Noise

1672 Kata
Di pagi harinya, Mo Qi Yue bangun. Pandangan gadis itu langsung tertuju ke meja dimana ada surat yang tergeletak di atasnya. Mo Qi Yue mengambil surat itu dan mulai membacanya. "Jiejie, maaf karena aku menyelinap ke kamarmu dan karena aku tidak bisa berpamitan secara langsung padamu. Aku tidak tega membangunkanmu, jadi aku menulis surat ini. Aku akan berada di Chang'an untuk beberapa hari untuk melakukan tugas. Chen Wang, si breng..(coret), dia mengirimku kesana. Jaga dirimu yah. Aku akan segera kembali. Ah iya, jangan lupa katakan juga pada ayah dan ibu." Mo Qi Yue tersenyum saat dia melipat surat dari Mo Qing Shan. Gadis itu merasa sedikit menyesal karena dia tidak sempat membantu Mo Qing Shan berkemas, padahal selama ini dia selalu mengurus keperluan pria yang dia tahu sebagai adiknya itu. Di hari pertamanya bekerja kemarin, Mo Qi Yue sangat sibuk. Dia bahkan mengurus perbukuan toko obat herbal milik keluarganya. Tuan Mo telah kembali ke Luoyang, saat semua orang telah berkumpul untuk sarapan, dia tentu saja tidak akan melihat putranya. Dia masih belum tahu jika Mo Qing Shan tengah pergi keluar kota untuk melaksanakan tugas, jadi dia mulai mengerutkan keningnya di pagi hari. "Aku yakin dia pasti masih tertidur! Nian Zhen, panggil gege-mu!" Kata tuan Mo dengan ekspresi tidak sabaran di wajahnya. Mo Nian Zhen segera berdiri, "baik paman." "Eh, ayah...ShanShan sedang tidak ada di rumah." Mo Qi Yue yang baru saja datang dengan semangkuk sup di tangannya segera berkata, "dia..." "Dia pasti bermalam di rumah b****l lagi kan? Yue'er, kau jangan terlalu memanjakan adikmu. Dia sangat manja padamu karena kau selalu melindunginya," tuan Mo segera memotong ucapan Mo Qi Yue. Dia tampak tidak berdaya saat memikirkan bagaimana kelakuan putra tunggalnya itu. Mo Qi Yue, "...." "Yue'er, biarkan ZhenZhen memanggil adikmu. Ini juga sudah siang dan dia harus bekerja," timpal nyonya Mo. "Ayah, ibu, dengarkan Yue'er dulu. ShanShan tidak ada di rumah dan dia dia juga tidak sedang berada di rumah b****l. Dia sekarang ada di Chang'an. Chen Wang mengirimnya kesana untuk melakukan sesuatu. ShanShan menulis surat dan meletakkannya di kamarku semalam," Mo Qi Yue buru-buru berbicara, takut jika ayahnya akan memotong ucapannya lagi. "Ah, benarkah?" Tuan Mo terlihat sedikit malu. Nyonya Mo sedikit mencibir suaminya yang sudah menuduh putranya, "lain kali tolong jangan menganggap remeh putramu sendiri Lao Mo!" Tuan Mo, "...." Mo Qi Yue dan Mo Nian Zhen terkekeh saat mereka melihat dua pasangan itu. Mereka akhirnya makan dengan tenang sebelum akhirnya melakukan rutinitas mereka masing-masing. */ Mo Qi Yue pergi ke toko obat herbal di hari kedua. Dia pergi bersama dengan Tong Nian dengan menaiki kereta kuda. Nampaknya Mo Qi Yue tidak akan terlalu sibuk seperti hari pertamanya. "Paman, apakah stok herbal sudah masuk semua?" Mo Qi Yue menghampiri salah satu pekerja senior yang terlihat sedang mengawasi herbal-herbal yang masuk ke toko. Pria itu mengangguk, "sudah nona. Semua catatannya akan saya berikan begitu semuanya sudah selesai saya tulis." Mo Qi Yue mengangguk lalu kemudian masuk ke dalam toko. Di sana, dia memiliki ruangan khusus yang memang dia tempati untuk bekerja sendirian. Ya, gadis itu tentunya membutuhkan ruangan pribadi untuk dirinya sendiri. Semuanya berjalan dengan mudah dan tanpa kendala. Toko obat herbal juga beroperasi seperti biasanya. Namun ketenangan itu hanya berlangsung selama beberapa jam saja setelah toko dibuka. "Nona, sesuatu telah terjadi..." lapor salah seorang pekerja toko. Mo Qi Yue berdiri dari kursinya, "ada apa?" "Hmm, itu...sebaiknya nona lihat sendiri saja." Kata pekerja itu lagi. Mo Qi Yue segera keluar dari tokonya dan dia melihat kerumunan orang tengah berkumpul seolah-olah mereka tengah menikmati sebuah pertunjukan. Namun mata bulatnya segera menyipit begitu gadis itu melihat sosok yang dikenalinya. "Song Zhi Rou?" Gumam Mo Qi Yue. Mo Qi Yue segera menghampiri Song Zhi Rou yang entah telah berbuat ulah apa lagi. "Nona Song, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Mo Qi Yue. Song Zhi Rou mengangkat dagunya ketika dia berbicara dengan nada ketus, "kau yang bertanggung jawab disini?" "Itu benar," balas Mo Qi Yue. "Pelayanmu ini," Song Zhi Rou menunjuk seorang pekerja wanita yang tampak sedang menunduk. Dia kemudian melanjutkan ucapannya, "dia menumpahkan obat herbal ke bajuku dan bajuku menjadi kotor. Dia bahkan tidak mau meminta maaf." "Tidak, itu semua tidak benar nona. Saya tidak bersalah. Nona inilah yang menabrak saya, dan herbal itu jatuh lalu mengenai gaun nona itu. Saya sudah meminta maaf tapi nona ini tidak mau memaafkan saya." Pelayan itu tampak frustasi ketika dia berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada Mo Qi Yue. Mo Qi Yue tahu pasti siapa yang bersalah dalam hal ini dan dia tidak mau sampai pekerja di tokonya itu mendapatkan ketidakadilan. Selain itu, gadis itu juga tahu dengan pasti bahwa Song Zhi Rou tengah mengusiknya. "Nona Song, tolong tenanglah." Mo Qi Yue berkata, "saya tidak bisa menyalahkan siapa pun atas kasus ini karena saya tidak melihat kejadian yang sebenarnya." Mo Qi Yue menatap ke arah kerumunan seraya bertanya, "siapa pun yang melihat kejadian yang sebenarnya, dapatkah kalian maju dan mengatakan yang sejujurnya?" Kerumunan terdiam selama beberapa saat. Pelayan itu kini terlihat sangat putus asa karena dia merasa bahwa mustahil akan ada yang membela pelayan miskin sepertinya. Bahkan Mo Qi Yue sendiri sudah memikirkan jalan lain jika tidak ada orang yang mau mengatakan yang sesungguhnya. Mo Qi Yue menelan ludahnya seraya berkata, "jadi tidak ada yah? Baiklah...." "No, nona, aku..." Sebuah suara kecil tiba-tiba terdengar memecah keheningan. Seorang wanita muda berpakaian sedikit lusuh maju untuk memberikan kesaksiannya. "Aku melihat nona ini menabrak pelayan itu. Apa yang dikatakan pelayan itu benar." Kata wanita muda yang terlihat seperti seorang pelayan. Song Zhi Rou menatap wanita itu dengan tatapam geram. Dia tidak mengatakan apapun. Sementara pelayan pribadi Song Zhi Rou dengan berani memarahi wanita berpakaian lusuh itu, "beraninya kau berdusta! Dasar wanita rendahan!" "Cukup! Kau tidak bisa menghina seseorang seperti itu!" Mo Qi Yue akhirnya kehilangan ketenangannya. "Nona Mo, dan kau tidak berhak memarahi pelayanku." Song Zhi Rou membalas Mo Qi Yue dengan tatapan membunuh. "Nona Song, pelayan saya tidak bersalah. Dan sudah ada saksi yang membutikan ketidak bersalahannya. Dia bahkan meminta maaf padamu karena kau datang sebagai seorang pelanggan. Jadi ada baiknya kau juga meminta maaf padanya." Kata Mo Qi Yue. Kerumunan terlihat berbisik-bisik. Mereka membicarakan identitas dua wanita yang kini beradu mulut itu. Ya, mereka adalah dua wanita yang pernah dan sedang terlibat hubungan dengan pangeran kekaisaran, Chen Wang Shu. "Apakah kau lupa siapa aku nona Mo?" Song Zhi Rou mulai mengacam Mo Qi Yue. Mo Qi Yue sudah lelah menghadapi Song Zhi Rou, jadi dia dengan berani membalas ucapan tunangan Chen Wang itu. "Saya tidak peduli siapa nona. Siapa pun yang bersalah harus lah menjadi orang yang meminta maaf." "Kau...!!" Song Zhi Rou hendak mengangkat tangannya untuk menampar Mo Qi Yue, tapi tangan itu dihentikan oleh tangan besar yang tiba-tiba datang untuk menghalangi tangannya. Chen Wang yang entah muncul dari mana tiba-tiba saja mengagetkan semua orang yang ada di sana. Tidak semua orang mengetahui rupa pangeran kekaisaran itu, tapi Mo Qi Yue dan Song Zhi Rou tentu saja mengetahuinya. "Wang...wangye," Song Zhi Rou tergagap. Chen Wang menatap tunangannya itu dengan tatapan ganas sebelum akhirnya menarik pergelangan tangan Song Zhi Rou. Mo Qi Yue segera menekuk lututnya untuk memberi hormat pada Chen Wang. Dan ketika orang-orang mengetahui identitas pria yang baru saja datang itu, mereka semua langsung membungkuk untuk mengikuti Mo Qi Yue memberi hormat. "Ikut Benwang," kata Chen Wang pada Song Zhi Rou. Chen Wang membawa Song Zhi Rou masuk ke dalam gerbong kereta milik Song Zhi Rou. Dia tentunya memiliki beberapa ungkapan yang ingin disampaikannya pada Song Zhi Rou. "Nona Song, kau pasti tahu kalau benwang membawamu kemari bukan hanya perkara di dalam toko tadi." Chen Wang berkata dengan serius, "benwang tidak menyangka kau akan menjadi seberani ini." "Apa, apa maksud Wangye?" Song Zhi Rou tidak berani menatap Chen Wang. Bulu matanya bergetar karena dia terlalu sering berkedip. Chen Wang tidak akan mentolerir apa yang telah dilakukan oleh Song Zi Rou. "Kau memasukkan obat perangsang ke makanan yang benwang makan untuk menjebakku. Kau pikir benwang tidak tahu? Untungnya benwang cepat-cepat mengirimmu pergi." Song Zhi Rou terlihat panik saat dia berkata. "Wangye, saya, saya minta maaf. Saya hanya putus asa. Saya," "Cukup! Dan untuk kejadian ini, benwang benar-benar tidak mau jika kejadian ini terulang kembali. Berhenti mengganggu Mo Qi Yue!" Timpal Chen Wang. Chen Wang baru saja akan keluar dari gerbong kereta, tapi langkahnya terhenti saat isak tangis terdengar dari belakang badannya. "Wangye, saya tahu Wangye tidak menyukai saya. Saya sudah berusaha, tidak bisakah Wangye memberikan saya kesempatan?" Song Zhi Rou berkata sembari terisak. Air matanya membasahi pipi putihnya. "Sebenarnya apa salah saya, apakah Zhi Rou sangat menjijikan di mata Wangye?" Timpal Song Zhi Rou. Chen Wang menelan ludahnya, sejatinya dia tetap merasa simpati saat melihat seorang wanita menangis, terlebih lagi jika penyebab tangisan itu adalah dirinya. Ya, semenjak dia membatalkan pertunangannya dengan Mo Qi Yue, hingga pada akhirnya dia mendapatkan karma dan jatuh cinta pada Mo Qi Yue, Chen Wang mulai sedikit melunakkan hatinya. Dia adalah tipikal pria yang keras, namun berkat Mo Qi Yue, Chen Wang bisa sedikit memahami perasaan seorang wanita. Chen Wang masih berdiri di tempatnya, dia ingin mengatakan sesuatu, namun dia masih tidak bisa, jadi pada akhirnya Chen Wang tetap keluar dari gerbong kereta tanpa mengatakan sepatah kata pun. */ Mo Qing Shan telah tiba di Chang'an di sore hari. Dia dan tiga orang lainnya segera menuju penginapan sebelum akhirnya pergi ke kantor militer yang ada di pusat kota Chang'an. Malam sebelumnya, Mo Qing Shan telah menyusun rencana untuk mengatasi masalah pasokan persenjataan militer yang janggal. "Sesuai rencana, hari ini kita akan pergi ke kantor militer untuk inspeksi. Bersikap lah senormal mungkin, jika ada sesuatu yang janggal, usahakan untuk tidak terlalu gegabah dalam melakukan tindakan." Kata Mo Qing Shan seraya memberikan arahan. Lian Feng dan Nan Yang sama-sama mengangguk. Mo Qing Shan melanjutkan, "Xu Jia bukan lah seorang pejabat, tapi kemampuan bela dirinya tidak bisa diragukan. Jika kalian membutuhkan bantuan dalam keadaan terdesak, dia akan membantu kalian. Cukup kirimkan saja sinyal." "Tuan muda tidak perlu khawatir, saya akan berjaga." Ucap Xu Jia. Mo Qing Shan mengangguk pelan dan berkata, "baik, mari kita mulai."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN