Problem in Jiangnan I

2202 Kata
Usaha Mo Qing Shan kali ini untuk mencari bukti tentang kejahatan Kaisar Chen di masa lalu mungkin akan sedikit sulit. Waktu telah berlalu, dan jika dikalkulasi itu semua terjadi bahkan saat dia belum lahir. Mencari sesuatu yang bahkan keberadaannya ada atau tidak saja sudah membuat kepala Mo Qing Shan pusing, bagaimana dia akan melanjutkan misinya ini? “Chen Wang meminta kita berkumpul di aula.” Seorang pejabat datang untuk memberikan informasi ini. Lian Feng dan Nan Yang saling menatap, Mo Qing Shan yang masih tergolong baru juga tampak kebingungan. Dan dalam hituangan detik, para pejabat dari Departemen Pertahanan itu sudah berhamburan keluar seakan-akan ada sesuatu yang gawat darurat. “Kenapa semua orang tampak terburu-buru? Apakah Chen Wang akan menghukum kita jika terlambat dan membuatnya menunggu?” Mo Qing Shan bertanya dengan sarkastik. Lian Feng hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tidak berdaya, sementara Nan Yang menjelaskan, “bukan hanya itu, Chen Wang tidak biasanya mengumpulkan kita di aula jika memang tidak ada sesuatu yang sangat penting. Chen Wang bukanlah orang yang ingin menunjukkan kekuasaannya. Dia biasanya akan datang sendiri ke kantor jika memang ada keperluan pribadi. Tapi hal ini sepertinya memang darurat.” Mo Qing Shan mengangguk tapi dia masih tidak mengerti. Lebih jelasnya, Departemen Pertahanan memiliki hubungan yang erat dengan Militer istana. Keduanya saling menopang untuk bisa menjaga negeri, dan Chen Wang adalah orang yang memiliki wewenang tertinggi. Bahkan Chen Ren Jun, sebagai seorang Pewaris Tahta, dia tidak memiliki hak istimewa seperti ini. Itu karena dia tidak memiliki kualifikasi seperti Chen Wang yang selalu berani bertindak. Saat semua orang telah sampai di aula kecil, Chen Wang telah duduk di kursi khusus dengan Jiang Xianji yang akan selalu berada di sampingnya. Wajah Chen Wang memang selalu nampak serius, jadi semua pejabat tidaklah terkejut akan hal itu. “Wangye.” Para pejabat membungkuk sembilan puluh derajat saat mereka memberi hormat pada Chen Wang. “Benwang mengumpulkan kalian disini karena aku ingin membahas permasalahan yang menyangkut keamanan laut kita di Jiangnan. Benwang baru saja mendapatkan laporan dari kantor militer yang ada di Jiangnan bahwa orang-orang Riben kembali membuat ulah,” ujar Chen Wang dengan suara yang cukup lantang. Lian Feng adalah orang pertama yang menangkupkan kedua tangannya, dia meminta izin untuk berbicara, “maaf Wangye, apakah mereka adalah bajak laut?’ Chen Wang mengangguk dan menjelaskan. “Benwang pikir seperti itu. Mereka merampok kapal nelayan kita dan mereka dengan berani memasuki wilayah perairan kita. Hal ini seharusnya tidak bisa kita biarakan. Benwang sendiri belum berbicara pada Yang Mulia Kaisar, tapi benwang ingin membahasnya terlebih dahulu dengan kalian.” “Untung masalah ini saya pikir bukanlah masalah yang kecil Yang Mulia. Wangye tahu sendiri jika negeri kita ini selalu berusaha menjaga hubungan dengan Riben. Kita memang tidak pernah menjalin kerja sama dengan mereka, tapi faktanya kita juga tidak ingin membuat mereka tersinggung.” Nan Yang yang biasanya terlihat sangat ceroboh kini tampak serius, “kekuatan Riben dalam berperang memang terletak pada armada laut mereka. Mereka adalah penakluk lautan.” Mo Qing Shan sedang mempelajari situasi, dia terlihat gusar dan ingin sekali berpendapat. Beruntung tatapannya bertemu dengan tatapan Chen Wang sehingga Chen Wang tahu bahwa tuan muda Mo ingin mengutarakan pendapatnya. “Katakan, bagaimana pendapatmu Wakil Komandan Mo. Aku yakin sebagai ZhuangYuan kau memiliki beberapa pemikiran akan hal ini.” Kata Chen Wang dengan nada normal. Mo Qing Shan berdeham, pertama-tama dia menangkupkan kedua tangannya. Kepercayaan dirinya sangat tinggi sehingga Mo Qing Shan samasekali tidak terlihat seperti pejabat baru yang minder. Dengan suara yang tegas dia menyampaikan pendapatnya. “Wangye, memang sebuah hal yang baik untuk menjaga hubungan negeri kita dan negeri tetangga. Tapi jika mereka mengusik ketentraman negeri kita, lalu apakah kita hanya akan membiarkannya? Saya rasa Wangye sendiri pasti akan menjawab ‘tidak’ tanpa berpikir. Untuk masalah ini, kita harus mengambil langkah tegas. Mereka menyentuh perairan negeri ini tanpa izin, dan itu sudah merupakan suatu pelanggaran, jadi mereka harus kita beri pelajaran. Jika tidak, maka mereka akan menganggap kita remeh.” Chen Wang tentu saja setuju dengan pendapat Mo Qing Shan ini, “lalu apakah Wakil Komandan Mo memiliki saran tentang langkah apa yang harus kita ambil?” “Menyerang mereka dan menangkap semua bajak laut itu lalu mengirimkan surat pada pemerintahan Riben. Mereka harus mengirimkan setidaknya surat permintaan maaf yang ditulis sendiri oleh Kaisar mereka, dengan catatan mereka tidak akan membiarkan orang-orang mereka mengulangi kembali kesalahannya.” Mo Qing Shan tanpa ragu menambahkan, “dan para bajak laut yang tertangkap nantinya akan diadili sesuai dengan hukum di negeri kita. Mungkin…itu sama halnya dengan mencuri aset negeri ini. Hukuman mati atau setidaknya pemotongan anggota tubuh, entah itu tangan atau kaki mereka.” Para pejabat Departemen Pertahanan dan beberapa orang dari militer istana itu tidak bisa bergidik saat mereka mendengar ucapan dari Mo Qing Shan. Mereka tidak pernah berpikir bahwa tuan muda Mo yang terlihat tampan dan lembut bisa memiliki ide yang tergolong kejam. “Benwang setuju dengan pendapatmu Wakil Komandan Mo.” Chen Wang memang selalu objektif dalam menilai, dia sama sekali tidak mencampur adukkan antara pekerjaan dan masalah pribadinya dengan Mo Qing Shan. Sebuah pendapat terlontantar dari Lian Feng, “saya juga setuju dengan pendapat tuan Mo Qing Shan. Tapi Wangye, kekuatan militer kita mungkin tidak akan sebanding dengan kekuatan militer Riben.” Mo Qing Shan segera membenarkan ucapan Lian Feng, dengan sopan dia berkata. “Apa yang ditakutkan oleh tuan Lian Feng memang sangat patut untuk dipertimbangkan. Riben mungkin akan mengirim serangan balik jika mereka tahu kita menangkap orang-orangnya. Tapi untuk kali ini, kita hanya ingin menangkap para bajak laut itu, jadi kekuatan kita lebih dari cukup. Dan juga, saya yakin bahwa kita lebih dari mampu untuk menghadapi Riben.” Lian Feng diam-diam mengangguk setuju, dia tidak bisa tidak kagum dengan pola pikir Mo Qing Shan. Chen Wang bukannya ragu, hanya saja masalah ini pernah dia alami. Di saat dia diberikan kesempatan untuk menangani perampok Riben, Kaisar Chen menolak usulannya untuk menahan perampok itu dengan alasan bahwa Kaisar Chen tidak ingin hubungan antara negerinya dan Riben rusak. Dan pada akhirnya Chen Wang menyetujui hal itu. Chen Wang mengangguk, “Benwang senang karena kalian aktif dalam diskusi kali ini. Benwang akan menyampaikan masalah ini pada Yang Mulia Kaisar di Pengadilan Kekaisaran besok.” Pandangan Chen Wang beralih ke Mo Qing Shan, dia berkata, “Wakil Komandan Mo, ikutlah besok ke Pengadilan Kekaisaran.” Mo Qing Shan sedikit terkejut, namun dia tidak menolak ucapan Chen Wang itu. “Baik Yang Mulia.” Perkumpulan akhirnya berakhir dan orang-orang secara teratur keluar dari aula. Mo Qing Shan, Nan Yang dan Lian Feng adalah tiga orang terakhir yang keluar dari aula. Ketiganya nampak berjalan dengan santai sembari sesekali mengobrol. “Sebagai seorang pangeran kekaisaran, aku melihat bahwa Chen Wang ini sangatlah sibuk. Tapi kenapa aku tidak pernah melihat pangeran-pangeran lain sibuk sepertinya? Bukankah Kaisar Chen memiliki putra lain kan?” Tanya Mo Qing Shan secara spontan sembari memperhatikan fitur belakang Chen Wang yang lambat laun menghilang. Lian Feng mengangguk, “Chen Wang adalah orang yang spesial. Dia adalah putra yang lahir dari seorang Permaisuri, jadi wajar jika dia memiliki hak istimewa. Selain itu, Chen Wang memiliki kualifikasi yang tidak dapat diragukan lagi. Jika buka karena gelarnya sebagai Wangye, dia pasti sudah memiliki gelar yang tinggi di militer.” Seorang Wangye tidak seharusnya terlibat dalam politik, itulah yang tertulis dalam aturan. Tapi Kaisar Chen merasa bahwa bakat putra keduanya dengan Permaisurinya itu tidak bisa disia-siakan, jadi Kaisar Chen memberikan tanggung jawab besar pada Chen Wang untuk mengurus masalah militer, namun tidak ada posisi khusus untuknya. Bahkan posisi Jenderal pun dibiarkan kosong semenjak Kaisar Militer terakhir mangkat, itu karena Kaisar Chen sangat berharap pada putranya. “Itu benar sekali. Satu-satunya hal yang disayangkan dari Chen Wang adalah takdir dimana dia harus terlahir sebagai putra kedua, jika dia lahir lebih cepat dari Putra Mahkota, maka nasib negeri ini tidak perlu kita khawatirkan lagi.” Kata Nan Yang secara sembarangan. Ucapan Nan Yang itu bisa saja membuat nyawanya hilang. Dia secara tidak langsung merendahkan seorang pewaris tahta, ya walau apa yang dia katakan itu adalah faktanya. Namun Lian Feng masih memperingatkan juniornya itu dengan cara menyeggol lengannya, “ini istana, bahkan tembok memiliki mata dan telinga. Tuan Nan Yang harus menjaga ucapan.” Nan Yang segera menutup mulutnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Lian Feng berbicara, “jika Wangye nanti menikah, maka satu-satunya orang yang paling penting di Militer akan hilang. Itulah aturannya, saat seorang pangeran telah menikah, maka dia akan melepaskan semua hal yang dipegangnya di istana. Dia akan hidup sebagai bangsawan.” Mo Qing Shan menganggguk. Dia mungkin tidak suka pada Chen Wang karena pria itu selalu berusaha mendekati Mo Qi Yue, namun Mo Qing Shan juga tidak bisa memungkiri bahwa dia sedikit takjub pada Chen Wang. Orang itu menyebalkan dan dia gampang marah, tapi Chen Wang selalu objektif. */ Mo Nian Zhen berkeliaran di sekitar istana Chen Ai Lin. Dia sedikit tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Dia merasa bahwa dia adalah pria bodoh yang seharusnya tidak terlalu khawatir pada gadis yang selalu menyeretnya ke dalam masalah. Tapi tetap saja, Mo Nian Zhen masih ingin memastikan bahwa Chen Ai Lin baik-baik saja. Melihat salah satu pelayan keluar dari kompleks istana Gongzhu, Mo Nian Zhen menghampiri pelayan itu dan bertanya. “Apakah Gongzhu telah kembali? Bagaimana keadaannya?” “Tuan siapa? Kenapa bertanya tentang Gongzhu kami?” Pelayan itu sedikit meningkatkan kewaspadaannya saat dia bertanya pada Mo Nian Zhen. “Aku adalah shifu Gongzhu. Dia seharusnya belajar denganku, tapi dia tidak kunjung datang. Itulah kenpa aku datang untuk bertanya tentang kondisinya.” Mo Nian Zhen benar-benar ingin menampar dirinya karena telah membuat omong kosong lagi. Pelayan itu memberikan ‘oh’ panjang sebagai respon pertamanya, dia kemudian berkata, “Gongzhu baru saja kembali dari Wangfu. Dia mungkin lelah jadi tidak bisa menemui tuan. Apakah tuan ingin bertemu dengannya? Saya bisa menyampaikannya pada Gongzhu.” Mo Nian Zhen segera menggelangkan kepalanya. “Tidak perlu, aku juga akan pergi.” Mo Nian Zhen berbalik dan berniat untuk pergi. Tapi bahkan saat dia baru saja melangkah sekali, dia kembali berbalik dan segera berbicara dengan suara yang sedikit nyaring. “Aku akan melihatnya.” Pelayan itu sedikit kebingungan, “….” “Ehm itu…sebagai Shifu Gongzhu, aku harus mengetahui kondisinya. Aku juga harus mengatakan beberapa hal padanya.” Mo Nian Zhen buru-buru menjelaskan. “Silahkan ikuti saya tuan,” kata pelayan itu acuh tak acuh. Untuk pertama kalinya Mo Nian Zhen memasuki tempat tinggal Chen Ai Lin. Dia terbiasa lewat di depan pagar kompleks istana milik putri bungsu Permaisuri Rong Yan itu, tapi dia tidak pernah masuk ke dalam. Pelayan itu berbicara, “Gongzhu, seseorang ingin bertemu dengan Gongzhu.” “Siapa?” Hanya suara Chen Ai Lin yang bisa didengar oleh Mo Nian Zhen karena ada tirai yang menutupi tubuh gadis itu. Sementara Chen Ai Lin sendiri tidak melihat siapa yang datang karena dia tengah membelakangi tirai. “Ini saya Yang Mulia, Shifu Yang Mulia, Mo Nian Zhen.” Mo Nian Zhen secara mengejutkan membuat suara. Chen Ai Lin sedikit terkejut dan tidak menyangka bahwa Mo Nian Zhen akan datang untuk menemuinya, jadi dia segera menoleh dan keluar dari tirai. Mo Nian Zhen menatap Chen Ai Lin, dia merasa bahwa gadis itu sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Walau pun masih cantik, namun tidak ada riasan di wajah Chen Ai Lin. Gadis itu bahkan tidak mengenakan pakaian yang indah yang biasanya selalu dia kenakan. “Ada apa ini? Kenapa kau datang kemari? Jika kau ingin membahas masalah kemarin, maka sebaiknya kau pergi saja.” Chen Ai Lin berkata dengan nada sini dan acuh tak acuh. Mo Nian Zhen menggelengkan kepalanya dengan ringan seraya berkata, “tidak, saya datang karena saya mengkhawatirkan Gongzhu.” Chen Ai Lin terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya memberikan isyarat pada Mo Nian Zhen untuk duduk di sebuah kursi. Chen Ai Lin biasanya tidak akan menampilkan penampilan dirinya yang lusuh di depan orang lain, namun kali ini, di depan Mo Nian Zhen, Chen Ai Lin samasekali merasa tidak peduli. Dia tidak lagi terburu-buru untuk merias dirinya dan bahkan dengan nyaman mengenakan pakaian sederhana. Hanya saja bagi Mo Nian Zhen, penampilan gadis itu sedikit tidak biasa. Itu ehmm…itu mungkin sedikit menyedihkan. “Bagaimana keadaan Gongzhu, apakah perut Gongzhu tidak sakit dan mual? Gongzhu sangat mabuk semalam.” Mo Nian Zhen adalah orang pertama yang berbicara. Chen Ai Lin menjawab, “aku sudah baikan. Shu gege juga telah merawatku. Ah iya, jubahmu…, aku akan mengembalikannya saat itu sudah bersih.” “Terserah Gongzhu saja.” Kata Mo Nian Zhen. Tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat, hanya ada keheningan yang bahkan jika ada jarum yang jatuh ke lantai, suaranya akan terdengar. “Ehem,” Chen Ai Lin bersuara, “kau…apakah Shu gege memarahimu semalam? Apa yang kau katakan padanya?” “Tidak, dia tidak mengatakan apapun dan hanya bertanya kenapa saya bisa mengantar Gongzhu kembali.” Mo Nian Zhen berkata, “Gongzhu tidak perlu khawatir karena saya tidak mengatakan sesuatu pada Wangye.” Chen Ai Lin merasa sedikit lega. Dia merasa bahwa Mo Nian Zhen tidak boleh terlibat dalam masalah ini. Kakaknya, Chen Wang, adalah orang yang tegas dan bisa saja dia mengganggu Mo Nian Zhen jika sampai dia tahu jika Mo Nian Zhen tahu perihal Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN