi menyiram tanaman di paviliunnya. Gadis itu masih belum pergi bekerja, di saat yang bersamaan, Xu Jia lewat dan Mo Qi Yue segera memanggilnya.
“Xu Jia, kau tidak pergi bersama dengan ShanShan?” Tanya Mo Qi Yue.
Xu Jia menggelengkan kepalanya dan berkata. “Tuan muda semalam berpesan pada saya bahwa dia akan pergi pagi-pagi sekali. Ada urusan yang harus dia tangani.”
“Baiklah, kau boleh pergi.” Kata Mo Qi Yue.
Setelah kepergian Xu Jia, Mo Nian Zhen tiba-tiba datang. Mo Qi Yue melihat adik aepupunya itu dan tersenyum. “Apakah kau tidak bekerja hari ini? Kenapa kau belum berangkat?”
“Aku akan pergi beberapa saat lagi.” Kata Mo Nian Zhen.
Mo Qi Yue tidak pandai membaca pikiran orang lain, tapi dia sedikit tahu dan paham jika orang yang kini berbicara dengannya itu memiliki sesuatu untuk dikatakan.
“ZhenZhen, apa ada sesuatu yang menganggumu? Kenapa kau tampak murung? Jiejie melihat bahwa sejak semalam kau bertingkah aneh. Tidak hanya kau, Mo Nian Zhen juga sama.” Mo Qi Yue duduk di sebuah bangku kayu yang ada di dekatnya, dia mengulurkan tangannya, “kemari dan katakan padaku. Kau bisa cerita padaku.”
Mo Nian Zhen menelan ludah. Dia tampak ragu dan tampak sedang berpikir. Dia berpikir bagaimana bisa wanita yang sangat dia kagumi ini bukanlah kakak sepupunya. Mo Nian Zhen sangat menyukai Mo Qi Yue dan dia juga sangat menghormati gadis itu. Di mata Mo Nian Zhen, Mo Qi Yue seperti seorang ibu kedua, itu seperti seseorang yang membuat dirinya nyaman. Terlebih lagi dia tidak memiliki seorang kakak, jadi ketika dia tahu bahwa dia memiliki dua orang kakak sepupu dari pihak ayah, dia sangatlah gembira. Dan kemarin, kemarin adalah hari dimana hatinya merasakan perasaan yang sulit untuk dia jelaskan.
“ZhenZhen?” Melihat Mo Nian Zhen melamun, Mo Qi Yue mengguncangnya dengan lembut.
Mo Nian Zhen, “ehmm itu…aku memang memiliki sesuatu yang ingin aku tanyakan pada Jiejie.”
“Katakan saja.” Kata Mo Qi Yue dengan suara yang lembut.
“Beberapa waktu yang lalu, saat aku, Qing Shan gege dan juga Jiejie pergi ke festival lentera, banyak gadis yang menandang ke arah kalian. Mereka memandang Qing Shan gege dengan penuh perhatian, tapi ketika mereka melihat Qi Yue Jiejie, mereka langsung muram.” Mo Nian Zhen menyadari bahwa dirinya mungkin sudah agak keterlaluan, jadi dia segera meminta maaf, “maafkan aku Jie. Aku tidak memiliki maksud lain. Aku hanya ingin tahu pendapatmu tentang hal ini.”
Mo Qi Yue tentu saja tidak marah, dia juga samasekali tidak tersinggung. Gadis itu terkekeh sembari menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya dengan gerakan anggun.
“Jadi itu yang menganggu adik kecil Jiejie ini.” Mo Qi Yue menarik hidung Mo Nian Zhen. “Kau baru saja pindah dan tinggal bersama kami dan mungkin baru melihatnya. Sebenarnya, tidak sedikit orang-orang yang mengira aku dan Mo Qing Shan adalah sepasang kekasih atau suami istri. Mereka tidak tahu kalau faktanya kami adalah saudara. Wajah kami tidak mirip. Hal ini sudah sangat sering aku dan ShanShan alami. Tapi kami samasekali tidak pernah merasa terganggu.”
Mo Nian Zhen mendengarkan dengan seksama dan tidak berniat menyela. Mo Qi Yue melanjutkan, “orang-orang mungkin akan salah paham, tapi aku selalu berusaha menjelaskan pada mereka. Ayah dan ibu selalu sibuk, jadi semenjak kami kecil, kami selalu saling menjaga. Barulah setelah kami dewasa, ShanShan menjadi orang yang selalu melindungiku. Dia adalah adik kecilku yang kini sudah dewasa.”
Mo Nian Zhen berkata di dalam hatinya. “Qi Yue Jiejie rupanya tidak tahu apapun, yang dia tahu hanyalah kebohongan tentang dia dan Qing Shan gege adalah saudara. Tapi Qing Shan gege, mustahil baginya untuk tidak tahu.”
“ZhenZhen, apakah kau baik-baik saja?” Tanya Mo Qi Yue yang sekali lagi mendapati Mo Nian Zhen yang larut ke dalam pemikirannya.
Mo Nian Zhen mengangguk, “Jie, maafkan aku karena telah membuatmu khawatir. Aku hanya tidak terbiasa dengan omongan orang-orang itu. Aku takut jika omong kosong mereka akan menyakiti Qi Yue Jiejie. Aku tidak terlalu khawatir pada Qing Shan gege karena aku tahu dia adalah orang berkulit tebal.”
“Jangan terlalu memikirkannya, Jiejie akan baik-baik saja.” Mo Qi Yue berhenti sejenak sebelum akhirnya mengutarakan pendapatnya, “selama ini aku telah memperlakukan ShanShan sebagai adik kecilku. Dari dulu sampai sekarang, di mataku, dia masih akan tetap seperti itu. Tapi aku sadar bahwa aku tidak bisa begitu terus. Aku akan mencoba bersikap normal padanya dan memperlakukannya sesuai dengan usianya. Bagaimana menurutmu ZhenZhen?”
Mo Nian Zhen kembali larut dalam lamunananya, “sejujurnya aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi hal ini Jie. Aku menyayangi kalian berdua dan tidak ingin kehilangan salah satu di antara kalian. Kalian adalah keluargaku. Aku hanya berpikir, jika kalian memang bukanlah saudara kandung, apa salahnya jika kalian bersama. Aku tidak akan menolak hal itu. Aku hanya ingin kalian berdua bahagia.”
Mo Qi Yue mengibas-ngibaskan telapak tangannya dan dengan lembut berkata, “kau melamun lagi.”
“Maafkan aku Jie, aku seharusnya tidak memikirkan hal ini terlalu dalam. Aku hanya tidak ingin Jiejie terluka karena mendengar omongan buruk di luar sana.” Mo Nian Zhen mengulangi ucapannya.
Mo Nian Zhen melanjutkan ucapannya seraya berkata, “aku mengerti kenapa Jiejie mau mengubah perlakuan Jiejie. Tapi semua itu mungkin saja akan mempengaruhi emosi di antara kalian berdua. Jiejie harus kembali memikirkannya. Aku sama sekali tidak keberatan, aku suka melihat Jiejie dan Qing Shan gege dekat, yang tidak aku sukai adalah melihat kalian sedih.”
Mo Qi Yue mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai kepala Mo Nian Zhen, “ZhenZhen kita sudah dewasa rupanya. Terima kasih karena kau telah mau berbicara padaku.”
Mo Nian Zhen akhirnya pergi dari paviliun Mo Qi Yue. Saat langkahnya melambat, dia masih berpikir. Mulanya dia ingin memperingatkan Mo Qi Yue untuk tidak terlalu dekat dengan Mo Qing Shan dan membatasi interaksi mereka. Tapi apa yang telah dia lakukan? Dia, Mo Nian Zhen, benar-benar tidak mau melakukan hal itu. Hati nuraninya menolak untuk memisahkan Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue.
“Aku tidak tahu bagaimana masa depan. Aku hanya akan menutup mata dan telingaku, ya, setidaknya aku hanya bisa melakukan itu untuk saat ini. Apapun yang terjadi, mereka berdua harus bahagia.” Gumam Mo Nian Zhen.
Mo Nian Zhen hampir melupakan satu orang terakhir. Ya, itu adalah Chen Ai Lin. “Bagaimana keadaan manusia konyol itu? Apakah dia baik-baik saja setelah mabuk berat kemarin?”
Di Wangfu…
Mata Chen Ai Lin perlahan-lahan terbuka dan begitu dia sepenuhnya sadar, rasa sakit di perutnya segera menggerayanginya. Dia dengan langkah terburu-buru berlari ke kamar mandi untuk muntah. Dia bahkan tidak melihat seseorang tengah duduk di dalam kamarnya dengan ekspresi muram.
“Perutku sakit sekali.” Keluh Chen Ai Lin.
Chen Wang yang duduk di sebuah kursi dengan buku di tangannya menoleh untuk melihat adik bungsunya itu. Dia mendengus, “kau baru saja muntah, jadi wajar saja jika kau masih sakit. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?”
“Shu gege!” Chen Ai Lin tampak terkejut karena dia menyadari kalau saat ini dia tengah berada di Wangfu dan bukannya istana.
“Jangan membuat ekspresi terkejut seperti itu. Apakah sekarang kau merasa khawatir dan takut jika ibu tahu kau menyelinap keluar lagi?!” Chen Wang menutup bukunya seraya berkata, “aku sudah memberitahunya. Dia tidak akan marah. Dan juga, inilah alasan kenapa ibu selalu mau menikahkanmu, itu karena kau sendiri tidak bisa menjaga dirimu! Dasar gadis nakal.”
Chen Wang berdiri dari kursinya seraya berkata, “pergilah rapikan dirimu dan makan. Aku akan menunggumu, kita akan ke istana bersama.”
Chen Ai Lin buru-buru mengangguk, tidak berani membantah ucapan kakaknya.
Saat Chen Ai Lin keluar dari ruangannya, di ruangan terpisah di sudut lain Wangfu, Chen Wang terlihat sedang menunggunya. Di samping Chen Wang, ada Jiang Xianji yang berdiri dengan wajah tanpa ekspresi. Chen Ai Lin tahu bahwa dirinya tidak akan pernah bisa terlepas dari kemarahan kakaknya, jadi dia hanya bisa diam dan pasrah.
“Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi untuk sekarang, makanlah terlebih dahulu.” Chen Wang mungkin terlihat sangat dingin dengan sikapnya yang acuh tak acuh itu, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa putra kedua Permaisuri Rong Yan dan Kaisar Chen itu peduli pada adik bungsunya.
Chen Wang berkata tanpa menoleh pada Jiang Xianji, “panggilkan tabib. Xiao Ai Lin akan diperiksa.”
“Shu gege, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir.” Kata Chen Ai Lin.
“Kau muntah selama beberapa kali dan kau bilang kau tidak apa-apa?! Hmmph, lebih baik kau diam dan makan saja. Chen Ai Lin, kau tidak berada dalam posisi bisa membantahku.” Kata Chen Wang tanpa ampun.
Begitu Jiang Xianji pergi, suasana kembali menjadi hening. Keduanya makan sarapan mereka tanpa bercengkrama. Chen Ai Lin bahkan lupa apa yang telah terjadi kemarin. Dia lebih memilih untuk memikirkan jawaban yang akan diberikannya pada Chen Wang.
Tabib datang bersamaan dengan keduanya yang telah sarapan. Chen Wang masih dengan ekspresi seriusnya saat dia menyaksikan adiknya diperiksa.
“Gongzhu baik-baik saja. Selain pencernaannya yang terganggu, tidak ada hal lain yang patut dikhawatirkan.” Ucap sang tabib.
Tabib itu pergi begitu selesai menuliskan resep herbal untuk Chen Ai Lin.
“Katakan padaku semua yang kau ketahui. Kau tidak perlu menyembunyikan apa-apa lagi karena aku sudah tahu.” Kata Chen Wang dengan suara dingin, “aku hanya mengujimu.”
Chen Ai Lin tersenyum kaku sembari bwrtanya, “apa yang gege maksud?”
“Xiao Ai Lin, Jiang Xianji melihatmu keluar dari istana dan dia mengikutimu. Dia melaporkan semuanya padaku dan begitu malam tiba, sewaktu dia akan pergi melihatmu lagi, kau sudah kembali dalam keadaan mabuk bersama dengan Mo Nian Zhen.” Chen Wang menyipitkan matanya, “apakah semua ini belum kau mengerti?”
“Ge, itu….” Chen Ai Lin kehabisan kata-kata.
“Kau mulai bersikap aneh semenjak kau keluar dari Wangfu beberapa hari yang lalu.” Chen Wang melirik Jiang Xianji dan memberikan isyarat pada pria itu agar keluar. Dia melanjutkan ucapannya, “Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue, apakah kau mendengar sesuatu tentang mereka?”
Chen Ai Lin mencengkram erat pakaiannya dan tidak mengatakan apa-apa. Melihat bagaimana reaksi Chen Ai Lin, Chen Wang akhirnya mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
“Apa saja yang kau ketahui? Dan apa yang terjadi kemarin hingga kau kembali dengan wajah pucat pasi?” Tanya Chen Wang.
Chen Ai Lin, “ge, aku…aku mohon padamu, aku ingin bersama dengan Mo Qing Shan. Bantu aku agar aku bisa bersama dengannya. Jika kau bisa menikahi Mo Qi Yue, maka itu akan baik-baik saja. Semuanya tetap akan menjadi rahasia.”
“Xiao Ai Lin!” Bentak Chen Wang.
Chen Ai Lin tampak tidak bisa mengatur napasnya saat dia melanjutkan, “aku tahu kau mencintai Mo Qi Yue dan kau juga ingin memilikinya kan? Kita berdua bisa mendapatkan orang yang kita sukai jika kita bekerja sama.”
“Aku takut Mo Qing Shan sudah tahu akan hal ini.” Kata Chen Wang dengan ekspresi datar.
Chen Ai Lin juga sadar akan hal ini, lalu kenapa jika dia tahu?
“Selagi Mo Qi Yue tidak tahu dan dia menikah denganmu, maka Mo Qing Shan tidak akan bisa berbuat apa-apa.” Ujar Chen Ai Lin.
Apa yang dikatakan oleh Chen Ai Lin itu memang benar dan Chen Wang memang menginginkan hal itu. Hanya saja, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apa yang dipikirkan oleh Chen Wang jauh lebih kompleks dari apa yang dipikirkan oleh adiknya. Ada sesuatu yang lebih besar yang mungkin saja akan menjadi penghalang terbesar hubungannya dengan Mo Qi Yue, mungkin juga bagi Chen Ai Lin dan Mo Qing Shan. Chen Wang belum memastikan hal itu dan dia juga belum menemukan bukti apapun, itu hanyalah spekulasinya belaka. Tapi apa itu?
“Jangan bertindak bodoh Ai Lin. Untuk saat ini, kau sebaiknya diam. Jangan pernah mengungkit masalah ini lagi.” Chen Wang memperingatkan Chen Ai Lin, “jika hal ini sampai bocor, maka sesuatu yang berbahaya akan terjadi pada mereka. Kau tidak mau kan Mo Qing Shan berada salam bahaya?”
Chen Ai Lin tidak mengerti dengan ucapan Chen Wang, namun dia masih menganggukkan kepalanya.
Chen Wang menatap adiknya dan berkata. “Sekarang, apakah kau ingin kembali ke istana atau kau masih akan tetap disini? Jika kau mau kembali ke istana, kita bisa pergi bersama.”
Chen Ai Lin juga balas menatap Chen Wang seraya berkata, “aku akan kembali ke istana Ge. Aku takut jika ibu akan khawatir.”
Chen Wang mengangguk, dia baru saja akan berdiri, tapi dia teringat akan sesuatu, jadi dia memutuskan untuk bertanya. “Ai Lin, sebenarnya apa hubunganmu dengan Mo Nian Zhen? Kalian tampak sangat dekat.”
“Kami tentu saja hanyalah teman. Aku tidak memiliki hubungan khusus dengan b*****h itu.” Chen Ai Lin takut jika Chen Wang berpikiran yang tidak-tidak, jadi dia segera menjelaskan, “aku dan Mo Nian Zhen tidak lebih dari teman. Kami hanya secara tidak sengaja terlibat dalam berbagai masalah.”
Chen Wang berdeham dan dengan suara lembut berkata, “dia tampaknya adalah pria yang baik. Dia peduli padamu. Dia bahkan menggendongmu dan membungkusmu dengan pakaiannya semalam.”
“Kenapa Shu gege tiba-tiba membicarakannya dan bahkan memujinya?” Suara Chen Ai Lin terdengar ketus.
Chen Wang berdiri dan siap untuk pergi, “tidak ada hal lain. Aku hanya berpikir dia pria yang baik. Jangan terlalu banyak berpikir karena dia mungkin juga tidak akan menyukaimu.”
“Hei! Shu gege! Apakah Shu gege meremehkan aku?!” Chen Ai Lin protes dan mengikuti Chen Wang dari belakang.
*/
Sejak pagi, Mo Qing Shan telah sampai di istana. Dia bahkan telah melewatkan waktu sarapannya yang berharga bersama dengan keluarganya, teruma Mo Qi Yue. Para pejabat istana biasanya akan datang ke istana di jam yang telah ditentukan, tapi bukan berarti mereka juga tidak boleh datang lebih awal. Itulah yang dilakukan oleh Mo Qing Shan, dia berdalih bahwa dia harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan sebelum atasannya datang. Tapi nyatanya, dia tidak melakukannya.
Pertama-tama, Mo Qing Shan pergi ke perpustakaan istana dan membuat penjaga yang ada di sana, yang masih mengantuk, hanya bisa pasrah ketika mereka disuruh untuk membuka pintu oleh Mo Qing Shan. Mo Qing Shan datang ke perustakaan istana karena dia ingin melihat denah istana terbaru.
“Istana putra mahkota mungkin telah mengalami beberapa perubahan. Dan bagaimana jika tempat yang ayah maksud sudah berubah atau bahkan hilang? Aku rasa Kaisar Chen tidak akan pernah meninggalkan bukti sekecil apapun yang bisa menggugatnya.” Pikir Mo Qing Shan.
Setelah merobek peta istana dan mencurinya, Mo Qing Shan akhirnya keluar dari perpustakaan. Langkah kakinya yang seharusnya berjalan menuju ke kantor departemen pertahanan malah berbelok untuk pergi ke kompleks istana putra mahkota. Saat itu masih lagi, jadi wajar jika tempat tinggal pewaris tahta itu masih sangat sepi.
“Bagaimana caranya aku bisa masuk? Sial sekali! Penjagaan disini jauh lebih ketat daripada yang aku pikirkan.” Gumam Mo Qing Shan.
“Tuan muda Mo!” Sebuah suara yang sudah lama tidak terdengar oleh telinga Mo Qing Shan tiba-tiba menyapanya.
“Tuan muda Chen!” Melihat teman lamanya, Chen Qing Ling, Mo Nian Zhen sedikit terkejut.
“Sudah lama sekali kita tidak bertemu dan aku pikir kau masih sibuk dengan sesuatu. Aku juga mendengar bahwa kau terluka.” Kata Chen Qing Ling dengan suara khasnya.
“Aku baik-baik saja. Aku hanya sibuk dengan urusan ini dan itu.” Mo Qing Shan mengarahkan Chen Qing Ling agar mereka berjalan bersama dan menjauh dari kompleks istana Putra Mahkota.
Chen Qing Ling tiba-tiba bertanya, “apa yang kau lakukan di depan kompleks istana putra mahkota? Aku perhatikan tuan muda Mo sangat tertarik dengan istana calon pewaris tahta.”
“Hahaha benarkah? Aku hanya mengagumi batu marmer disana. Aku ingin sekali melihatnya dari dekat. Kebetulan paviliun di Fu-ku sudah sangat kuno.” Mo Qing Shan membuat ekspresi alami saat dia mengatakan kebohongannya itu.
Dan Chen Qing Ling tentunya cukup percaya, dia tidak lagi bertanya dan hanya membahas pekerjaan. Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya berpisah dan kembali ke kantor mereka masing-masing.