In Luoyang

1510 Kata
Ekspresi yang ditunjukkan Chen Wang saat Mo Qing Shan datang adalah ekspresi datar. Dia tidak menatap Mo Qing Shan dengan tatapan mengejek karena dia tahu jika kedatangan Mo Qing Shan pasti karena hal yang penting. Ya, walau pun keduanya bermusuhan, tapi keduanya bisa memahami emosi masing-masing. Chen Wang tahu jika Mo Qing Shan adalah orang yang cukup masuk akal walau terkadang sangat menyebalkan. "Wangye," secara otomatis Mo Qing Shan menangkupkan kedua tangannya ketika dia memberi hormat pada Chen Wang. Chen Wang menyatukan kesepuluh jarinya saat sikunya ditopang di atas meja, dia berkata, "apa yang membawamu kemari? Apakah sesuatu telah terjadi di Chang'an?" Mo Qing Shan, ketika pemuda itu melihat Chen Wang, dia bisa mengingat cerita Mo Qi Yue yang menyayat hatinya. Tapi karena dia harus tetap menjaga sikap, Mo Qing Shan segera menelan kembali apa yang ingin ditanyakannya perihal kejadian yang menimpa Mo Qi Yue. "Masalah di Chang'an, saya pikir itu lebih serius dari pada perkiraan kita Wangye. Saya tidak sengaja menemukan gudang senjata yang lain, yang tersembunyi di belakang gudang senjata yang mereka tunjukkan pada saya. Selain itu," Mo Qing Shan berkata dengan suara seraknya, "ada sebuah gua bawah tanah yang mereka gunakan sebagai pabrik senjata ilegal. Mereka memproduksi senjata ilegal di sana." "Apakah kau yakin akan hal ini?" Chen Wang kembali menegaskan apa yang baru saja didengarnya itu. "Saya tidak mungkin berbohong hanya untuk kembali ke Luoyang secepat ini Wangye." Kata Mo Qing Shan dengan suara dingin. Dari semua orang yang memiliki poisisi yang lebih rendah dari Chen Wang, Mo Qing Shan-lah satu-satunya orang yang dengan berani berbicara tanpa tersenyum padanya. Mo Qing Shan, menurut Chen Wang pemuda itu sangatlah jujur dan apa adanya. Dia bahkan tidak berniat menyembunyikan rasa ketidaksukaannya pada Chen Wang walau dia tahu orang itu adalah seorang pangeran kekaisaran. "Benwang mengerti, benwang akan pergi bersamamu ke Chang'an. Kapan kau akan kembali kesana?" Tanya Chen Wang. Mo Qing Shan sebenarnya tidak ingin kembali dan meninggalkan Mo Qi Yue jika dia mengingat kejadian yang membuat Mo Qi Yue terluka kemarin. Tapi tugas tetaplah tugas dan Mo Qing Shan tidak bisa lalai, apalagi itu adalah tugaa pertamanya dari Chen Wang. Dia, Mo Qing Shan, tentu harus menunjukkan kualifikasinya. "Malam ini." Kata Mo Qing Shan. "Benwang akan membawa pasukanku juga. Kita akan pergi bersama. Kita akan bertemu di gerbang ibukota jam tujuh malam nanti." Kata Chen Wang. Mo Qing Shan mengangguk tapi dia masih tidak berniat pergi. Dia benar-benar ingin mengungkit masalah Mo Qi Yue, tapi dia sadar itu bukanlah waktu yang tepat. Jadi Mo Qing Shan hanya bisa berbalik sebelum akhirnya berkata, "terima kasih karena telah menyelamatkan Mo Qi Yue." Chen Wang, "...." Chen Wang sedikit tertegun saat dia mendengar ucapan Mo Qing Shan itu. Dia tidak menyangkan jika Mo Qing Shan akan berterima kasih padanya. "Bocah itu..., dia terkadang sangat lucu." Gumam Chen Wang. */ Chen Ai Lin, yang sudah lama tidak melihat Mo Qing Shan secara tidak sengaja melihat pria tampan itu ketika dia berjalan-jalan di taman istana. Chen Ai Lin menjadi begitu bersemangat saat dia berlari menuju ke arah Mo Qing Shan. "Tuan muda Mo!" Teriak gadis periang itu. Mo Qing Shan berbalik saat suara yang tidak asing baginya memanggil namanya. "Gongzhu." Mo Qing Shan menangkupkan kedua tangannya untuk memberi hormat pada Chen Ai Lin. Chen Ai Lin tersenyum lebar, "aku dengar kau pergi ke Chang'an. Shu gege memberimu tugas yang berat yah?" Mo Qing Shan menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya menjawab, "tidak Yang Mulia. Itu semua sudah tugas saya." Chen Ai Lin masih ingin berbicara dengan Mo Qing Shan, tapi pemuda itu menolaknya dengan alasan bahwa dia harus segera pergi karena urusan mendadak. Ya, Mo Qing Shan harus berbohong untuk bisa pergi menemui Mo Qi Yue. Waktunya untuk bisa bersama Mo Qi Yue hanya sebentar, jadi Mo Qing Shan tidak mau membuang waktunya sedetik pun. Kuda yang ditunggangi oleh Mo Qing Shan melaju begitu cepat menuju ke Mo Fu. Sesampainya di sana, Mo Qing Shan langsung mencari Mo Qi Yue. "Nona ada di dapur tuan muda." Kata seorang pelayan pada Mo Qing Shan. "Jiejieku ada di dapur? Dia masih belum sehat, kenapa dia sudah pergi ke sana?" Gumam Mo Qing Shan. Mo Qing Shan berjalan ke dapur dan langkah kakinya berhenti di ambang pintu. Dengan lengannya yang terlipat, Mo Qing Shan memperhatikan Mo Qi Yue yang sibuk membuat kue. Wajah cantik Mo Qi Yue kini penuh dengan serbuk tepuk, membuat Mo Qing Shan tersenyum. "ShanShan, sejak kapan kau kembali?" Tanya Mo Qi Yue sembari tersenyum. "Baru saja," Mo Qing Shan menjawab sembari menunjuk hidungnya sendiri seraya memberi isyarat pada Mo Qi Yue bahwa ada tepung di hidung gadis itu. Mo Qi Yue menyeka tepung di hidungnya, tapi apa yang dilakukannya itu tidak bisa menghilangkan apapun. Tong Nian baru saja akan memberikan sapu tangan untuk Mo Qi Yue, tapi Mo Qing Shan jauh lebih cepat. Tuan muda Mo yang tampan lebih dulu menyeka noda tepung di hidung Mo Qi Yue itu dengan tangannya sendiri. "Sudah," kata Mo Qing Shan sembari tersenyum. Tong Nian, "...." "Apa yang sedang Jiejie lakukan?" Mo Qing Shan melihat kesemak kering yang terlah dibaluri oleh gula halus di atas meja. "Kemarin aku berniat membuatkanmu kesemak kering dan kue lainnya, tapi karena kejadian itu aku jadi batal membuatnya. Jiejie dengar kau akan kembali ke Chang'an lagi? Bawalah manisan ini bersamamu yah?" Mo Qi Yue berkata dengan lembut. Mo Qing Shan menghela napas, dia berjalan mendekat dan memeluk Mo Qi Yue dari belakang. Pemuda tampan itu menyandarkan dagunya di pundak Mo Qi Yue. "Jiejieku memang yang terbaik." Mo Qing Shan berbisik. Mo Qi Yue samasekali tidak merasa terbebani dengan perilaku Mo Qing Shan itu karena pemuda itu selalu menempel padanya sejak mereka masih kecil. Hanya saja, di usia mereka yang telah dewasa ini, melihat Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue saling berpelukan, itu mungkin terlihat sedikit tidak etis. "Apakah kau sudah menyiapkan pakaianmu? Tunggu sebentar dan Jiejie akan menyiapkannya untukmu." Kata Mo Qi Yue. Mo Qing Shan hanya mengangguk ringan dan menolak untuk membalas ucapan Mo Qi Yue. Mencium aroma tubuh Mo Qi Yue benar-benar membuat Mo Qing Shan merasa tenang. Mo Qing Shan telah selesai berkemas. Dia juga tidak lupa membawa manisan yang telah dibuat oleh Mo Qi Yue khusus untuknya. Barulah saat pukul enam, Mo Qing Shan keluar dari Mo Fu dan bergegas menuju ke gerbang ibukota. Sesampainya di gerbang ibukota Luoyang, Mo Qing Shan melihat beberapa pasukan yang tengah bersiap. Tidak diragukan lagi bahwa itu adalah pasukan yang dibawa Chen Wang. "Komandan Mo," sapa salah seorang tentara saat dia melihat Mo Qing Shan tiba. Mo Qing Shan mengangguk ringan dan turun dari kudanya. Dia melihat sekitar untuk menemukan Chen Wang, tapi pangeran kekaisaran itu tidak ditemukan dimana pun. "Dimana Wangye?" Tanya Mo Qing Shan. Tentara itu menjawab, "Wangye akan segera tiba bersama dengan pengawal pribadinya. Tenang saja, dia tidak akan terlambat." Dan benar saja, sebelum jam tujuh malam, Chen Wang datang bersama dengan Jiang Xianji. Chen Wang membawa total lima puluh orang tentara terpilih untuk pergi bersamanya ke Chang'an. Dia tidak membawa banyak tentara untuk menghindari menjadi pusat perhatian. Chen Wang sendiri memiliki token militer yang bisa dia gunakan untuk meminjam tentara dari pos-pos militer yang ada di seluruh negeri. Perjalanan ke Luoyang akhirnya dimulai. Perjalanan panjang dua hari itu akan ditempuh dalam waktu sehari saja dengan berkuda tanpa henti. "Wangye, kuda wangye tidak dalam kondisi yang baik dan membutuhkan istirahat. Kondisi kuda para tentara juga begitu, beberapa dari mereka bahkan harus menukar kuda mereka." Jiang Xianji tiba-tiba mengingatkan pada Chen Wang. Chen Wang mengangguk dan segera memberikan arahan pada anak buahnya untuk beristirahat di salah satu distrik terdekat. Mo Qing Shan yang mengkhawatirkan sahabatnya, Xu Jia, pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Pesanlah makanan, kita istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan kita." Kata Chen Wang lagi. Mo Qing Shan yang tidak terlalu akrab dengan para tentara Chen Wang hanya bisa duduk di sebuah meja sendirian. Dia tidak memesan banyak makanan dan lebih memilih memakan manisan buatan Mo Qi Yue. "Kesemak kering itu sepertinya istimewa sekali." Chen Wang tiba-tiba datang menghampiri Mo Qing Shan yang duduk sendirian. Mo Qing Shan dengan ekspresi acuh tak acuh hendak berdiri saat Chen Wang menghalanginya. Chen Wang duduk di sebuah kursi yang ada di depan Chen Wang. Keduanya duduk berhadapan. "Apakah kau tidak penasaran tentang kejadian yang terjadi pada Jiejiemu kemarin?" Tanya Chen Wang secara tiba-tiba. Mo Qing Shan menutup kembali kotak manisannya, takut jika Chen Wang akan tiba-tiba mencuri kesemak keringnya. Chen Wang hanya tersenyum kecut saat Mo Qing Shan tiba-tiba menjawab, "saya tentu saja penasaran Wangye. Selain itu, saya penasaran karena Wangye bisa muncul di waktu yang tepat." Kalimat terakhir Mo Qing Shan itu membuat Chen Wang sedikit tertegun. Dia tahu secara pasti apa maksud dari arti kalimat itu. "Benwang tidak mungkin dengan sengaja mengatur sebuah rencana seperti itu. Benwang menyukai nona Mo, tapi cara seperti itu bukanlah cara yang akan dipilih Benwang. Tuan muda Mo terlalu berpikiran jauh." Chen Wang berkata dengan santai. Mo Qing Shan membalas ucapan Chen Wang itu sengan tatapan percaya diri, "lalu apa yang sebenarnya terjadi?" "Ibuku, dia yang melakukannya." Chen Wang berkata sebelum akhirnya meneguk secangkir tehnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN