Mo Qi Yue mulanya tertegun dengan perkataan Chen Wang itu, namun dia mengabaikannya dan segera berlalu pergi. Sementara bagi Chen Wang, dia merasa sedikit lebih leluasa. Ya, jika Mo Qing Shan berada di Luoyang, maka akan sangat mustahil baginya untuk bisa berbicara secara leluasa dengan Mo Qi Yue.
Song Zhi Rou di sisi lain, gadis itu tengah diliputi perasaan sakit di hatinya. Ya, dia benar-benar sedih karena Chen Wang benar-benar tidak pernah terlihat peduli padanya. Itu bukan kali pertama Chen Wang dengan kejam memunggungi niat Song Zhi Rou untuk bisa dekat dengannya, tapi entah mengapa kali ini jauh lebih berat dari apa yang dia kira.
Gadis itu berdiam diri di Fu-nya dan memutuskan untuk menenangkan dirinya. Dia tidak ingin keluar atau bertemu dengan orang lain. Namun saat sebuah surat dikirimkan kepadanya, Song Zhi Rou mau tidak mau harus keluar dari Fu-nya. Surat itu berasal dari Permaisuri Rong Yan yang memanggilnya untuk masuk ke istana. Ya, Permaisuri Rong mungkin merindukan Song Zhi Rou karena gadis itu jarang sekali menemuinya.
"Zhi Rou memberi hormat pada Yang Mulia," kata Song Zhi Rou sembar melipat lututnya.
Melihat wajah lesu dan tidak bersemangat Song Zhi Rou, Permaisuri Rong tidak bisa tidak bertanya, "apa yang terjadi padamu? Apakah kau sakit?"
Song Zhi Rou terlihat memaksakan senyum di wajahnya, "tidak, saya baik-baik saja Yang Mulia."
Permaisuri Rong Yan nyatanya tahu bahwa gadis itu berbohong, tapi dia tidak mau memperpanjang masalah. Jadi dia mengalihkan pembicaraan dan bertanya perihal perkembangan hubungan Song Zhi Rou dengan Chen Wang.
"Itu..." Song Zhi Rou terlihat ragu-ragu.
"Kenapa? Apakah itu tidak berjalan dengan semestinya? Chen Wang kembali menyakitimu yah?" Kerutan memenuhi dahi Permaisuri Rong Yan saat dia bertanya pada Song Zhi Rou.
"Zhi Rou, aku adalah bibimu, jadi berbicaralah yang nyaman padaku. Sebenarnya apa yang terjadi? Ah," Permaisuri Rong Yan berkata, "apakah Mo Qi Yue terlibat lagi?"
Song Zhi Rou tidak menjawab, "....."
Ekspresi Song Zhi Rou sudah menegaskan jawaban dari pertanyaanya dan hal ini tentu saja membuat Permaisuri Rong Yan semakin tidak menyukai Mo Qi Yue.
"Pernikahan kalian harus dipercepat. Dan untuk Mo Qi Yue, biarkan aku yang mengurus gadis itu." Kata Permaisuri Rong.
Song Zhi Rou segera berkata. "Tapi Chen Wang tidak akan membiarkannya. Dia, dia akan semakin membenci Zhi Rou."
"Zhi Rou, serahkan saja semuanya padaku. Bibimu ini akan segera mengaturnya. Kau tidak perlu khawatir. Cukup persiapkan dirimu untuk menjadi seorang Wangfei dan juga menantuku." Kata Permaisuri Rong Yan.
*/
Jiang Xianji tengah berjalan menuju ke ruangan tuannya, Chen Wang. Dia nampaknya ingin melaporkan sesuatu yang ditemukannya.
"Ada apa? Apakah ada perkembangan penyelidikanmu terhadap Huang Xiong?" Tanya Chen Wang.
Jiang Xianji menggelengkan kepalanya seraya berkata, "tidak ada perkembangan khusus. Yang Mulia Putra Mahkota masih fokus mengintai keluarga Mo."
"Benwang masih tidak mengerti kenapa Huang Xiong melakukan itu. Apa yang sebenarnya dia cari?" Gumam Chen Wang sebelum akhirnya kembali bertanya pada Jiang Xianji, "apakah ada hal lain?"
"Hmm itu, saya juga mengawasi nona Song. Saya takut dia akan melakukan sesuatu pada nona Mo, jadi saya mengikutinya sesuai arahan Wangye. Dan sore ini, saya melihat dia memasuki istana Permaisuri." Timpal Jiang Xianji.
"Untuk saat ini awasi ibuku dulu, perhatikan gerak-gerik orang dari istana Permaisuri. Kau boleh berhenti dulu mengawasi kakakku. Benwang sendiri yang akan mengurusnya." Chen Wang memerintahkan, "jangan sampai ibuku berbuat sesuatu pada Mo Qi Yue."
"Dimengerti Wangye," Jiang Xianji segera pergi begitu dia menerima perintah dari tuannya.
Di Chang'an, di malam harinya, datang beberapa orang dari kantor militer Chang'an untuk menjemput Mo Qing Shan, Lian Feng, dan juga Nan Yang. Sesuai dengan kesepatan, mereka akan makan malam bersama dengan orang-orang dari kantor militer Chang'an. Xu Jia sendiri tidak ikut, dia secara khusus ditugaskan untuk mengintai di luar untuk berjaga-jaga jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Sebelum ketiganya pergi, Mo Qing Shan sudah memberikan arahan pada Lian Feng dan Nan Yang agar mereka tidak terlalu mabuk apalagi tergoda dengan apa yang akan mereka hadapi nantinya. Ya, undangan makan malam itu tentunya memiliki motif lain. Jadi mereka harus tetap berhati-hati.
Utusan yang dikirim untuk menjemput Mo Qing Shan dan kedua pejabat lainnya memandu mereka ke sebuah restoran yang penudh dengan wanita. Mari menyebutnya dengan sebutan seperti itu. Jelasnya tempat yang kini mereka datangi itu adalah tempat yang sangat akrab atau bisa dikatakan sering dikunjungi oleh Mo Qing Shan.
"Silakan tuan-tuan."
Begitu Mo Qing Shan, Lian Feng, dan Nan Yang masuk ke dalam restoran atau lebih tepatnya rumah b****l itu, mereka langsung disambut oleh gerombolan para wanita yang langsung memeluk lengan kanan dan kiri mereka.
Mo Qing Shan bersikap seperti biasanya, dia tidak menolak atau pun menunjukkan sikap tidak suka. Ya, walau pun jauh di lubuk hati tuan Mo, dia merasakan rasa jijik.
"Silahkan duduk tuan-tuan." Yun Shu Fen duduk di sebuah kursi yang ada di ujung kursi lainnya. Benar-benar tempat bagi seorang pemimpin.
Selang beberapa saat, para pelayan segera membawakan banyak makanan, meja panjang itu seketika menjadi penuh dengan makanan. Anggur yang disajikan di dalam keramik berwarna putih pun siap untuk dituangkan ke dalam gelas.
"Hahaha silahkan dinikmati." Kata Yun Shu Fen.
Semua orang makan dengan lahap. Para wanita b****l yang menggelantung di lengan kanan dan kiri para pejabat juga selalu sigap mengisi cangkir anggur yang kosong. Namun seperti apa yang telah direncanakan, baik Lian Feng maupun Nan Yang yang bahkan selalu ceroboh, tidak berani untuk lengah. Jelas sekali bahwa keduanya tampak tidak nyaman karena harus menjaga kewaspadaan mereka.
"Wakil Komandan Mo, karena kau memanggilku sebagai senior, lalu bisakah aku berbicara dengan santai pada komandan Mo?" Yun Shu Fen terkekeh seolah-olah dia telah mabuk berat.
Mo Qing Shan yang samasekali tidak masuk juga tersenyum. Dia mengambil keramik berisi anggur sebelum menuangkan anggur itu ke cangkir milik Yun Shu Fen. Mo Qing Shan kemudian berkata, "tentu saja senior."
"Dan juga, mengenai inspeksi yang dilakukan olehmu, bagaimana hasilnya? Apakah ada sesuatu yang salah?" Yun Shu Fen mengangkat kepalanya untuk melihat Mo Qing Shan, dia menagih jawaban atas pertanyaannya.
Mo Qing Shan yang tidak mudah mabuk menegak anggur di cangkirnya sebelum akhirnya berkata, "itu adalah hal yang rahasia, maaf karena junior ini tidak bisa memberitahukannya pada senior. Tapi percayalah, jika senior memang merasa tidak ada yang salah, maka hasilnya akan tetap seperti itu."
Wajah Yun Shu Fen terlihat menunjukkan ketidaksukaan, namun dia segera menutupinya dengan senyuman ketir di wajahnya. Dan sebagai fakta, undangan makan seperti itu bukanlah kali pertama dia lakukan. Namun kegagalan kali ini adalah kali pertama baginya. Apa maksudnya?
Ya, Yun Shu Fen selalu menjamu para pejabat yang datang dar Luoyang untuk inspeksi, dan jika ada sesuatu yang salah dengan hasil inspeksi, maka Yun Shu Fen akan melakukan upaya untuk bisa menutupi borok yang dia dan para anak buahnya sebabkan.
"Senior, ini sudah malam. Sebaiknya saya dan teman-teman saya pergi sekarang." Mo Qing Shan berdiri diikuti oleh Lian Feng dan juga Nan Yang.
Mo Qing Shan keluar dari ruangan khusus itu untuk keluar dari restoran. Xu Jia yang memang selalu berada di dalam restoran dan harus menderita karena para wanita yang menggodanya, akhirnya bisa bernapas lega.
"Tuan muda, bagaimana?" Tanya Xu Jia
"Sesuai tebakan kita, dia memang ingin kita menutupi kejahatannya. Ayo bergegas, kita bicarakan ini di penginapan." Kata Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan tidak ingin membuang-buang banyak waktunya karena dia ingin segera kembali ke Luoyang. Sehari berada di Chang'an, sama halnya dengan satu tahun lamanya bagi Mo Qing Shan. Dia benar-benar merindukan Mo Qi Yue yang sudah tidak dilihatnya selama tiga hari.
Di penginapan...
"Ada ruangan lain di balik dinding di gudang senjata yang kemarin kita masuki." Kata Mo Qing Shan.
Nan Yang mengerutkan keningnya, "bagaimana mungkin? Di belakang gudang itu adalah hutan belantaran. Bagaimana wakil komandan bisa mengetahuinya?"
"Aku secara tidak sengaja menyentuh dinding yang bersih. Bagian dinding itu sangat bersih untuk ukuran dinding gudang senjata yang seharusnya penuh dengan debu. Sepertinya ada ruangan rahasia dibalik dinding itu." Timpal Mo Qing Shan.
Xu Jia yang sedari tadi diam dan hanya mendengarkan percakapan akhirnya angkat bicara, "lalu apakah tuan muda berniat masuk ke ruang rahasia itu?"
"Mungkin iya, mungkin saja tidak. Tapi percayalah kalau aku sudah memiliki rencana." Mo Qing Shan berkedip pada Xu Jia.
Di pagi hari berikutnya, Mo Qing Shan, Lian Feng dan juga Nan Yang pergi ke kantor militer Chang'an dengan maksud berpamitan. Ya, mereka telah menyelesaikan inspeksi mereka dan berkata akan mengirimkan laporan hasil inspeksi mereka ke ibukota. Dengan adanya hal ini, Yun Shu Fen nampak sedikit lega.
Tapi apakah memang benar seperti itu?
"Ganti pakaian kalian semua dan kita akan menyamar sebagai warga biasa." Mo Qing Shan mengeluarkan sebuah lencana dan berkata, "ini adalah lencana darurat yang diberikan Chen Wang padaku. Jika sesuatu yang besar terjadi, kita akan menggunakannya."
"Tuan Lian Feng dan Nan Yang, kalian akan tinggal dan mengawasi di sekitar kantor militer Chang'an sementara aku dan Xu Jia akan menyusup ke dalam. Jika sampai matahari terbenam aku masih belum kembali, kalian harus pergi ke kantor keamanan dan melaporkan bahwa aku hilang." Timpal Mo Qing Shan.
Lian Feng, "kami akan melaksanakan perintah wakil komandan. Tolong berhati-hatilah."
Mo Qing Shan mengangguk, "kalian juga harus berhati-hati."
Mo Qing Shan menoleh ke arah Xu Jia, "kawanku, ayo kita pergi."
Untuk bisa menembus ruang rahasia yang dicurigai memang ada itu, ada dua cara yang bisa dipilih salah satunya dan Mo Qing Shan telah memutuskan untuk tidak terlalu membahayakan dirinya serta orang-orangnya. Jalan pertama adalah lewat kantor militer seperti yang mereka lakukan kemarin, jalan pertama ini tentunya memiliki resiko yang amat sangat tinggi. Dan jalan kedua adalah lewat belakang dengan rintangan yang cukup memusingkan karena Mo Qing Shan masih harus mencari jalan masuknya.
"Tuan muda, di belakang sini adalah hutan belantara, tidak ada gua seperti yang kita prediksi." Kata Xu Jia.
Mo Qing Shan merasa semuanya tidak benar. Ya, seharusnya ada pintu masuk lain di bagian belakangnya.
"Mari kita berjalan dan melihat lebih dekat." Kata Mo Qing Shan.
Xu Jia tidak pernah menolak atau merasa takut, jadi dia hanya bisa mengikuti Mo Qing Shan dari belakang. Keduanya berjalan mendekat dengan langkah hati-hati, takut jika mereka akan ketahuan.
"Awas!" Mo Qing Shan segera memberikan aba-aba pada Xu Jia untuk segera bersembunyi karena dia melihat adanya tentara penjaga yang berjaga di bagian belakang gudang senjata itu.
Mo Qing Shan berbisik dengan suara yang sangat pelan, "jika memang tidak ada yang salah, kenapa mereka bahkan mengatur penjagaan yang begitu ketat. Ini bukanlah daerah perang atau perbatasan."
"Tuan muda benar," angguk Xu Jia.
"Ayo kita berjalan lagi, kali ini mari lebih berhati-hati." Kata Mo Qing Shan.
Keduanya mulai berjalan dan menyusuri semak-semak. Daun-daun yang kering, yang terinjak sepatu keduanya mengeluarkan bunyi yang bahkan dapat membuat jantung menegang. Jika keduanya ketahuan, maka akibatnya akan sangat fatal. Walau pun Mo Qing Shan dan Xu Jia memiliki ilmu bela diri di atas rata-rata, namun mereka kalah jumlah.
"Ada berapa jumlah penjaga yang berjaga di bagian belakang? Kita harus melumpuhkan mereka terlebih dahulu." Gumam Mo Qing Shan.
"Kita akan membunuh mereka tuan muda?" Xu Jia bertanya.
"Tidak, kita tidak boleh melukai seseorang yang belum tentu bersalah terkecuali dalam situasi yang darurat." Mo Qing Shan tiba-tiba mengambil salah satu anak panahnya dan mulai menarik busurnya, "aku membawa panah bius bersamaku."