Opera Kiss

2670 Kata
Benar sekali, apapun yang menyangkut Mo Qi Yue, maka akan sangat kecil kemungkinannya Mo Qing Shan akan menolak. Mo Nian Zhen tentu saja mengakui hal ini, tapi dia juga tidak bisa membantah bahwa tulangnya akan remuk jika Mo Qing Shan tahu dia mencoba membohonginya. “Gongzhu, tidak bisakah Gongzhu pergi sendiri? Maksudku.., Yang Mulia adalah seorang putri dan Qing Shan gege tidak akan menolak ajakan Gongzhu.” Keluh Mo Nian Zhen yang masih berusaha menghindari perintah Chen Ai Lin itu. Chen Ai Lin berkata dengan tegas. “Tidak! Dia pasti akan menolakku. Dia adalah orang yang keras kepala dan teguh pada pendiriannya. Aku akan mulai mengejarnya mulai sekarang, jadi kau harus membantuku.” Mo Nian Zhen tidak bisa lagi berkata-kata, dia hanya bisa menelan segala keluh kesahnya dan pergi dari taman. Kasihan pemuda itu, semenjak dia memutuskan untuk bekerja di ibukota, dia samasekali tidak pernah bersenang-senang. Terlebih lagi semenjak Mo Nian Zhen mengenal Chen Ai Lin, segala macam masalah dan hal konyol selalu terjadi padanya. Dua hari setelahnya… Di siang hari, Mo Nian Zhen telah meninggalkan Mo Fu. Dia menunggangi kudanya dan bergerak ke sebuah arah. Tidak perlu ditanyakan lagi kemana perginya tuan muda kedua itu. Ya, Mo Nian Zhen dengan terburu-buru pergi ke toko obat herbal tempat Mo Qi Yue berada. “Jie!! Qi Yue jiejie!” Teriakan Mo Nian Zhen membuat Tong Nian yang berada di lantai pertama toko terlihat sedikit terkejut. Tong Nian menghampiri Mo Nian Zhen dan bertanya, “tuan muda, apa yang tuan muda lakukan disini?” “Dimana Qi Yue jiejie? Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padanya. Ini penting.” Ucap Mo Nian Zhen dengan tergesa-gesa. “Hah?” Tong Nian masih terlihat linglung. Mo Nian Zhen berkata dengan tidak sabar. “Sudahlah, aku tidak bisa menjelaskannya padamu. Aku harus bertemu dengan Qi Yue jiejie atau aku akan mati! Dimana dia?!” “Dia ada di gudang obat. Ada sebelah sana tuan muda.” Jawab Tong Nian. Dengan langkah tergesa-gesa Mo Nian Zhen berjalan menuju ke gudang obat. Sesampainya di ruangan itu, Mo Nian Zhen segera berteriak. “Jie! Ini aku!” Mo Qi Yue menoleh ke arah sumber suara. Dia sedikit terkejut karena orang yang datang itu adalah Mo Nian Zhen. Mo Qi Yue mengerutkan keningnya, “ZhenZhen, ada apa? Kenapa kau kemari?” “Ehmm itu…aku memiliki tiket opera Cina dan aku ingin mengajakmu menonton opera Cina. Bagaimana? Apakah kau mau pergi denganku?” Kata Mo Nian Zhen sembari menunjukkan tiketnya pada Mo Qi Yue. Mo Qi Yue merasa bahwa adik sepupunya itu bersikap sedikit aneh. Dia tahu bahwa Mo Nian Zhen suka bersenang-senang, tapi untuk mengajaknya pergi ke opera, Mo Qi Yue rasa itu sedikit tidak biasa. “Kenapa kau mengajakku dan bukannya mengajak ShanShan? Kau bersikap aneh.” Mo Qi Yue berbalik untuk kemudian melanjutkan pekerjaannya. Dia sedang mencatat stok obat-obatan herbal yang ada di gudang itu. Mo Nian Zhen mengikuti Mo Qi Yue dan berjalan mengekor di belakang gadis itu. Dia masih menolak untuk menyerah. Dia tidak memiliki pilihan lain, Mo Qi Yue harus setuju dengan ajakannya! “Qing Shan gege sangat sibuk, dia tidak bisa pergi. Aku juga tidak bisa mengajak Xu Jia karena dia pasti akan menemani Qing Shan gege. Jadi aku hanya memiliki Qi Yue jiejie.” Mo Nian Zhen merengek seperti bayi kecil, “ayolah. Yah? Jie, ku mohon pergilah denganku.” Mo Qi Yue tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. Hatinya selembut sutra dan dia tidak bisa melihat seseorang bersikap manja padanya atau dia akan sangat kasihan pada orang itu. Mo Qi Yue akhirnya setuju dengan ajakan Mo Nian Zhen. “Jadi apa yang bisa aku bantu untuk meringankan pekerjaan Jiejie?” Mo Nian Zhen dengan senang hati menawarkan dirinya. Mo Qi Yue tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, “tidak ada. Kau duduk saja, atau kau bisa tinggal di ruanganku. Aku akan menemuimu setelah aku menyelesaikan pekerjaan ini.” “Baiklah.” Mo Nian Zhen mengangguk sebelum akhirnya keluar dari gudang itu. */ Mo Qing Shan masih berkutat dengan pekerjaannya. Dia akhirnya memutuskan untuk menemui ayahnya saat dia sudah mencapai batas kesabarannya. Dia tidak tahu bagaimana harus memulai, jadi dia meminta sedikit saran dari ayahnya. “Untuk melakukan hal itu, kita harus benar-benar memiliki rencana yang matang. Pergerakan ayah selalu diawasi oleh Yang Mulia Kaisar, itulah salah satu alasan ayah tidak bisa bergerak secara bebas.” Kata tuan Mo pada putranya. Mo Qing Shan mengangguk, “selain membongkar kejahatan Putra Surga, kita tidak memiliki pilihan lain ayah. Lalu, apakah ayah tahu tuduhan apa yang disematkan Putra Surga pada Kaisar sebelum dia?” Tuan Mo terlihat frustasi saat dia berkata. “Itu…itu adalah tuduhan yang sangat berbahaya. Mendiang Kaisar terdahulu dituduh melakukan kesepakatan dengan Riben, dia dituduh menjual negeri ini pada Riben.” “Apa? Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Apakah ada bukti?” Mo Qing Shan tampak tidak percaya dengan kata-kata ayahnya itu. Tuan Mo menghela napas, “Kaisar Chen memiliki bukti yang entah dia dapat darimana. Dan kami, ayah dan Liu Qingge pada saat itu juga tidak memiliki apapun untuk bisa membuktikan hal itu.” “Ayah, ayah dan paman Liu memiliki keyakinan, itu adalah sesuatu yang luar biasa. Tapi apakah ayah benar-benar yakin bahwa ayah atau paman Liu tidak memiliki bukti? Maksudku…, kalian seharusnya memiliki sesuatu kan?” Tanya Mo Qing Shan. Tuan Mo berdiri dari tempat duduknya. Keduanya kini tengah berada di ruang bawah tanah, tempat dimana segala macam dokumen penting tuan Mo berada. Tuan Mo berjalan untuk kemudian mengambil kotak kayu yang berisikan surat-surat serta dokumen penting yang berkaitan dengan Mo Qi Yue. “Ini semua adalah yang tersisa. Liu Qingge memberikan semua ini pada ayah. Kau pasti sudah melihatnya kan?” Tanya tuan Mo. Mo Qing Shan terkekeh dan sedikit malu karena dia telah ketahuan melihat tanpa izin. Pemuda itu kemudian melihat satu persatu dokumen itu. Dia memang memang telah melihatnya, tapi saat itu dia benar-benar sangat terburu-buru, jadi bisa aaja dia melewatkan sesuatu. Kali ini, Mo Qing Shan berniat untuk melihatnya dengan teliti. “Ayah, ayah dan paman Liu adalah sahabat, aku yakin kalian memiliki tempat rahasia yang hanya diketahui oleh kalian. Itu semacam tempat, ayah tahu kan..tempat seperti itu.” Mo Qing Shan tampak frustasi saat dia berusaha menjelaskan pada ayahnya. Tuan Mo mengangguk, “ayah, Liu Qingge, dan Kaisar Chen adalah sahabat, kami bertiga memiliki semacam tempat pertemuan rahasia.” “Dan tempat itu…dimana tempat itu sekarang?” Tanya Mo Qing Shan dengan ekspresi serius di wajahnya. Tempat semacam itu, itu bukan sudah tidak ada kan? Waktu dimana Mo Jianyu, Liu Qingge, dan Kaisar Chen masih bersahabat sudah terjadi puluhan tahun yang lalu, dan akan sangat kecil kemungkinan tempat itu masih ada. “Di istana.” Jawab Mo Jianyu. Istana telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan, lalu apakah tempat pertemuan tiga sahabat itu masih ada? Mo Qing Shan merasa tidak boleh menyerah, dia terus bertanya, “istana bagian mana?” “Istana Putra Mahkota. Dulu disana ada sebuah gudang tidak terpakai, gudang itu dijadikan sebagai tempat para kasim menghilangkan nyawa seseorang dengan rapi.” Kata tuan Mo. Hal ini terdengar sedikit kejam, tapi apa yang dikatakan oleh tuan Mo itu bukanlah lelucon belaka. Dulu, jika ada pelayan atau penjaga yang berbuat salah, para kasim yang bertanggung jawab memusnahkan mereka secara diam-diam. Pelayan dan penjaga yang bersangkutan itu akan secara diam-diam diminta datang ke ruangan kasim itu dengan alasan untuk dimintai keterangan, tapi setelah mereka masuk, mereka tidak akan pernah keluar dalam keadaan hidup-hidup. Seiring berjalannya waktu, hal kejam itu hilang dan semua urusan peradilan diserahkan ke Departemen Kehakiman. Ruangan kasim itu lambat laun menjadi sebuah gudang bawah tanah itu dan tidak banyak orang yang berani masuk kesana. Mereka semua termakan oleh omongan yang mengatakan bahwa tempat itu berhantu. Beberapa mengatakan bahwa mereka pernah melihat arwah para pelayan atau penjaga yang mati disana berkeliaran. Namun tiga orang sahabat, Liu Qingge, Mo Jianyu, dan Pangeran Chen menolak untuk mempercayai hal itu. Hingga pada akhirnya mereka menggunakan ruangan itu sebagai tempat pertemuan sekaligus tempat perkumpulan mereka. Ya, itu terjadi sebelum akhirnya persahabatan mereka hancur karena pangeran Chen mengkhianati Liu Qingge dan Mo Jianyu. Waktu berlalu dan ruang bawah tanah itu kini menjadi salah satu bagian di kompleks istana Putra Mahkota, tempat dimana Chen Ren Jun sekarang tinggal. Mo Jianyu sendiri tidak tahu apakah ruangan yang pernah dia gunakan bersama sahabatnya itu masih ada ataukah sudah musnah. “Dari semua tempat di istana, kenapa harus kompleks istana Putra Mahkota?” Keluh Mo Qing Shan sembari memeluk kepalanya. Mo Jianyu memberikan jawabannya, “tidak ada yang tahu, tapi kompleks Putra Mahkota adalah satu-satunya tempat di istana yang jarang dikunjungi oleh orang-orang. Mereka tidak bisa terlalu dekat dengan Putra Mahkota, jadi kompleks itu sangat sepi. Tapi walau pun demikian, istana Putra Mahkota juga menjadi salah satu tempat dengan penjagaan terketat di istana.” “Aku akan berusaha masuk kesana ayah.” Kata Mo Qing Shan. “Itu terlalu berbahaya. Ayah bahkan tidak pernah bisa masuk kesana. Semenjak kejadian itu, ayah tidak memiliki akses untuk bisa berkeliaran secara bebas.” Mo Jianyu berkata, “selain ayah, kau pasti telah menjadi targetnya. Kau pasti telah menjadi salah satu orang yang dia waspadai.” “Ayah tenag saja. Aku akan berhati-hati.” Mo Qing Shan membuka lembaran lain, dia tiba-tiba merasa penasaran, jadi dia bertanya pada ayahnya, “ayah, apakah ayah masih ingat dimana Paman Liu pernah tinggal? Aku benar-benar ingin mengetahui tempat Liu Ru Shi lahir.” “Tentu saja, ayah tidak akan pernah bisa melupakan Fu itu.” Kata tuan Mo sembari tersenyum. “Ayah, aku harus pergi ke sebuah tempat. Aku ada janji dengan Mo Nian Zhen. Lain kali, ayah bisa menceritakan kisah ayah dan paman Liu.” Mo Qing Shan dengan tergesa-gesa melambai, “aku pergi dulu yah.” */ Mo Qi Yue dan Mo Nian Zhen sampai di gedung opera lebih awal. Mo Nian Zhen menepuk pundak Mo Qi Yue seraya berkata, “Jie, biarkan aku melihat tiketmu. Aku lupa dimana tempat duduk kita.” “Kau memilikinya juga kan?” Mo Qi Yue bertanya dengan nada normal. Mo Nian Zhen ingin sekali menapar dirinya, dia hampir lupa bahwa dia tidak datang untuk benar-benar menonton opera. Mo Nian Zhen berkata dengan canggung, “ya, tiketku pasti ada di pakaian kudaku. Aku hampir melupakannya.” Mo Qi Yue tidak lagi bertanya dan langsung menunjukkan tiketnya pada Mo Nian Zhen. Begitu melihat tiket itu, Mo Nian Zhen segera mengangguk. Dia bergumam, “bagus, semuanya sudah tepat.” Keduanya baru saja akan masuk ke dalam aula, tapi karena Mo Nian Zhen tidak memiliki tiket, dia tidak diizinkan untuk masuk. “Jie, kau masuk duluan saja. Aku akan segera menyusulmu.” Kata Mo Nian Zhen. Mo Qi Yue mengangguk tanpa curiga. Dia akhirnya masuk ke dalam aula dengan pelayan yang memandunya. “Nona, nona adalah tamu istimewa, jadi tempat nona akan berbeda dengan para penonoton yang lain. Tempat nona ada di lantai dua. Mo Qi Yue mengangguk, namun dia masih merasa sedikit aneh. Bagaimana mungkin Mo Nian Zhen memiliki banyak uang untuk membeli tiket khusus. “Terima kasih.” Ucap Mo Qi Yue pada pelayan yang telah mengantarnya itu. Mo Qi Yue duduk dengan tenang sembari menunggu Mo Nian Zhen. Gadis itu terlihat kelelahan setelah bekerja di toko obat herbal, jadi dia hanya bersandar di kursinya sembari mengistirahatkan kepalanya. Mo Nian Zhen di lain sisi, dia tampak was-was. Dia sedang berada di samping kudanya sembari menunggu kedatangan Chen Ai Lin dan Mo Qing Shan. “Aku bisa gila! Qing Shan gege pasti akan membunuhku setelah apa yang aku lakukan ini. Qi Yue jiejie, maafkan aku. Aku akan segera menemuimu begitu aku telah memastikan Gongzhu dan Qing Shan gege datang.” Mo Nian Zhen berbicara pada dirinya sendiri dengan ekspresi muram di wajahnya. Tak lama berselang, Mo Qing Shan tiba. Mo Nian Zhen tentu saja tidak menunjukkan keberadaannya. Dia hanya berdiri sembari bersembunyi di balik kudanya. Beberapa saat kemudian Mo Qing Shan akhirnya masuk ke dalam bangunan itu. “Sisa Gongzhu. Sebenarnya dimana dia aekarang? Kenapa dia malah terlambat?!” Keluh Mo Nian Zhen. Mo Qing Shan di lain sisi, dia telah masuk ke dalam aula. Pelayan yang sama, yang sebelumnya membantu Mo Qi Yue, kini tengah menunjukkan tempat khusus sesuai dengan tiket yang dipegang oleh Mo Qing Shan. “b*****h itu….dari mana dia mendapatkan banyak uang? Dia bahkan memilih ruangan khusus.” Pikir Mo Qing Shan. “Silahkan tuan muda, teman tuan muda sudah menunggu.” Kata pelayan itu seraya mempersilahkan Mo Qing Shan masuk ke dalam bilik khusus. Bilik itu gelap, hanya ada cahaya yang berasal dari sekat yang terbuka yang mengarah ke panggung di bagian bawah, yang digunakan untuk menonton opera. Dari tempatnya berdiri, Mo Qing Shan bisa melihat siluet seorang gadis yang tengah bersandar di sebuah kursi. Didekatinya siluet itu dan wajah yang sangat dia kenali muncul di depannya. “Jie?” Panggil Mo Qing Shan dengan suara lembut. Mo Qi Yue, “….” Mo Qi Yue tidak menjawab bukan karena dia tidak mendengar panggilan dari Mo Qing Shan. Itu karena gadis itu telah terlelap. Ya, karena kelelahan, Mo Qi Yue yang semula berniat mengistirahatkan kepalanya akhirnya benar-benar tertidur. “Bagaimana mungkin dia tidur di tempat seperti ini? Ceroboh sekali.” Gumam Mo Qing Shan. Mo Qing Shan duduk, dia sangat berhati-hati dalam bergerak, takut jika Mo Qi Yue akan terbangun karenanya. Mo Qing Shan kemudian memperhatikan wajah yang tengah tertidur itu dengan seksama. Tangannya yang diam tidak bisa menolak godaan untuk tidak menyentuh wajah Mo Qi Yue. Membelai pipi Mo Qi Yue adalah suatu kebiasaan dan hal yang sangat disukai oleh Mo Qing Shan. Dan gadis yang kelelahan itu bahkan masih menikmati tidurnya. Di luar, Mo Nian Zhen akhirnya bisa bernapas lega saat dia melihat Chen Ai Lin akhirnya tiba. Dia segera menghampiri Chen Ai Lin, “Gongzhu!” “Apakah Mo Qing Shan sudah ada di dalam?” Tanya Chen Ai Lin. Mo Nian Zhen mengangguk, “dia sudah tiba beberapa saat yang lalu. Kenapa Gongzhu malah terlambat?” “Aku harus mengelabuhi pelayanku dulu. Jika ibuku tahu aku menyusup keluar istana lagi, dia pasti akan mengamuk.” Chen Ai Lin berbalik untuk pergi, “ayo kita masuk.” Mo Nian Zhen mengikuti Chen Ai Lin masuk. Dia tidak lupa menunjukkan tiketnya pada pelayan dan pelayan itu segera menunjukkan ruangannya. Chen Ai Lin menjadi sedikit kebingungan saat dia membuka ruangan dan tidak ada seorang pun di bilik itu. Dimana Mo Qing Shan? Bukankah seharusnya dia ada di bilik itu? Mo Nian Zhen sudah berdiri di depan pintu bilik yang seharusnya dia tempati bersama dengan Mo Qi Yue, tapi ketika dia akan masuk, dia melihat Chen Ai Lin berjalan ke arahnya. “Dimana Mo Qing Shan? Dia tidak ada di bilik itu.” Kata Chen Ai Lin yang mulai sedikit gusar. Mo Nian Zhen juga tidak mengerti, jadi dia tidak menjawab. Chen Ai Lin tidak mau menunggu terlalu lama, sementara suara yang sangat keras telah bergema. Ya, operanya telah dimulai. Perasaan Chen Ai Lin menjadi sedikit tidak enak, dia merasa bahwa sesuatu yang salah telah terjadi. Mo Nian Zhen, dia bodoh, tapi apakah dia sebodoh itu? Chen Ai Lin tiba-tiba meraih gagang pintu ruangan di depannya. Mo Nian Zhen sedikit mengerti dengan pikiran Chen Ai Lin, dia juga tidak menyelanya dan hanya berdiri di belakang Chen Ai Lin dengan ekspresi kosong. Saat pintu terbuka, Chen Ai Lin melihat sesuatu yang bisa membuat jantungnya berhenti berdetak. Di saat cahaya redup, Chen Ai Lin melihat siluet dua orang yang tengah berciuman. Terlihat bahwa Mo Qing Shan tengah mencium Mo Qi Yue yang tengah tertidur. Bahkan saat pintu terbuka, Mo Qing Shan masih tidak menyadarinya. Itu karena suara yang sangat keras dari musik opera dan juga karena pencahayaan yang sangat gelap. Chen Ai Lin, “….” Melihat gadis yang tengah berdiri di depannya itu tidak bergerak sama sekali, Mo Nian Zhen tidak bisa tidak penasaran. Jadi dia juga melangkah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan betapa terkejutnya tuan muda kedua saat dia melihat Mo Qing Shan mencium bibir Mo Qi Yue. Mo Nian Zhen, “!!!!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN