Chen Wang mungkin memiliki insting yang kuat, namun indera penciumannya tidak bisa disamakan dengan indera penciuman anjing yang sangat sensitif. Dia sudah berusaha menghindari anggur yang diberikan oleh Song Zhi Rou karena instingnya, namun Chen Wang samasekali tidak menyangka bahwa Song Zhi Rou juga akan menaruh obat ke dalam makanannya. Berani sekali!
Chen Wang yang masih berada di bak kayu berisi air dingin selama beberapa waktu akhirnya mendapatkan kesadarannya kembali. Pandangannya perlahan mulai jernih dan dia berhasil mengendalikan reaksi yang ditimbulkan oleh obat perangsang itu.
"Jiang Xianji!" Teriakan Chen Wang ini segera membuat Jiang Xianji berlari ke arahnya.
"Ya Wangye," kata Jiang Xianji.
"Bagaimana dengan penyelidikanmu terhadap kakakku? Apakah kau menemukam sesuatu?" Tanya Chen Wang.
Kakaknya? Chen Wang tidak memiliki saudara lain yang lebih tua selain Chen Ren Jun. Lalu apakah yang dimaksud oleh Chen Wang itu adalah dia menyuruh pengawal pribadinya untuk mengintai Putra Mahkota?
"Saya pergi mengikuti salah satu orang kepercayaan Yang Mulia Putra Mahkota,
Song Ju Han dan ada hal aneh yang saya dapatkan Wangye." Kata Jiang Xianji dengan ekspresi rumit di wajahnya.
Chen Wang bangkit dari bak mandinya dan segera mengambil kain kering yang telah diberikan oleh Jiang Xianji untuknya. Dia berkata, "katakan."
"Song Ju Han nampak sibuk dan sering keluar dari istana. Dan saya mendapati bahwa dia pergi ke Mo Fu. Dia berdiam di sana selama beberapa hari. Selain itu, Song Ju Han juga diam-diam mengawasi gerak-gerak Mo Qing Shan." Timpal Jiang Xianji.
"Huang Xiong tengah mengawasi keluarga Mo. Apa yang sebenarnya dia inginkan?" Pikir Chen Wang.
*/
Mo Qing Shan kembali ke Fu-nya setelah dia harus tinggal lebih lama dari jam kerjanya. Dia pulang larut malam sampai-sampai dia lupa dan melewatkan makan malam berharganya bersama dengan Mo Qi Yue.
"Hei, ge! Kau baru kembali? Ini hari pertama dan kau sudah tinggal begitu lama di istana." Mo Nian Zhen yang telah berganti pakaian santai datang untuk menghampiri kakak sepupunya.
Mo Qing Shan mengabaikan pertanyaan Mo Nian Zhen itu dan berkata, "dimana Jiejieku?"
"Dia mungkin ada di paviliunnya. Pergi lah mandi sebelum kau beristirahat ge. Aku akan tidur terlebih dahulu," Mo Nian Zhen menguap dan segera meninggalkan Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan menyeret kakinya menuju ke paviliunnya. Dia membuka pintu ruangan pribadinya dan dia menemukan kotak makanan di atas meja.
"Ini masih hangat, Liu Ru Shi pasti membuatkannya untukku." Gumam Mo Qing Shan.
Pemuda itu membuka kotak makanan kayu bersusun empat itu dan menemukan makanan kesukaannya. Supnya juga masih hangat. Dan ada surat di bawah kotak itu.
"Untuk adikku yang telah bekerja keras. Jangan lupa beristirahat." Tulis Mo Qi Yue di surat itu.
Mo Qing Shan tidak bisa tidak tersenyum saat dia membaca surat itu. Pemuda tampan itu kemudian duduk untuk memakan masakan yang telah dibuat khusus untuknya.
"Kapan aku bisa berhenti menjadi adikmu? Aku ingin menjadi suamimu. Inilah yang aku benci. Aku bekerja di istana dan waktuku untuk melihatmu semakin sedikit." Mo Qing Shan tiba-tiba teringat tugas yang diberikan Chen Wang padanya. Dia tentunya tidak bisa tidak mengutuk pangeran kekaisaran itu, "sialan! Chen Wang benar-benar merepotkan!"
Di pagi hari keesokam harinya, bahkan saat para penghuni Fu belum bangun, Mo Qing Shan yang biasanya terlalu enggan untuk meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman kini telah berpakaian sangat rapi. Ada barang bawaan yang juga telah dikemasnya. Ya, dia harus pergi ke Chang'an sejak pagi untuk menghemat waktu. Itulah yang dikatakan oleh Chen Wang padanya.
Tapi sebelum dia pergi, Mo Qing Shan ingin melihat Mo Qi Yue. Hanya saja, di waktu yang masih dini itu, Mo Qi Yue pastinya masih belum bangun.
"Xu Jia, tunggu aku di luar. Aku akan mengambil sesuatu dulu." Ucap Mo Qing Shan seraya menyerahkan barang bawaanya pada Xu Jia.
Pemuda tampan pemilik tanda cinnabar yang mempesona itu dengan langkah ringannya berjalan ke paviliun Mo Qi Yue. Dia tahu bagaimana caranya menyelinap masuk tanpa harus melewati pintu utama, jadi tidak heran jika Mo Qing Shan telah berada di dalam ruangan pribadi Mo Qi Yue saat ini.
Mo Qing Shan berjalan dengan langkah ringan agar dia tidak membangunkan Mo Qi Yue yang tengah terlelap di tempat tidurnya. Pertama-tama, Mo Qing Shan terlihat mengeluarkan sepucuk surat yang telah ditulisnya dan meletakkan surat itu di atas sebuah meja yang ada di samping tempat tidur Mo Qi Yue. Mo Qing Shan kemudian berjalan mendekat dan duduk di samping tempat tidur untuk melihat wajah cantik orang yang kini tengah tertidur pulas itu.
"Aku dengar kau bekerja di toko obat herbal ibu. Kau pasti kelelahan karena kau tidur sangat nyenyak." Mo Qing Shan membelai pipi halus gadis itu.
"Aku pergi dulu yah, aku pasti akan merindukanmu. Tapi aku janji akan segera kembali untukmu." Mo Qing Shan berdiri dari tempatnya duduk. Dia tidak lupa mengecup kening Mo Qi Yue sebelum akhirnya menyelinap keluar dari kamar Mo Qi Yue.
Perjalanan dari Luoyang ke Provinsi Chang'an memakan waktu dua hari dengan berkuda. Di mulai dari pagi hari yang masih gelap, Mo Qing Shan dan Xu Jia mungkin akan sampai esok sore di Chang'an.
Sejatinya Mo Qing Shan tidak hanya pergi berdua dengan Xu Jia. Ada dua orang pejabat kelas empat dan kelas tiga yang diutus oleh Chen Wang untuk menemaninya. Ya, Chen Wang benar-benar sesuatu!
Mo Qing Shan tidak mau meremehkan kemampuan dua pejabat itu, jadi dia hanya menerimanya tanpa mengatakan apapun. Saat siang hari yang terik membuat ke-empat pria itu kehausan, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah desa yang mereka singgahi.
"Mari kita makan di restoran itu, apakah kalian keberatan?" Tanya Mo Qing Shan dengan sopan.
Kedua pejabat yang usianya sedikit lebih tua dan sedikit lebih muda darinya itu serentak menggelengkan kepalanya dan menjawab, "samasekali tidak Wakil Komandan."
Restoran itu cukup ramai, tapi mereka masih menemukan meja. Ke-empatnya duduk dengan ekspresi yang sama-sama canggung.
"Ini dia tuan-tuan. Empat sup dengan nasi hangat." Suara salah satu pelayan restoran memecah kehiningan di antara ke-empat pria itu.
Mereka makan dengan tenang, sesekali Mo Qing Shan akan mengajak dua pejabat itu untuk berbicara. Namun anehnya, Mo Qing Shan lupa untuk menanyakan nama keduanya.
"Aku hampir melupakan ini, kalian mungkin telah mengenal namaku. Tapi aku belum mengenal nama kalian." Pandangan Mo Qing Shan beralih ke sebuah sudut lain yang ada di restoran itu dan dia berkata, "aku akan memperkenalkan diriku secara resmi nanti saja. Aku masih harus melakukan sesuatu."
Mo Qing Shan tiba-tiba berdiri, Xu Jia secara spontan mengikutinya berdiri tapi dia di tahan oleh dua orang pejabat yang masih terlihat kebingungan.
"Tuan, apa yang akan dilakukan Wakil Komandan?" Tanya pejabat yang lebih muda.
Xu Jia dengan suara seraknya menjawab, "tuan muda kami tidak menyukai ketidakadilan dan seseorang yang ditindas."
Seseorang yang ditindas? Apa yang sebenarnya telah terjadi?
Di sebuah sudut itu, Mo Qing Shan dan para pelanggan restoran yang lain menyaksikana bagaiamana sekelompok pria berbadan besar tengah menganiaya seorang pelayan pria yang kurus. Tidak ada yang berani menolong karena mereka takut jika mereka akan dipukuli. Tapi Mo Qing Shan bukan salah satunya.
Mo Qing Shan melemparkan sumpit yang diambilnya dari sebuah meja sebelum akhirnya melempar sumpit itu ke arah salah satu pria berbadan kekar yang tengah memarahi pelayan malang itu.
Pria kekar itu menoleh ke arah Mo Qing Shan dengan tatapan garang seraya berteriak marah, "b*****h! Beraninya kau!"
Mo Qing Shan tidak menjawab ujaran penuh amarah pria itu dengan ucapan, namun dia malah tersenyum sebelum akhirnya naik ke atas sebuah kursi dan mulai melompat untuk kemudian menendang perut pria kekar itu dengan kakinya.
Brukkk
Pria kekar itu jatuh ke lantai bersamaan dengan meja restoran yang hancur.
"Kau!" Pria kekar yang lain, yang melihat sahabat mereka jatuh dengan menyedihkan tidak bisa tidak berteriak marah.
Mo Qing Shan terlihat sangat santai ketika dia mengibaskan lengan bajunya seakan-akan dia telah menyentuh sesuatu yang menjijikkan. Dia kemudian berkata, "kalian benar-benar tidak bisa berbicara secara baik-baik, jadi aku juga tidak bisa."
"Kenapa kau ikut campur?! Pelayan bodoh ini menumpahkan sup padaku. Tidak bisakah aku memarahinya?!" Teriak pria kekar yang tadi jatuh karena tendangan Mo Qing Shan.
"Kau bukan memarahinya tapi kau menganiayainya seperti kau menganiaya binatang. Dan kenapa aku ikut campur?" Mo Qing Shan dengan berani melipat kedua lengannya lalu kemudian berkata, "itu karena aku manusia. Aku tidak bisa melihat manusia lain teraniaya."
"Kurang ajar! b*****h kurang ajar sepertimu memang harus diberi pelajaran!" Teriak pria kekar itu lagi.
Perkelahian akhirnya tidak dapat dihindari. Mo Qing Shan bertaruh sendirian melawan enam orang pria berbadan kekar. Xu Jia, sang sahabat sekaligus pengawal pribadi Mo Qing Shan nampak lebih santai dan terlihat seaka-akan dia tidak peduli.
"Tuan, apakah kau tidak akan membantu Wakil Komandan Mo?" Tanya salah satu pejabat yang lebih muda.
Xu Jia menggelengkan kepalanya seraya berkata, "tidak perlu."
Pejabat yang lain segera bertanya, "apakah dia tidak akan memarahimu nanti?"
Xu Jia meneguk tehnya lalu kemudian berkata, "dia akan marah jika aku ikut campur. Tenang saja, tuan muda jauh lebih tangguh dari yang kalian bayangkan."
Mungkin lebih daripada itu. Ya, Mo Qing Shan memiliki skill bela diri yang di atas rata-rata. Dia juga memiliki Qinggong yang bisa membuat pergerakannya menjadi stabil. Lalu bagaimana dengan pertarungan yang tengah berlangsung?
"Ya ampun, apakah kalian hanya melatih otot-otot kalian dan lupa untuk melatih bela diri kalian? Payah sekali." Mo Qing Shan kini tengah berdiri di atas sebuah meja sambil melipat tangannya.
Tahu jika orang yang dilawan oleh mereka itu memiliki kemampuan bela diri melebihi diri mereka sendiri, enam.orang pria kekar itu akhirnya memutuskan untuk menyerah dan pergi dari restoran.
"Tidak berguna," ledek Mo Qing Shan.
Pelayan yang merasa terbantu oleh tindakan Mo Qing Shan itu segera menghampiri sang pahlawan. Pelayan itu membungkuk beberapa kali sembari mengucapkan terima kasih pada Mo Qing Shan.
"Kau juga manusia, jadi aku tentu saja harus menolongmu. Jangan terlalu terbebani. Aku akan membayar semua kekacauan ini," kata Mo Qing Shan seraya menepuk pundak pelayan itu.
Pelayan yang menyedihkan itu, "te..terima kasih tuan muda."
Mo Qing Shan kembali ke tempat duduknya dengan ekspresi tenang. Selain Xu Jia yang tampak biasa-biasa saja, seolah apa yang baru saja dilihatnya itu adalah hal yang biasa, dua pejabat lainnya tampak heran sekaligus kagum.
"Apakah aku sudah melanggar aturan departemen kita?" Tanya Mo Qing Shan dengan suara ringan.
"Sama sekali tidak Wakil Komandan Mo," jawab salah satu pejabat.
Mo Qing Shan meneguk segelas air karena kehausan, dia kemudian berkata, "kita belum berkenalan. Aku Mo Qing Shan dan ini sahabatku, namanya Xu Jia. Dia juga asisten pribadiku sekaligus orang kepercayaanku."
Xu Jia mengangguk pelan. Mo Qing Shan kembali berkata, "siapa nama kalian?"
"Saya Lian Feng, pejabat kelas tiga dari departemen pertahanan." Kata pejabat yang lebih tua.
Pejabat yang lain, yang nampak lebih muda dan terlihat begitu bersemangat juga tidak lupa memperkenalkan dirinya, "saya Nan Yang. Pejabat kelas empat."
"Senang berkenalan dengan kalian. Kita akan bekerja sama kedepannya. Aku adalah orang baru, jadi aku akan sangat membutuhkan bantuan kalian. Tolong bersikap santailah padaku jika hanya ada kita. Aku senang memiliki teman baru," kata Mo Qing Shan seraya tersenyum.
Mo Qing Shan diangkat menjadi komandan oleh Chen Wang karena prestasi militernya. Sementara dia juga menempati posisi pejabat kelas dua dimana posisi itu jauh lebih tinggi dari posisi milik Lian Feng dan Nan Yang, jadi tidak heran jika kedua pejabat itu sangat sungkan pada Mo Qing Shan.