Sementara itu di ibukota, Mo Qi Yue masih sibuk dengan rutinitasnya. Dia akan pergi ke toko herbal keluarganya di pagi hari dan pulang ke Fu-nya di sore hari. Gadis itu tanpa disadari telah merasakan kesepian. Biasanya Mo Qing Shan akan selalu ada untuk menggodanya, namun selama beberapa hari ini, hal konyol tidak pernah terjadi padanya karena Mo Qing Shan masih bertugas di Chang'an.
"NianNian, aku ingin segera kembali. Aku ingin pergi ke pasar dulu, aku akan membeli kesemak kering untuk dikirim ke Chang'an, aku juga ingin menulis surat untuk ShanShan." Ide ini tiba-tiba muncul di benak Mo Qi Yue.
Tong Nian mengangguk setuju dan bertanya, "apakah tidak ada kepastian kapan tuan muda akan kembali nona?"
"Aku tidak tahu," kata Mo Qi Yue. Dia melanjutkan ucapannya, "aku pikir tugasnya sangat berat. Aku akan bertanya pada ZhenZhen, dia mungkin bisa mencari tahu."
Jadi sebelum sore, Mo Qi Yue segera pergi dari toko herbal dan pergi ke pasar untuk membeli kesemak kering dan beberapa bahan kue lainnya. Gadis itu berniat membuatkan kue kering untuk Mo Qing Shan.
"Apakah sudah tidak ada yang kurang nona?" Tanya Tong Nian seraya memeriksa belanjaan mereka.
Mo Qi Yue, "aku pikir sudah tidak ada. Ayo kita kembali ke Fu."
Keduanya kembali ke Fu dengan kereta kuda, saat itu jalanan di ibukota cukup tenang, jadi seharusnya mereka bisa sampai ke Mo Fu sebelum matahari terbenam. Tapi sesuatu tiba-tiba terjadi. Kereta kuda yang membawa Mo Qi Yue dan Tong Nian harus terhenti saat sebuah keramaian tiba-tiba membuat jalanan macet.
"Apa yang terjadi paman?" Tanya Mo Qi Yue pada kusir kereta kudanya.
Suara kusir itu terdengar dari luar gerbong, dia berkata, "saya tidak tahu nona, biarkan saya melihatnya terlebih dahulu."
"Baiklah," jawab Mo Qi Yue.
Selang beberapa saat, kusir itu belum juga kembali, jadi Tong Nian berinisiatif untuk melihat keluar gerbong. Dia tidak menemukan sang kusir dan hanya melihat keramaian yang masih padat di luar sana.
"Nona, paman kusir belum kembali. Biarkan saya mencarinya dulu, nona tinggallah di sini dan jangan kemana-mana." Kata Tong Nian seraya meminta izin.
Mo Qi Yue mengangguk, "berhati-hatilah kalau begitu."
Tong Nian akhirnya pergi dan Mo Qi Yue tinggal di dalam gerbong kereta kudanya sendirian. Setelah waktu satu dupa, tanda-tanda Tong Nian kembali masih belum terlihat, tapi Mo Qi Yue masih menunggunya dengan sabar. Gadis itu hanya sesekali membuka tirai keretanya untuk melihat situasi di luar. Tapi sesaat kemudian, Mo Qi Yue merasakan seseorang naik ke atas gerbong keretanya.
"Tong Nian sangat kurus, tidak mungkin kereta ini bergoyang sampai seperti ini." Pikir Mo Qi Yue.
"Paman, apakah itu paman?" Tanya Mo Qi Yue.
"...."
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan Mo Qi Yue itu, tapi sosok kekar yang tidak dikenali tiba-tiba menerobos masuk ke dalam gerbong.
"Siapa kau?!" Mo Qi Yue secara spontan bertanya.
"Jangan bertindak bodoh nona Mo, ayo ikut kami." Kata pria itu.
Mo Qi Yue tidak akan pernah mengikuti perintah pria itu, jadi dia masih sekuat tenaga berjuang dan memberontak. Tapi kenyataan memang lebih pahit daripada apa yang dibayangkan. Dia hanyalah gadis lemah yang bahkan tidak memiliki pengetahuan bela diri. Jadi saat pria kekar itu memukul titik vital di lehernya, Mo Qi Yue langsung pingsan seketika.
Mo Qi Yue yang pingsan segera dibawa oleh pria itu pergi entah kemana. Dan selang beberapa saat setelah kejadian itu, Tong Nian kembali bersama dengan kusir kereta mereka.
“Nona?! Nona, nona dimana?! Nona?!” Tidak melihat Mo Qi Yue di dalam gerbong kereta, Tong Nian segera menjadi panik.
“Paman, nona tidak ada disini!” Kata Tong Nian pada kusir kereta mereka.
Tong Nian dan sang kusir akhirnya pergi untuk mencari keberadaan Mo Qi Yue. Entah mengapa, perasaan takut serta khwatir segera tumbuh di hati Tong Nian.
“Nona, nona dimana?!”
*
*
Sementara itu di Wangfu, Chen Wang yang sedang bersantai sembari memberi makan ikan di kolamnya tiba-tiba kedatangan Jiang Xianji yang terlihat buru-buru.
“Wangye!” Jiang Xianji terlihat panik saat dia biasanya terlihat sangat tenang.
Chen Wang juga tahu bahwa sesuatu telah terjadi, dia bisa melihatnya dari sikap tidak biasa Jiang Xianji itu. Dia bertanya, “apa yang terjadi?”
“Wangye, saya mengikuti nona Mo dan melihatnya diculik. Anak buah kita tengah mengikuti mereka.” Kata Jiang Xianji.
Chen Wang segera melemparkan pakan ikan miliknya ke tanah. Wajahnya terlihat sangat
marah, “ibuku rupanya sudah bertindak.”
“Ayo kita pergi!”
Dengan mengendarai kuda mereka, Chen Wang dan Jiang Xianji segera pergi ke sebuah tempat.
“Kemana mereka pergi? Apakah kau sudah menyuruh anak buahmu mengirim sinyal?”
“Saya sempat mengikutinya sebentar, kita harus menuju ke selatan Wangye. Saya tahu ada sebuah gudang beras di sana, tapi saya tidak yakin mereka membawanya kesana. Maafkan saya Wangye.” Kata Jiang Xianji.
“Benwang pikir mereka pasti kesana, ayo!” Chen Wang segera menghentakkan kakinya dan kudanya segera bergerak dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu di sebuah tempat yang tidak dikenali, Mo Qi Yue yang pingsan akhirnya siuman. Gadis itu diikat tangan dan kakinya, mulutnya dibekap menggunakan kain.
“Hmmmphh, hmphh!!” Hanya teriakan putus asa yang terdengar dari mulut gadis itu.
“Nona Mo, kau sudah sadar rupanya.” Sebuah suara wanita terdengar dari balik tirai penutup.
“Aku tidak perlu memperkenalkan siapa diriku, aku hanya ingin memberitahumu sesuatu nona Mo.” Kata wanita misterius itu.
“Aku ingin kau menjauhi Chen Wang, aku tidak mau kau dekat dengannya lagi.” Suara itu terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya, tapi nyatanya dia tidak sedang bicara pada Mo Qi Yue, “lakukan tugas kalian. Jangan terlalu parah, sedikit luka di wajahnya akan membuatnya sadar.”
Mo Qi Yue meronta-ronta dengan sekuat tenaganya saat dia melihat dua orang pria mendekat ke arahnya dengan membawa pisau. Mo Qi Yue sangat ketakutan dan dia tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa terisak dengan menyedihkan.
"Hmmphh!!!" Gadis itu menitihkan air mata.
Bruakk!!!!
Pintu gudang tempat Mo Qi Yue disekap tiba-tiba terbuka. Chen Wang dan Jiang Xianji akhirnya tiba ditempat. Chen Wang tanpa ragu-ragu menendang pria yang memegang pisau itu sementara Jiang Xianji segera mengeluarkan pedangnya untuk menikam pria lainnya.
Saat hal itu terjadi, wanita dibalik tirai itu segera pergi bersama dengan orang-orangnya yang lain. Jiang Xianji hendak mengejarnya tapi Chen Wang menghalanginya. Alasan Chen Wang melakukan hal ini bukan karena dia takut, itu karena dia tahu siapa dalang dibalik penculikan Mo Qi Yue itu.
"Nona Mo, kau baik-baik saja?" Chen Wang terlebih dahulu melepaskan kain yang membekap mulut Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa. Gadis itu gemetaran di sekujur tubuhnya, tapi menolak untuk memeluk orang di depannya. Jika itu adalah Mo Qing Shan, Mo Qi Yue pasti akan memeluknya.
Chen Wang melepaskan ikatan kaki dan tangan Mo Qi Yue sebelum akhirnya membantu gadis itu berdiri. Kondisi Mo Qi Yue terlihat sangat tidak baik. Gadis itu sempoyongan sebelum akhirnya jatuh pingsan.
"Mo Qi Yue!" Chen Wang segera menangkap Mo Qi Yue dan menggendong gadis itu.
Mo Qi Yue dibawa langsung ke Fu-nya oleh Chen Wang. Pria itu menolak membawa Mo Qi Yue ke wangfu miliknya karena dia tidak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi pada gadis itu.
"Qi Yue!" Tangisan nyonya Mo terdengar saat dia melihat Mo Qi Yue pingsan.
Tong Nian yang juga telah kembali untuk melaporkan Mo Qi Yue yang hilang pada keluarga Mo juga larut dalam isak tangisnya. "Nona!"
"Dia pingsan, segera panggilkan tabib untuknya." Kata Chen Wang seraya meletakkan Mo Qi Yue ke tempat tidur dan segera menyelimutinya.
Nyonya Mo menatap putrinya dengan penuh kasih saat dia kemudian bertanya pada Chen Wang, "Wangye, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Yue'er kami bisa tiba-tiba menjadi seperti ini?"
Chen Wang terdiam untuk beberapa saat. Dia tampak memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan nyonya Mo. Selang beberapa saat dia menjawab, "nyonya Mo bisa bertanya pada Mo Qi Yue sendiri. Sekarang benwang pamit."
Chen Wang segera melangkah pergi. Saat dia akan melewati ambang pintu, dia berpapasan dengan tuan Mo yang juga baru saja kembali dari istana.
"Wangye," sapa tuan Mo seraya menangkupkan kedua tangannya.
Chen Wang mengangguk pelan dan tanpa mengatakan apa-apa, dia segera pergi dari Wangfu.
"Wangye, apakah kita akan kembali ke Wangfu sekarang?" Xu Jia yang menunggu di depan gerbang, langsung bertanya begitu dia melihat tuannya keluar.
Chen Wang menggelengkan kepalanya, "tidak. Benwang akan ke istana sekarang."
Chen Wang tengah diselimuti oleh amarah yang besar sekarang. Dia benar-benar ingin membuat peringatan pada ibunya sendiri.
Bruak!!!
Begitu Chen Wang tiba di depan pintu masuk istana Permaisuri, Chen Wang secara mengejutkan langsung menendang dua kasim yang berjaga di sana. Dua kasim kurus itu segera terhempas masuk ke dalam aula istana Permaisuri. Permaisuri Rong Yang yang melihat kejadian ini tidak bisa tidak terkejut.
"Chen Wang! Apa kau sudah gila?!" Teriak Permaisuri Rong Yan seketika.
"Maafkan saya ibu, saya hanya tidak sabaran sehingga saya meluapkan emosi saya pada kasim-kasim ini. Apakah ibu sangat marah?" Chen Wang bertanya dengan sarkastik.
Permaisuri Rong Yan tahu betul jika putranya itu tengah memprovokasinya. Adalah suatu hal yang bodoh jika Chen Wang tidak mengetahui siapa dalang di balik penculikan Mo Qi Yue. Ya, walau pun Permaisuri Rong Yan bersikeras tidak mau mengakuinya, tapi Chen Wang sudah tahu kebenarannya.
"Kau melampiaskan emosimu pada orang-orangku, apakah kau sudah tidak waras Wangye?" Kata Permaisuri Rong sembari memggertakkan giginya.
Chen Wang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, dia kemudian berkata, "lalu apakah ibu sudah memikirkan akibat apa yang sudah ibu lakukan pada orang yang saya sukai jika saya terlambat sedikit saja?"
Permaisuri Rong Yan terlihat mencengkream pakaiannya sebelum akhirnya berkata, "apa maksudmu putraku? Apakah ibumu ini telah melakukan sesuatu yang tidak kau sukai?"
Melihat bagaimana ibunya bersikap, Chen Wang benar-benar geram. Dia bisa saja membongkar kejahatan ibunya itu, tapi dia masih harus menjaga martabat ibunya, setidaknya sebagai seorang permaisuri.
"Saya tidak akan mengatakannya secara jelas karena saya tahu ibu sudah mengetahuinya. Dan satu hal lagi," Chen Wang berkata dengan nada mengancam, "tidak ada kedua kalinya hal seperti ini terjadi. Saya tidak akan tinggal diam ibu. Dan untuk kejadian yang terjadi tadi, akan ada kompensasi yang harus aku terima."
Chen Wang membungkuk sebelum akhirnya pergi dari istana permaisuri.
"Dia! Aku harus mempercepat pernikahannya dengan Song Zhi Rou." Permaisuri Rong Yan tiba-tiba berdiri dan memerintahkan pada pelayan pribadinya untuk menemaninya pergi ke istana Kaisar.
*/
Sementara itu di Chang'an, Mo Qing Shan dan Xu Jia yang akhirnya bisa keluar dari lubang bawah tanah itu bergegas pergi menuju ke penginapan mereka. Mereka kembali sedikit terlambat, beruntung Lian Feng dan Nan Yang tidak secara gegabah melaporkan bahwa keduanya telah menghilang.
"Pabrik pembuatan senjata?" Tanya Lian Feng.
Nan Yang juga tidak bisa tidak bertanya, "dan itu di bawah tanah?"
"Ya," Mo Qing Shan mengangguk.
"Ini adalah kasus besar dan aku harus melaporkannya pada Wangye. Aku akan kembali ke Luoyang besok. Kalian dan Xu Jia tinggallah di sini untuk memantau keadaan. Aku hanya akan pergi sebentar." Ucap Mo Qing Shan.