Mata Mo Qing Shan membelalak ketika dia mendengar ucapan dari Chen Wang itu. Dia segera berkata, "Yang Mulia Permaisuri yang melakukannya?"
Chen Wang mengangguk pelan, "benwang tidak bisa melakukan apa-apa. Benwang hanya merasa kau tidak akan semudah itu mempercayai ucapanku, jadi mustahil benwang akan berbohong padamu."
Mo Qing Shan menghela napas sebelum akhirnya berkata dengan ekspresi suram, "Wangye bukannya tidak bisa melakukan apa-apa, Wangye hanya tidak mau melakukamnya."
Chen Wang mengerutkan keningnya dan berkata, "apa maksudmu tuan muda Mo?"
"Saya yakin Wangye lebih dari cerdas untuk bisa memahami implikasi dari pernyataan saya." Mo Qing Shan dengan acuh tidak acuh berkata, "jika memang Wangye peduli pada Jiejieku, maka sebaiknya Wangye menjauhinya. Wangye seharusnya tahu alasan kenapa Yang Mulia Permaisuri sampai berani menyentuh Mo Qi Yue. Berhentilah mengganggu Mo Qi Yue."
Chen Wang yang tidak terima dengan nasihat Mo Qing Shan segera berkata, "benwang akan lebih leluasa melindunginya jika dia menjadi Wangfei-ku. Benwang lebih dari mampu untuk melindunginya."
"Wangye, maaf untuk mengatakan hal ini. Tapi apakah Wangye bisa melakukan hal itu sementara yang sudah pasti akan menjadi Wangfei Wangye adalah nona Song. Tolong jangan terlalu egois." Timpal Mo Qing Shan.
"Mo Qing Shan!" Chen Wang tiba-tiba marah dan memukul meja, membuat semua orang yang berada di tempat peristirahatan itu terkejut.
Mo Qing Shan hanya mendongak untuk melihat ekspresi garang Chen Wang. Sementara itu, Jiang Xianji yang selalu siap siaga menjaga Chen Wang segera menarik pedangnya dari sarungnya. Pedang itu mengarah ke leher Mo Qing Shan.
Mo Qing segera berdiri untuk kemudian menangkupkan kedua tangannya. "Maafkan saya karena terlalu lancang Wangye. Jika Wangye tidak setuju dengan saran saya, maka saya akan menyerahkan semuanya pada Wangye. Saya harap masalah di Chang'an bisa cepat teratasi."
Senyuman licik Mo Qing Shan terpancar di wajahnya yang tampan. Mo Qing Shan tentu saja tidak sedang berbicara tentang Mo Qi Yue, dia sengaja mengubah topik pembicaraan.
"Wangye?" Jiang Xianji bertanya pada Chen Wang tentang apa yang harus dia lakukan pada Mo Qing Shan yang sudah bersikap kurang ajar pada Chen Wang.
Chen Wang mengangkat lengannya seraya memberikan isyarat pada Jiang Xianji agar menurunkan pedangnya. Dia kemudian mengibaskan jubahnya seraya pergi meninggalkan Mo Qing Shan.
Setelah beristirahat, Chen Wang dan pasukannya kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Sementara itu di Chang'an, Xu Jia dan dua pejabat lainnya masih dalam penyamaran mereka. Kedua pejabat itu tidak memiliki kemampuan bela diri yang cukup untuk bisa bertindak lebih jauh, sementara Xu Jia bukanlah aparat militer yang bisa ikut campur, jadi ketiganya hanya bisa menunggu kedatangan Mo Qing Shan.
"Wakil Komandan akan terkejut saat dia mengetahui hal ini." Nan Yang berkata dengan ekspresi malas.
Lian Feng, pria yang lebih masuk akal hanya bisa memberi saran, "aku tidak bisa memutuskan apapun, kita hanya bisa berharap mereka tidak akan memindahkan senjata-senjata itu lagi."
"Tapi tuan Lian, bagaimana caranya mereka memasukkan bahan-bahan pembuatan senjata itu jika tempat pembuatan senjatanya bahka berada di bawah tanah?" Tanya Nan Yang.
"Mereka pasti menggunakan pintu masuk yang ada di dalam gudang senjata yang kita periksa tempo hari." Jawab Lian Feng.
Xu Jia tampak berpikir, dia tiba-tiba berkata, "untuk membuat banyak senjata, dibutuhkan akses masuk yang besar. Mereka akan kesulitan jika mereka menggunakan pintu masuk yang ada di dalam gudang senjata. Dan juga, penjagaan di kota sangat ketat, tidak mudah menyelundupkan bahan-bahan seperti itu. Kecuali ...."
"Kecuali apa?" Tanya Nan Yang.
"Ada dua kemungkinan." Xu Jia berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "yang pertama, mereka menyuap petugas penjaga di kota dan memasukkan bahan-bahan itu, mereka kemudian menggunakan pintu rahasia yang ada di gudang senjata."
"Yang kedua adalah melalui jalan lain. Ada jalan lain yang terhubung dengan gua bawah tanah. Saya rasa untuk kemungkinan pertama itu sangat sulit." Timpal Xu Jia.
"Untuk kemungkinan kedua yang tuan sebutkan, itu mungkin saja terjadi, tapi itu hanyalah spekulasi kita belaka." Kata Lian Feng.
Xu Jia menjawab, "saya pikir kita harus mencarinya untuk memastikannya. Saya akan pergi untuk memastikannya."
"Apakah kami tidak perlu ikut?" Kata Lian Feng.
Xu Jia menggelengkan kepalanya dan berkata, "sebaiknya tuan-tuan tinggal di sini. Jika tuan muda kembali, tuan-tuan bisa menyampaikan kalau saya sedang menyelidiki hal ini."
Lian Feng dan Nan Yang mengangguk seraya menyetujui saran dari Xu Jia itu. Mereka akan tinggal sembari terus mengawasi orang-orang yang keluar masuk kantor militer sementara Xu Jia pergi.
Xu Jia pergi ke belakang kantor militer Chang'an yang pernah dia dan Mo Qing Shan datangi. Itu adalah hutan luas yang ujungnya tidak pernah dikunjungi oleh Xu Jia, jadi dia samasekali tidak tahu kemana harus mencari pintu masuk gua bawah tanah itu.
"Pertama-tama aku harus menemukan tebing. Tapi apakah mungkin ada tebing di daerah sini?" Pikir Xu Jia.
Ya, dia berada di Chang'an, pusat kota yang mustahil memiliki tebing yang biasanya ditemukan di daerah pegunungan. Tapi jika ada hutan, maka setidaknya ada jurang kan?
"Aku harus berjalan sesuai rute. Jika aku tidak salah, aku dan tuan muda bergerak menuju ke selatan. Jadi sebaiknya aku berjalan ke arah selatan." Gumam Xu Jia.
*/
Rombongan pasukan Chen Wang tiba di Chang'an saat malam hari. Mereka bahkan telah menyamar agar tidak menjadi pusat perhatian rakyat Chang'an. Lian Feng dan Nan Yang segera menyambut kedatanga pangeran kekaisaran itu dan pasukannya.
Mo Qing Shan di lain sisi, pemuda tampan itu tidak melihat sahabatnya, Xu Jia, jadi dia bertanya pada Lian Feng dan juga Nan Yang.
"Tuan Xu pergi semenjak tadi siang. Kami berspekulasi bahwa ada jalan lain untuk bisa menuju ke gudang senjata itu, jadi dia pergi untuk mencarinya." Kata Lian Feng.
Dahi Mo Qing Shan segera berkerut, "dia pergi sendiri? Dan apa?! Dia pergi sejak tadi siang?!"
"Ya," timpal Nan Yang.
Mo Qing Shan merasa sedikit khawatir. Dia tahu betul bahwa arena hutan itu dijaga ketat dan jika Xu Jia sampai tertangkap, akibatnya mungkin akan sangat buruk.
"Aku tidak bisa membiarkannya sendiri. Aku akan pergi menyusulnya." Kata Mo Qing Shan dengan terburu-buru.
Chen Wang juga menyadari situasi ini, dia berjalan ke arah Mo Qing Shan sebelum akhirnya berkata, "jika kau kesana, maka kemungkinan kau dan rencana kita gagal akan semakin besar. Tidak bisakah kau berpikir tuan Mo?"
"Saya tidak akan membiarkan hal itu Wangye. Tapi jika saya tidak pergi dan sesuatu yang buruk terjadi pada sahabat saya, saya akan menyesalinya seumur hidup saya." Kata Mo Qing Shan lagi.
Chen Wang, "jika kau pergi, maka kau akan dihukum karena melanggar perintah dan kau akan dianggap lalai."
Mo Qing Shan menggertakkan giginya, pendiriannya kokoh dan dia enggan untuk tetap tinggal. Memikirkan bagaimana sesuatu yang buruk bisa saja menimpa Xu Jia, Mo Qing Shan tidak akan pernah bisa menanggungnya.
"Maafkan saya Wangye," Mo Qing Shan menangkupkan kedua tangannya seraya berbalik untuk pergi.
Jiang Xianji baru saja akan mengejarnya, tapi dia segera dihalangi oleh Chen Wang, "biarkan saja dia. Dia bukanlah orang yang bodoh."
Mo Qing Shan yang samasekali belum istirahat menunggangi kudanya dengan kecepatan tinggi menuju ke hutan yang ada di belakang kantor militer Chang'an. Untuk masuk ke hutan, Mo Qing Shan terlebih dahulu memakirkan kudanya di tempat yang aman.
"Xu Jia, awas saja jika aku menangkapmu!" Gerutu Mo Qing Shan.
Di malam hari, hutan tentu saja sangat gelap. Tapi Mo Qing Shan tidak ragu untuk masuk ke dalam sana. Dia dengan langkah pasti bergerak menuju ke hutan.
"Xu Jia seharusnya meninggalkan jejak." Gumam Mo Qing Shan.
Hanya ada cahaya bulan yang membantu penerangannya. Mo Qing Shan memikirkan skenario yang mungkin saja akan dipilih oleh Xu Jia. Ya, keduanya telah saling mengenal dalam waktu yang lama. Jadi untuk mengetahui kebiasaan dan kemungkinan pilihan yang akan dipilih oleh salah satunya pastinya jauh lebih mudah.
"Xu Jia mencari pintu masuk lain ke gua bawah tanah itu. Dia tidak akan masuk ke lubang tempat kami terperosot karena disana tidak mungkin menjadi pintu masuknya. Gua...," Mo Qing Shan terlihat larut dalam pikirannya ketika dia di waktu yang bersamaan mulai menyisiri jalan yang dia pikir benar.
"Tebing! Tidak, tidak," Mo Qing Shan menggelengkan kepalanya beberapa kali, "tidak, tidak ada tebing di kota. Tapi ada jurang yang mungkin saja bisa aku temukan."
Dan benar saja, sesuai intuisi dan juga pemikiran tuan muda Mo yang cerdas, Mo Qing Shan mulai bergerak menuju ke selatan untuk mencari Xu Jia. Selang beberapa saat, Mo Qing Shan menemukan sebuah petunjuk yang ditinggalkan oleh Xu Jia.
"Ukiran segitiga, dia meninggalkan jejak!" Mo Qing Shan yang kelelahan kini mulai bersemangat lagi. Di tengah gelapnya malam, tuan muda Mo mencari sahabatnya.
Xu Jia, orang yang tengah dicari oleh Mo Qing Shan tengah duduk di bawah pohon. Dia bahkan sudah menyalakan sebuah api unggun. Sudah jelas bahwa pemuda itu mampi bertahan hidup di alam liar.
Brusshhhh....
Sebuah objek tiba-tiba jatuh dari ketinggian dan membuang Xu Jia terkejut. Xu Jia segera mencabut pedangnya sebelum akhirnya berjalan mendekati objek itu.
"Siapa disana?!" Xu Jia menghunuskan pedangnya.
"Aduh, apakah kau akan tetap disana dan tidak mau menolongku?!" Gerutu seseorang terdengar di kesunyian.
Xu Jia mengerutkan alis hitamnya sebelum akhirnya berkata dengan suara penuh keraguan, "tu...tuan muda."
"Ya, ini aku Mo Qing Shan." Kata Mo Qing Shan dengan suara yang masih terdengar kesal.
Xu Jia segera menolong Mo Qing Shan tanpa membuang-buang waktunya. Mereka kemudian duduk berdua di depan api unggun yang telah dibuat oleh Xu Jia.
"Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?" Mo Qing Shan berkata dengan suara sinis saat Xu Jia juga duduk terdiam di depannya.
Xu Jia, "...."
"Aku tahu niatmu baik untuk mencari pintu masuk lainnya, kau ingin membantuku kan? Tapi apakah kau tahu jika apa yang kau lakukan ini membahayakan nyawamu?!" Timpal Mo Qing Shan.
Xu Jia menurunkan pandangannya seraya berkata, "maafkan saya tuan muda."
"Lupakan saja, awas saja jika kau tidak menemukan apapaun!" Kata Mo Qing Shan dengan ekspresi yang mash acuh tak acuh.
Xu Jia diam-diam tersenyum, dia kemudian berkata, "saya tidak menemukan aktivitas apapun, tapi saya menemukan jalan yang biasanya dilalui oleh orang-orang yang membawa bahan-bahan pembuatan senjata. Jalur itu terhubung dengan pegunungan Qiandeng."
Mo Qing Shan berusaha menghangatkan tubuhnya menggunakan pancaran api unggun. Dia berkata dengan gigi terkatup, "kita akan melihatnya nanti."
"Tuan muda." Xu Jia tiba-tiba berkata.
"Kenapa?" Tanya Mo Qing Shan.
Xu Jia berkata. "Tuan muda pasti akan mendapatkan karena telah mengejar saya. Maafkan saya tuan muda."
Helaan napas terdengar dari Mo Qing Shan, dia kemudian berkata, "apakah kau baru mengenalku Xu Jia? Menyebabkan masalah dan menerima hukuman adalah sesuatu yang sudah sering aku lalui. Jadi aku tidak akan terlalu terkejut jika nantinya akan terkena masalah. Tapi jika kau tidak ingin kita mendapatkan masalah, aku tahu caranya."
Xu Jia mengeruntkan keningnya seraya bertanya, "maksud tuan muda?"