Adanya sebuah kelompok bandit di dalam hutan untuk merampok adalah hal yang wajar. Mo Qing Shan sendiri melupakan fakta ini karena terakhir kali dia pergi ke perguruan Wuji adalah beberapa tahun yang lalu. Saat itu dia pergi bersama ayahnya, dan mereka tidak membawa pasukan bersama mereka. Beruntungnya saat itu masih belum ada kelompok bandit seperti saat ini, jadi wajar saja jika Mo Qing Shan merasa kecolongan.
“Tuan muda, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Xu Jia.
Mo Qing Shan menggertakkan giginya dan berkata, “tentu saja melawan mereka. Bukankah kita cukup mampu?!”
Xu Jia merasa prihatin dengan tuannya, dia merasa bahwa tuannya sangat percaya diri. Ya, kemampuan bertarung Mo Qing Shan dan Xu Jia memang jauh di atas rata-rata, tapi jangan lupakan fakta bahwa jumlah bandit yang kini tengah mengejar mereka jauh lebih banyak.
“Tuan muda, kita kalah jumlah! Mereka ada sepuluh sampai dua puluh orang!” Teriak Xu Jia dari atas kudanya.
“Sial!” Makian mulai keluar dari mulut Mo Qing Shan.
“ShanShan, ada apa?” Mo Qi Yue yang menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, tiba-tiba membuka tirai dan menjulurkan kepalanya. Ekspresinya menunjukkan kekhawatiran.
“Tidak ada apa-apa, hanya sekelompok anjing kelaparan yang mau mencari masalah dengan kita.” Kata Mo Qing Shan sembari tersenyum pada Mo Qi Yue.
Tatapan Mo Qing Shan beralih ke kusir kereta kuda, dia memerintahkan, “percepat langkah kalian! Bawa Jiejieku pergi dari sini, aku akan mengikuti kalian dari belakang!”
“Ba, baik, tuan muda.” Kata kusir.
Kelompok bandit itu semakin mendekat. Mo Qing Shan mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan segera mengangkat pedang itu ke arah bandit yang berniat menebasnya dari belakang. Dalam waktu sepersekian detik, Mo Qing Shan berhasil memenggal kepala salah satu kelompok bandit.
Xu Jia juga tidak jauh berbeda, dia melakukan perlawan di atas kudanya. Xu Jia adalah murid perguruan Wuji, jadi tidak heran jika kemampuan bela dirinya setara dengan kemampuan bela diri tuannya, Mo Qing Shan.
“Tuan muda, mereka memiliki panah! Berhati-hatilah!” Teriak Xu Jia.
Mo Qing Shan menggertakkan giginya, dia buru-buru mengejar kereta Mo Qi Yue dan berusaha melindungi kereta itu dari jarak yang dekat. Namun kesialan terus berlanjut, salah satu anggota kelompok bandit itu tiba-tiba menarik busurnya dan anak panah segera menancap di kaki kuda yang menarik gerbong Mo Qi Yue. Alhasil kereta kuda itu terhenti. Tak sampai di situ saja, kusir yang mengendalikan kuda juga terkena panah dan tewas di tempat!
“Nona, apakah nona baik-baik saja?” Melihat Mo Qi Yue yang terguncang karena kereta yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti dengan tidak normal, Tong Nian segera membantu Mo Qi Yue.
“Aku baik-baik saja. NianNian, mari kita keluar untuk melihat adikku.” Kata Mo Qi Yue.
“Jie!” Melihat Mo Qi Yue turun dari kereta, Mo Qing Shan segera menghampirinya, “ayo, kita harus pergi!”
Mo Qi Yue melirik NianNian dan berkata, “bagaimana dengannya?”
“Xu Jia!” Teriakan Mo Qing Shan membuat Xu Jia segera menghampirinya.
Xu Jia, “Ya, tuan muda?!”
“Kita harus berpencar, kita akan bertemu di perguruan Wuji. Kau, bawalah NianNian bersamamu. Aku akan membawa Jiejieku bersamaku. Jika kita bersama, akan sangat sulit untuk melarikan diri!” Kata Mo Qing Shan.
“Dimengerti!” Jawab Xu Jia.
Keempat orang itu akhirnya berpisah ke dalam dua kelompok. Mo Qing Shan membawa Mo Qi Yue, sedangkan Xu Jia pergi bersama Tong Nian.
Ketidakberuntungan mengikuti Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue. Keduanya menjadi sasaran pengejaran para bandit!
“Jangan lihat kebelakang! Aku akan melindungimu!” Kata Mo Qing Shan pada Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue duduk di depan Mo Qing Shan, sementara Mo Qing Shan dengan stabil mengendalikan kudanya. Mo Qi Yue merasakan ketakutan yang sangat besar tumbuh di dalam hatinya. Dia takut jika sesuatu akan terjadi padanya dan juga pada Mo Qing Shan.
Hujan yang tiba-tiba mengguyur membuat jarak pandang menjadi semakin lemah. Mo Qing Shan harus bisa membagi fokusnya, dia harus fokus menunggangi kudanya dan dia juga harus fokus pada setiap pergerakan kelompok bandit yang masih mengejarnya.
“Sial! Apakah para anjing itu tidak lelah?!” Ujar Mo Qing Shan.
“Jie, apakah kau kedinginan? Sebentar lagi akan ada pemukiman di depan, kau harus bertahan!” Kata Mo Qing Shan.
“En, aku baik-baik saja.” Jawab Mo Qi Yue dengan suaranya yang mulai melemah.
Hal yang tidak terduga tiba-tiba terjadi. Mo Qi Yue memperhatikan bidikan anak panah salah satu anggota bandit. Dia melihat anak panah itu mengarah ke Mo Qing Shan. Karena tidak memiliki waktu lagi, Mo Qi Yue akhirnya memiringkan tubuhnya dan menghalangi anak panah itu mengenai lengan Mo Qing Shan. Alhasil, lengan kurusnya yang terkena anak panah.
Mo Qing Shan bisa mencium aroma amis secara samar, ada darah yang terciprat ke wajahnya. Dan begitu dia menoleh, dia melihat Mo Qi Yue sudah tidak sadarkan diri!
“Mo Qi Yue! Jie! Bangun!” Teriakan Mo Qing Shan menggema di tengah tetesan air hujan.
Mo Qing Shan berusaha menenangkan dirinya dan segera menarik tali kekang kuda untuk mempercepat langkahnya.
“Bertahanlan, kita akan segera sampai.” Salah satu lengan Mo Qing Shan memeluk tubuh Mo Qi Yue yang dingin.
Setelah beberapa lama berkutat dengan para bandit yang mengejar mereka, Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue akhirnya sampai di sebuah pemukiman. Mo Qing Shan segera mencari penginapan untuk membawa Mo Qi Yue.
“Berikan kami kamar, dan bawakan aku tabib terbaik!” Bagitu tiba di penginapan, Mo Qing Shan langsung membawa Mo Qi Yue ke kamar terbaik.
Dia mengeluarkan banyak perak untuk menyewa kamar dan meminta pemilik penginapan untuk memanggilkan tabib untuk mengobati Mo Qi Yue.
Tabib segera datang untuk memeriksa Mo Qi Yue. Mo Qing Shan sendiri tidak pernah pergi dari kamar itu sementara tabib mengobati luka di lengan Mo Qi Yue.
“Bagaimana keadaannya tabib?” Tanya Mo Qing Shan.
“Nona muda ini akan baik-baik saja. Dia mengalami demam karena efek dari anak panah dan hujan. Dia kedinginan, sebaiknya pakaiannya segera diganti.” Kata tabib itu.
“Lalu, apakah anak panah itu bukan anak panah yang beracun?” Mo Qing Shan masih terlihat khawatir dan takut jika akan ada efek yang lebih berbahaya di masa depan.
Tabib itu berkata. “Itu bukan, tuan muda tenang saja, nona muda ini akan pulih dalam beberapa hari.”
Begitu tabib pergi, Mo Qing Shan segera meminta pemilik penginapan untuk membawakan pakaian kering untuk Mo Qi Yue.
“Ini dia tuan muda.” Pemilik penginapan itu memberikan beberapa helai pakaian baru untuk Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue.
Mo Qing Shan. “Terima kasih.”
Pemilik penginapan merasa ingin tahu hubungan antara dua tamunya itu. Jadi dia bertanya dengan ragu-ragu. “Maaf tuan muda, apakah tuan muda menginginkan saya untuk memanggil gadis muda untuk membantu nona ini berganti? Ataukah tuan muda…”
“Dia istriku, aku bisa menanganinya sendiri. Kau boleh pergi.” Ekspresi Mo Qing Shan terlihat suram.
Saat pintu kamar tertutup, Mo Qing Shan segera merasa kebingungan. Dia mondar mandir di depan tempat tidur dan tidak tahu bagaimana harus memulai. Bukannya dia tidak tahu bagaimana caranya wanita berpakaian, hanya saja dia merasa ragu untuk menanggalkan pakaian Mo Qi Yue. Jika saja Mo Qi Yue adalah kakak kandungnya, maka itu tidak akan menjadi masalah. Setidaknya Mo Qing Shan memiliki alasan dan dia tidak akan merasa malu. Tapi Mo Qi Yue bukanlah kakak kandungnya. Mereka tidak berbagi darah! Dan walau pun Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue telah besar bersama, tapi mereka kini sudah dewasa. Dan Mo Qing Shan bahkan telah menaruh perasaan spesial untuk Mo Qi Yue.
Mo Qing Shan menelan ludahnya dan mulai duduk di tepi tempat tidur. Tangannya gemetaran dan dia merasa lebih gugup jika dibandingkan harus bertarung.
“Mo Qi Yue maafkan aku, tapi aku harus melakukan ini.” Mo Qing Shan mulai menarik ikatan atasan Mo Qi Yue. Mata pemuda itu sedikit tertutup, dia kini nampak seperti seseorang yang takut akan hantu.
Mo Qing Shan ragu untuk melepas pakaian Mo Qi Yue dan dia menolak pemilik penginapan untuk memanggilkannya seseorang untuk membantunya. Lalu apa alasannya?
“Aku tidak mau kau disentuh oleh orang lain. Aku, aku tidak bisa membiarkannya.” Gumam Mo Qing Shan.
Setelah berkutat dengan pakaian selama kurang lebih setengah jam, Mo Qing Shan akhirnya berhasil melakukan tugasnya. Dia telah berhasil mengganti pakaian Mo Qi Yue yang basah.
“Huff, ini bahkan lebih sulit.” Mo Qing Shan terlihat menyeka keringatnya.
Adalah suatu kebohongan jika Mo Qing Shan tidak merasakan apapun saat dia melihat dan secara tidak sengaja menyentuh tubuh Mo Qi Yue. Dia adalah laki-laki normal, jadi wajar saja jika dia merasa canggung dan insting manusiawinya bangkit.
“Ah, lupakan! Sial kau Mo Qing Shan. Aku harus menenangkan diri!” Mo Qing Shan mengutuk dirinya sendiri lalu kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Di kamar mandi, Mo Qing Shan tengah berendam. Dia berendam menggunakan air dingin untuk menjernihkan kembali pikirannya dan menurunkan suhu tubuhnya yang meningkat. Dia benar-benar ingin memberikan dirinya beberapa tamparan karena telah berani memikirkan hal yang tidak seharusnya dia pikirkan tentang Mo Qi Yue.
Begitu kondisi tubuhnya telah normal, Mo Qing Shan akhirnya kembali ke kamar. Dia kini tampak normal.
“Kau masih demam.” Punggung tangan Mo Qing Shan menempel ke dahi Mo Qi Yue. Badan Mo Qi Yue sangat panas karena demam, tapi tubuhnya selalu menunjukkan reaksi yang menunjukkan bahwa dia tengah kedinginan.
Mo Qing Shan akhirnya berbaring di tempat tidur yang sama dengan Mo Qi Yue. Dia memeluk tubuh Mo Qi Yue dengan hati-hati, takut jika dia akan mengenai luka di lengan Mo Qi Yue. Kali ini Mo Qing Shan benar-benar ingin memeluk gadis itu, dia tidak memiliki pemikiran lain selain hanya ingin membuat tubuh gadis itu hangat di pelukannya.
“Maafkan aku, seharusnya aku tidak membawamu bersamaku. Maafkan aku Liu Ru Shi.” Bisik Mo Qing Shan di telinga Mo Qi Yue.