Investigation

1740 Kata
Mo Qing Shan dan kedua pejabat masuk ke dalam kantor militer dengan langkah ringan. Ketiganya merasakan bulu kuduk mereka merinding padahal mereka hanya akan masuk ke dalam sebuah bangunan pemerintahan. "Siapa yang tuan-tuan ini cari?" Seperti biasanya, akan ada tentara yang berjaga untuk menanyai setiap tamu yang datang. Mo Qing Shan memimpin Lian Feng dan Nan Yang, dia menjawab, "kami dari Departemen Pertahanan Luoyang, kami diutus untuk melakukan inspeksi bulanan di sini." Penjaga itu terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "silahkan tuan-tuan tunggu di sini, saya akan melaporkannya terlebih dahulu pada atasan saya." Mo Qing Shan mengangguk tanpa mengatakan apapun. Sementara Nan Yang yang lebih muda terlihat bergumam pada dirinya sendiri. Selang beberapa saat, penjaga itu kembali dan mengantarkan Mo Qing Shan, Lian Feng, dan Nan Yang masuk ke dalam kantor militer itu. Di dalam kantor militer, mereka disambut oleu beberapa orang yang nampaknya memiliki jabatan tinggi. Mereka tampak ramah dengan senyuman di wajah mereka yang sudah tua. "Saya Mo Qing Shan, saya pejabat kelas dua sekaligus komandan militer yang diutus oleh Chen Wang untuk melakukan inspeksi di sini," Mo Qing Shan secara alami menyerahkan surat tugasnya pada salah satu pria yang ada di sana. "Saya Yun Shu Fen, komandan militer Chang'an," kata seorang pria paruh baya sembari menangkupkan kedua tangannya. "Suatu kehormatan bagi junior ini karena bisa bertemu langsung dengan senior," kata Mo Qing Shan dengan senyuman ramah di wajah tampannya. Semua orang tampak ramah dan sekilas mereka semua seperti kawan lama yang bertemu kembali. Suasana menjadi serius ketika Mo Qing Shan mulai melakukan tugasnya. "Bisakah saya meminta senior untuk menunjukkan perbukuan senjata dan senjata-senjata yang ada di gudang senjata?" Tanya Mo Qing Shan. Sekumpulan pria bertubuh tinggi dan besar itu saling menatap untuk beberapa waktu sebelum akhirnya mengangguk. Yun Shu Fen, si pemimpin berkata, "mari ikut saya." Lian Feng dan Nan Yang hanya bisa diam dan tidak berani mengatakan apapun. Walau pun mereka pernah melakukan inspeksi seperti ini, namun mereka tidak pernah menghadapi suasana yang begitu menegangkan seperti apa yang mereka alami saat ini. Ada beberapa tumpukan buku yang berisi catatan-catatan senjata dan armor yang masuk ke gudang senjata Chang'an sebelum akhirnya dikirim ke gudang senjata yang ada di Luoyang. Mo Qing Shan dengan serius memeriksanya bersama dengan Lian Feng dan Nan Yang. Ketiganya mencocokkan buku yang diberikan oleh Yun Shu Fen dengan catatan yang mereka bawa dari Luoyang. Lalu bagaimana hasilnya? Setelah kurang lebih dua jam melakukan pencocokan, Mo Qing Shan dan kedua pejabat itu saling menggelengkan kepala mereka dengan lembut. Mo Qing Shan bangkit dari kursinya seraya tersenyum pada Yun Shu Fen yang samasekali tidak pernah pindah dari tempatnya berdiri. Pria itu mungkin akan mengalami keram pada betisnya. "Bagaimana tuan Mo? Apakah ada sesuatu yang salah?" Tanya Yun Shu Fen. Mo Qing Shan menggelengkan kepalanya dan menjawab, "tidak ada. Lalu, bisakah sekarang kita pindah ke gudang senjata?" Yun Shu Fen dengan tenang menjawab, "tentu saja." Mo Qing Shan, Lian Feng serta Nan Yang berjalan di belakang Yun Shu Fen menuju ke sebuah gudang senjata yang ada di bagian belakang kantor militer. Di belakang mereka, ada beberapa orang yang juga ikut. "Tuan Lian, entah kenapa tapi aku merasa bahwa orang-orang ini benar-benar aneh," bisik Nan Yang dengan suara yang hampir tidak terdengar. Lian Feng yang jauh lebih dewasa tentu saja harus mengingatkan Nan Yang. Dia segera membuat suara 'hush' lalu kemudian berkata, "mari kita ikuti Wakil Komandan, aku percaya padanya." Mereka semua akhirnya sampai di sebuah gudang senjata yang tentunya penuh akan senjata. Mo Qing Shan, dengan mata jelinya mulai melihat kualitas dari senjata-senjata serta armor yang ada di sana. Tidak ada yang mulai berbicara karena semuanya sedang sibuk menatap. "Kualitas senjata di sini benar-benar berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh Chen Wang. Semuanya bagus dan terawat. Selain itu, jumlahnya juga tidak sedikit, namun juga tidak bisa dikatakan cukup." Pikir Mo Qing Shan. Mo Qing Shan memalingkan wajahnya ke arah Yun Shu Fen untuk kemudian bertanya, "ehm itu...apakah semua senjata yang akan dikirim ke Luoyang ada sini? Sepertinya ini tidak cukup." Yun Shu Fen terlihat tenang saat dia berkata, "itu memang tidak cukup karena belum semuanya yang datang. Armor dan senjata lainnya akan segera menyusul." Mo Qing Shan mengangguk pelan. Dia telah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, namun dia masih enggan untuk meninggalkan gudang senjata itu karena instingnya mengatakan bahwa masih ada sesuatu yang janggal di ruangan yang luas itu. Pria muda itu berjalan mengitari area di mana pedang-pedang di gantung. Tangannya menyentuh pedang, namun saat tangannya secara tidak sengaja tergelincir ke sisi dinding kayu, Mo Qing Shan merasakan sesuatu yang aneh. "Tidak ada debu di dinding ini. Ada yang aneh." Mo Qing Shan menyipitkan matanya. Suara Yun Shu Fen tiba-tiba terdengar menyapa pria muda itu, "bagaimana Komandan Mo? Apakah ada yang salah?" "Saya tidak menemukan sesuatu yang salah. Saya akan kembali ketika persenjataan ini lengkap, tolong beritahu saya jika semuanya sudah siap senior." Mo Qing Shan berbicara dengan sangat sopan sembari tersenyum ramah pada Yun Shu Fen. "Tentu saja. Ah iya, sebelum Wakil Komandan Mo dan tuan-tuan ini pergi, izinkan saya mengundang tuan-tuan ini untuk makan malam bersama nanti malam. Bagaimana?" Tanya Yun Shu Fen. Mo Qing Shan terkekeh sebelum akhirnya berkata. "Maaf, tapi kami bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk menerima undangan senior. Saya sendiri hanyalah orang baru, jadi..." Yun Shu Fen terlihat lebih santai ketika dia berani menepuk pundak Mo Qing Shan sementara Mo Qing Shan hanya tersenyum padanya. "Tidak ada niat apapun dan tolong bersikap santai-lah. Setiap ada inspeksi seperti ini, saya selalu mengundang orang-orang yang bepergian jauh dari Luoyang untuk mencicipi makanan khas Chang'an. Jadi tolong jangan menolak." Mo Qing Shan tidak bodoh. Pepatah lama "tidak ada makan siang yang gratis", masih bisa dia percayai. Terlebih lagi dengan cara Yun Shu Fen bersikap saat ini, sikapnya sangat tidak alami dan juga terkesan sedikit memaksa. Namun dia tidak merasa khawatir karena Mo Qing Shan merasa bahwa jalannya untuk bisa menyelidiki lebih lanjut telah terbuka lebih lebar. "Dia sepertinya ingin aku mempermudah jalannya." Pikir Mo Qing Shan yang secara alami tersenyum. "Bagaimana tuan Mo?" Yun Shun Fen kembali bertanya. Mo Qing Shan menangkupkan kedua tangannya dan sedikit membungkuk seraya berkata, "baiklah senior. Saya akan datang." "Itu bagus sekali, saya akan menyuruh seseorang menjemput kalian di penginapan kalian nanti malam." Yun Shu Fen dengan semangat berkata, "kalian pasti akan sangat menikmatinya." Sepeninggal Mo Qing Shan dan kedua pejabat lainnya, Yun Shu Fen tampak sedang berembuk dengan para anggotanya. */ Sementara itu di Luoyang, Mo Qi Yue yang sibuk dengan toko herbal milik keluarganya tiba-tiba kedatangan tamu yang benar-benar tidak ingin dia temui. Ada dua orang, yang pertama adalah Chen Wang dan orang terakhir adalah Chen Ai Lin, adiknya. "Kenapa mereka sangat menyukai kehidupan nona? Mereka hampir setiap saat berada di sekitar nona!" Gerutu Tong Nian saat dia melihat kedua saudara itu berjalan masuk ke toko herbal. Mo Qi Yue tidak membalas ucapan Tong Nian dengan ucapan sinis. Sebaliknya, dia memperingatkan gadis itu agar tidak berkata yang tidak-tidak di depan keturunan Kaisar Chen itu. "Mo Qi Yue, sudah lama sekali sejak kita bertemu!!" Teriakan Chen Ai Lin hampir membuat telinga setiap orang yang mendengarnya sakit. "Gongzhu, bagaimana kabar Gongzhu?" Sapa Mo Qi Yue dengan ramah. Chen Ai Lin menghela napas, "semua sama seperti biasa. Aku selalu senang seperti biasanya." Putri kekaisaran itu baru saja membatalkan pertunangannya dengan seorang pangeran dari negeri asing, dia seharusnya sedih, atau setidaknya berpura-pura sedih demi sentimen publik, namun nyatanya Chen Ai Lim tetaplah Chen Ai Lin. Ya, gadia itu selalu blak-blakan, jadi tidak heran dia tidak bersandiwara hanya demi menjaga reputasinya. "Hmmm, kau sendirian, dimana adikmu?" Tanya Chen Ai Lin. Gadis itu terus-terusan berbicara sampai-sampai Chen Wang, kakaknya, hanya tinggal dan berdiri di belakangnya seperti patung. Mo Qi Yue berkata, "ShanShan sedang bekerja di Chang'an." "Ehm, jadi begitu ya." Chen Ai Lin mengangguk, dia baru saja akan membuka mulutnya lagi, tapi Chen Wang telah memberinya isyarat. "Jiang Xianji, bawa Gongzhu berkeliling, ada sesuatu yang ingin benwang bicarakan dengan nona Mo." Suara serak Chen Wang membuat Mo Qi Yue merasa sedikit tidak nyaman. Mo Qi Yue tidak berani berbicara berdua hanya dengan Chen Wang, jadi dia hanya bisa ikut ketika Chen Wang mengajaknya ke sebuah restoran yang ramai. "Kau sepertinya masih tidak nyaman denganku nona Mo," Chen Wang berkata setelah dia menyesap tehnya. Mo Qi Yue menjawab, "tidak alasan seperti itu Wangye. Hanya saja saya tidak ingin ada kesalahpahaman. Wangye dan nona Song..." "Kesalahpahaman memang ada, tapi itu antara benwang dan kau. Dulu benwang berbuat salah padamu dan membatalkan pertunangan kita. Itu semua karena ibuku." Chen Wang melanjutkan ucapannya, "benwang memang bersalah dan benwang minta maaf. Nona Mo, tidak bisakah benwang mendapatkan kesempatan kedua?" Mo Qi Yue sedikit tertegun saat dia mendengar ucapan Chen Wang ini. Chen Wang memang cukup berani dan itu terbukti dari bagaimana pria itu berkata serta bertindak. Namun Mo Qi Yue juga bukan gadis yang lembek, yang akan dengan mudah menerima Chen Wang kembali. "Semua itu tidak akan pernah terjadi Wangye. Saya merasa tersanjung jika memang Wangye merasa seperti itu, namun saya tidak mau lagi kita terlibat hubungan seperti itu. Masa lalu telah lama berlalu dan saya samasekali tidak mau mengingatnya lagi." Mo Qi Yue menghela napas sebelum akhirnya berkata, "nona Song adalah gadis yang baik dan sangat cocok dengan Wangye. Yang lebih penting, kalian berdua telah bertunangan. Sebaiknya Wangye fokus padanya." "Tapi benwang tidak menyukainya, benwang, benwang hanya tertarik padamu. Benwang hanya menginginkanmu untuk menjadi Wangfei-ku," ketenangan Chen Wang sedikit terganggu. Dia sedikit terlihat frustasi. "Wangye bisa belajar. Saya tidak bisa membantu banyak, tapi tolong lihat lah sisi lain yang dimiliki oleh nona Song. Wangye hanya belum mengenalnya." Mo Qi Yue dengan tenang berkata, "Wangye juga belum mengenal saya. Saya mungkin memiliki sesuatu yang tidak disukai oleh Wangye. Sesuatu yang bisa saja melunturkan rasa suka Wangye pada saya." Kata-kata yang diucapkan oleh Mo Qi Yue itu masuk akal. Alih-alih membuat sadar Chen Wang sehingga pangeran kekaisaran itu bisa melupakan Mo Qi Yue, kata-kata itu justru membuat Chen Wang semakin menyukai gadis itu. "Saya harus segera kembali ke toko, permisi Wangye." Ucap Mo Qi Yue seraya berdiri dari kursinya tanpa lupa untuk memberi hormat. Sebuah tangan besar tiba-tiba meraih pergelangan tangan Mo Qi Yue yang kurus. Jangan tanya siapa pemiliknya karena itu pastilah tangan Chen Wang. "Tunggu," kata Chen Wang. Mo Qi Yue berusaha melepaskan tangan itu, namun Chen Wang masih dengan enggan melepaskannya. Pria itu menatap Mo Qi Yue seraya berkata, "selama kau belum secara resmi menjadi istri seseorang, maka benwang ini, Chen Wang, tidak akan pernah menyerah."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN