A Hole

1557 Kata
Mo Qing Shan sudah menarik busurnya dan siap membidik, namun sebelum anak panah itu berhasil dilepaskan, mereka sudah terlebih dahulu ketahuan. "Siapa disana?!!" Teriakan salah satu penjaga membuat tentara-tentara yang lain segera berkumpul. "Gawat! Mari kita lari! Sial sekali!" Mo Qing Shan bahkan tidak lupa untuk mengutuk saat dia bahkan berada dalam situasi yang genting. Mo Qing Shan memimpin pelarian dan Xu Jia mengikutinya dari belakang. Xu Jia juga telah mengambil busurnya dan bersiap melepaskan anak panahnya jika situasi menjadi semakin berbahaya bagi mereka. "Jangan lari!" Teriak orang-orang itu. Mo Qing Shan dan Xu Jia harus berlari dan berlindung di balik semak-semak serta pepohonan karena para penjaga itu memiliki busur. Anak panah segera beterbangan di langit dan bersiap menembus kulit Mo Qing Shan dan Xu Jia. "Tuan muda, saya akan menghalangi mereka. Tuan muda harus segera berlari." Kata Xu Jia di tengah pelarian mereka. Mo Qing Shan ingin sekali mengetuk kepala Xu Jia, dia memaki, "bodoh! Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu? Kita harus pergi bersama! Jangan banyak bicara dan ayo segera pergi!" Siapa yang banyak bicara? Tuan muda Mo nampaknya harus bercermin! Keduanya masih berlari, jalanan semakin menanjak ketika mereka masuk lebih dalam ke dalam hutan. Hingga tiba-tiba... "Aaarrghh!!" Teriakan Mo Qing Shan tiba-tiba terdengar, namun tubuh pria muda itu tidak terlihat. Dia telah jatuh ke dalam sebuah lubang! "Tuan muda!" Xu Jia yang panik tidak bisa berpikiran sehat. Dia tanpa pikir panjang juga segera menjatuhkan dirinya sendiri ke dalam lubang itu. "Aaaaarrghhh!" Teriakan Xu Jia menggema di sepanjang lubang yang menyerupai terowongan itu. Torowongan itu gelap dan berkelok. Saat keduanya jatuh, mereka merosot hingga akhirnya mereka mendarat di sebuah jalan bawah tanah. "Aduh!" Xu Jia yang mendarat beberapa saat setelah Mo Qing Shan secara tidak sengaja jatuh menimpa tubuh Mo Qing Shan. Xu Jia terlihat sangat panik, "tuan muda! Apakah tuan muda baik-baik saja? Maafkan saya!" "Aku baik-baik saja," kata Mo Qing Shan yang terlihat sangat aneh. Dia kemudian berkata, "hanya saja..." "Ada apa tuan muda?" Xu Jia mengerutkan keningnya. "Lihatlah ke bawah dan sekitar." Mo Qing Shan menatap Xu Jia dengan tatapan prihatin. Xu Jia, "!!!" "Aiya, ayolah! Kenapa kau sangat tenang ketika aku memberitahumu hal semacam ini?! Aku bahkan telah berharap kau akan berteriak dan menjerit!" Keluh Mo Qing Shan. Xu Jia, "..." Apa yang sebenarnya mereka lihat? Kenapa Mo Qing Shan berharap Xu Jia berteriak karena ketakutan? Tanpa sengaja, Mo Qing Shan dan Xu Jia telah jatuh ke dalam sebuah ruang rahasia di bawah tanah yang dijadikan sebagai kuburan. Atau lebih tepatnya tempat pembuangan mayat. Di sana, di bawah kaki mereka dan di sekitar mereka, ada banyak tulang belulang serta tengkorak manusia! "Menurut tuan muda, tempat macam apa ini?" Xu Jia mulai melihat sekitar dengan rasa penasaran. "Entahlah, tapi aku merasa bahwa ada sesuatu di tempat ini. Dan juga tulang belulang ini, kenapa ada begitu banyak. Aku pikir tempat ini semacam penjara." Kata Mo Qing Shan. Mo Qing Shan berjalan dengan hati-hati dan berusaha untuk tidak menginjak tulang belulang yang ada di sana. Dia berjalan untuk melihat dinding-dinding gua itu dan berharap bahwa akan ada petunjuk yang bisa dia dapatkan. "Di sini terlalu gelap, aku kesulitan membaca tulisan di dinding ini," keluh Mo Qing Shan. Lalu apakah dia sudah menemukan sesuatu? Xu Jia mencari-cari sesuatu di bajunya, berharap dia masih bisa menemukan pelita kecil darurat yang selalu dibawanya. Mo Qing Shan yang tahu akan kebiasan Xu Jia ini langsung bertanya, "bagaimana? Apakah kau membawanya?" "Saya selalu membawanya tuan muda, tapi benda itu sangat kecil dan saya pikir itu telah jatuh saat saya jatuh tadi." Kata Xu Jia. "Cari dulu, aku rasa pelitamu itu masih berada di sekitar tempatmu jatuh." Timpal Mo Qi Yue. Xu Jia mengangguk dan menuruti saran Mo Qing Shan. Dia tanpa ragu-ragu mencari pelita kayu berbentuk tabung bambu yang memiliki penutup itu. Melihat hal ini, Mo Qing Shan hanya bisa mengehela napas putus asa. "Dia memang tidak pernah takut pada apapun. Aku akan membawanya ke kuil kapan-kapan." Kata Mo Qing Shan saat dia menatap Xu Jia. "Maafkan saya tuan muda, tapi saya tidak dapat menemukannya." Ucap Xu Jia. Mo Qing Shan mengangguk sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat pencahayaan dari alat-alat seadanya. Dia dan Xu Jia berniat membuat api dengan batu yang digesekkan. "Kita tidak memiliki ranting atau kayu di sini." Keluh Mo Qing Shan. Xu Jia membuat wajah polos dan berkata, "kita bisa menggunakan tulang-tulang ini tuan muda." Mo Qing Shan, "....." Setelah beberapa lama, api akhirnya terbentuk. Yah, walau pun sedikit tidak etis, mereka tetap menggunakan tulang-tulang di sana untuk dibakar. Mo Qing Shan bahkan berjanji akan pergi ke kuil untuk mendoakan arwah-arwah di dalam sana. "Tulisan di dinding goa ini..., ini nampak seperti catatan harian. Catatan yang mereka tulis dengan goresan batu." Mo Qing Shan menunjuk bagian dinding gua tertentu dan mulai membaca, "hari ke 15, mereka menahan kami dan hanya memberikan kami makan sehari sekali. Dua orang telah mati karena kedinginan." "Itu terdengar sangat kejam sekali tuan muda," kata Xu Jia. "Mereka tidak menuliskan alasan mereka ditahan sampai pada akhirnya mereka mati." Mo Qing Shan kemudian melangkah untuk melihat catatan terakhir di dinding gua itu dan dia mulai membacanya, "aku dan teman baruku membuat lubang ini untuk melarikan diri, tapi kami ketahuan sebelum kami berhasil kabur. Temanku dibunuh dan aku dibiarkan kelaparan. Jika aku mati dan ada yang menemukanku, tolong siapa pun itu, tabsihkan aku di kuil." Pandangan Mo Qing Shan segera mengarah ke sebuah tengkorak yang persis ada di bawah tempatnya berdiri. Ada perasaan sedih yang menyelimuti hati Mo Qing Shan saat dia tiba-tiba memanggil Xu Jia, "Xu Jia ...." "Ya tuan muda?" Jawab Xu Jia. "Mereka adalah tawanan, aku tidak tahu kenapa. Aku akan mencari tahu, tapi untuk sekarang, mari kita mencari jalan keluar." Kata Mo Qing Shan. "Apakah tuan muda akan merangkak naik ke atas melalui lubang ini?" Tanya Xu Jia. "Itu adalah jalan terakhir, mari kita telusuri lorong ini dulu. Ah, jangan lupa membuat penanda di dinding agar kita tidak tersesat," timpal Mo Qing Shan. Xu Jia segera mengangguk. Dengan pelita buatan seadanya, keduanya mulai bergerak dan mengikuti setiap lekukan lorong goa yang gelap itu. Jalan di dalam goa itu berkelok, ada juga yang bercabang, tapi Mo Qing Shan dan Xu Jia samasekali tidak berniat untuk berpisah, mereka takut jika mereka akan terjebak ke dalam situasi yang tidak bisa mereka bayangkan. "Ada cahaya di sana," suara rendah Mo Qing Shan bahkan menggema di sepanjang lorong. "Matikan pelitnya," perintah Mo Qing Shan lagi dan Xu Jia segera mematikan satu-satunya sumber cahaya mereka. Keduanya berjalan mendekat, dan semakin dekat saat mereka melihat sebuah lubang besar yang ada di atas kepala mereka. Gua itu memiliki lubang di atas sana! "Aku mencium bau amunisi, apakah kau juga menciumnya?" Tanya Mo Qing Shan pada Xu Jia. Xu Jia mengangguk, "ini seperti bau bubuk mesiu tuan muda. Bubuk ini sangat mudah terbakar dan sering dijadikan sebagai bahan peledak." "Ya, kau benar." Mo Qing Shan mengangguk setuju. "Lalu apakah..." Mo Qing Shan segera menyadari bahwa mereka berjalan mendekat ke arah gudang senjata, mereka secara tidak langsung terhubung dengan tempat yang seharusnya mereka masuki. "Lalu kemana kita akan pergi tuan muda? Ada dua jalur, kiri dan kanan. Kemana kita akan pergi?" Tanya Xu Jia. "Aku juga tidak tahu, tapi mari kita memilih jalan yang kanan dulu. Aku tidak menyarankan agar kita berpencar, kita berada di bawah tanah dan itu terlalu beresiko." Kata Mo Qing Shan seraya memberi saran. Keduanya akhirnya berjalan ke arah kanan. Kewaspadaan mereka meningkat saat mereka tiba-tiba mendengar sesuatu yang keras. Itu seperti dua besi yang saling bertumbukan. "Tuan muda, ada cahaya kemerahan di ujung sana. Itu seperti percikan api." Bisik Xu Jia. Mo Qing Shan langsung bisa menebak sesuatu. Sesuatu telah muncul dalam otaknya, "mereka membuat senjata disini." "Disini?" Xu Jia mengerutkan keningnya. "Tempat paling berbahaya adalah tempat paling aman. Dan mereka, mereka benar-benar cerdas karena telah memilih tempat semacam ini." Kata Mo Qing Shan. Ya, siapa yang akan mengira bahwa akan ada pabrik pembuatan senjata ilegal yang berada di bawah tanah? Tidak akan ada yang menyadari hal ini! Xu Jia tiba-tiba bertanya. "Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang tuan muda?" "Mari kita kembali dulu. Kita harus menyusun rencana, tapi terlebih dahulu kita harus mencari jalan keluar. Kita membutuhkan pasukan besar." Kata Mo Qing Shan. Keduanya akhirnya berbalik untuk kembali ke tempat awal mereka jatuh. Mereka berniat memanjat naik dan keluar dari ruang bawah tanah itu. Ya, walau pun sangat sulit, mereka masih harus mencobanya. Pedang yang tajam mungkin bisa membantu, Mo Qing Shan dan Xu Jia menjadikan pedang mereka sebagai alat untuk memanjat tebih gua yang berkelok. Hal ini memang sedikit menyusahkan, tapi mereka tidak memiliki cara lain. Mereka juga tidak memiliki tali atau pun alat-alat lain. "Bertahanlah, aku sudah melihat cahaya. Xu Jia, kita juga harus bersiap-siap, jika mereka ada di depan kita, kita hanya perlu melawannya." Kata Mo Qing Shan dengan napasnya yang terengah-engah. "Baik tuan muda." Jawab Xu Jia. Perjalanan melarat itu akhirnya menemui ujung saat Mo Qing Shan hampir sampai. Dia segera menarik salah satu anak panahnya untuk berjaga-jaga. Walau tidak bisa menggunakan busurnya, namun dia bisa menggunakan lengannya yang kuat untuk menancapkan busur itu ke musuh yang mungkin saja tengah berjaga di luar lubang. Kepala Mo Qing Shan telah keluar dari lubang dan beruntung dia tidak bertemu dengan siapapun. Dia langsung naik ke atas lalu menarik Xu Jia keluar. "Hati-hati, aku yakin mereka masih mencari kita." Kata Mo Qing Shan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN