Mo Qing Shan masih jengkel karena Chen Wang. Dia berada dalam kewaspadaan yang tinggi. Mo Qing Shan bahkan secara khusus menyuruh Mo Qi Yue untuk masuk ke dalam paviliunnya.
“Kapan mereka akan kembali?” Mo Qing Shan mondar-mandir di halaman Fu-nya.
Mo Nian Zhen dan Xu Jia yang tinggal bersama Mo Qing Shan hanya bisa menatap Mo Qing Shan dengan tatapan linglung. Mereka bingung harus melakukan apa untuk membantu Mo Qing Shan karena sejatinya apa yang dikhawatirkan oleh pemuda itu adalah sesuatu yang sangat tidak beralasan dan tidak masuk akal.
“Dimana Wangye? Kenapa dia belum kembali?” Tanya Mo Nian Zhen pada Xu Jia.
Xu Jia berkata, “saya rasa Chen Wang tengah membicarakan sesuatu dengan tuan Mo. Ah, itu dia…dia sudah keluar.”
Dari aula Mo Fu, terlihat Chen Wang bersama dengan pengawal pribadinya, Jiang Xianji, melewati ambang pintu. Mo Qing Shan juga melihat pemandangan ini, dia segera berbalik karena senang.
“Apakah Wangye akan kembali?” Tanya Mo Qing Shan.
“Seperti yang diharapkan oleh tuan muda Mo,” Chen Wang sengaja memprovokasi Mo Qing Shan. Chen Wang kemudian berkata, “dimana Xiao Ai Lin?”
Mo Qing Shan, “ZhenZhen, panggil Gongzhu. Katakan padanya bahwa Chen Wang akan kembali.”
Mo Nian Zhen segera pergi untuk memanggil Xiao Ai Lin yang tinggal bersama Mo Qi Yue. Selang beberapa saat, gadis itu muncul bersama dengan pelayannya. Dan tidak perlu menunggu waktu yang lama sebelum dua bersaudara itu pergi dari Mo Fu.
“Akhirnya mereka pergi!” Kata Mo Qing Shan seraya menunjukkan kelegaannya.
Sementara itu, di Wangfu, pemandangan yang menyedihkan terlihat ketika Song Zhi Rou tengah duduk di meja makan panjang seorang diri. Sebelumnya, dia telah menyuruh pelayan untuk menyiapkan makan malam agar dia bisa makan malam bersama dengan Chen Wang. Namun sayang, makanan-makanan itu menjadi sia-sia karena Chen Wang tidak datang.
“Nona, makanlah sedikit. Chen Wang mungkin memiliki sesuatu yang penting untuk dilakukan, jadi dia tidak bisa kembali sekarang,” kata pelayan Song Zhi Rou seraya menghibur gadis itu.
Song Zhi Rou bangkit dari kursi dan menghela napas. Wajahnya yang cantik merosot dan penuh dengan ekpresi kekecewaan. Tanpa daya dia berkata, “berikan semua makanan ini untuk penjaga dan pelayan. Aku sudah tidak nafsu makan lagi.”
“Tapi ….” Pelayan itu tidak lagi berani membuka mulutnya saat Song Zhi Rou memelototinya.
Song Zhi Rou berjalan ke kamarnya dengan langkah lemah. Pandangannya tiba-tiba teralihkan oleh seseorang sebelum dia berhasil sampai di paviliun tempat dia tinggal. Itu adalah Chen Wang yang datang bersama dengan Chen Ai Lin.
“Ge! Makan malam tadi enak kan? Apakah aku sudah benar-benar bisa dikatakan sebagai calon istri yang cerdas?” Chen Ai Lin berbicara sembari menarik-narik lengan baju Chen Wang.
Chen Wang dengan acuh tak acuh namun tersenyum berkata, “yang memasaknya Mo Qi Yue. Kau hanya mengacau di dapur!”
“Aku tidak mengacau! Dia memang memasak makanannya, tapi aku membantunya. Aku akan memintanya mengajariku lagi agar aku bisa membuatkan makanan yang lezat untuk Mo Qing Shan!” Chen Ai Lin berkata dengan penuh semangat.
Percakapan kakak beradik itu didengar oleh Song Zhi Rou. Hati Song Zhi Rou sakit ketika dia tahu bahwa Chen Wang ternyata menghabiskan waktu makan malamnya bersama dengan Mo Qi Yue sementara dirinya telah menunggu pemuda itu selama beberapa jam.
“Mo Qi Yue…sebenarnya perempuan macam apa dia? Aku ingin tahu siapa sebenarnya dia! Kenapa Chen Wang bisa tergila-gila padanya?!” Gumam Song Zhi Rou.
Di hari-hari berikutnya, Song Zhi Rou masih berusaha keras untuk bisa mendekati Chen Wang. Dia secara khusus membawa koki dari luar untuk memasak sarapan untuk Chen Wang. Namun usahanya itu kembali gagal setelah Chen Wang bahkan telah pergi dari Wangfu di pagi-pagi sekali.
Kekecewaan itu menjadi semakin pahit saat Chen Ai Lin yang bermulut pedas datang untuk mengganggunya. Putri kekaisaran itu tentunya akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengejek dan mencibir Song Zhi Rou.
“Kau benar-benar berusaha dengan keras Song Zhi Rou,” kata Chen Ai Lin sembari memasukkan makanan ke mulutnya.
Song Zhi Rou mengepalkan kedua tangannya sehingga tangannya kini membentuk tinju. Dia berkata melalui gigi terkatup, “jika saya tidak berusaha, maka saya tidak akan mendapatkan apa yang saya inginkan. Bukankah begitu Gongzhu?”
Song Zhi Rou keluar dari ruang makan dengan langkah berat, meninggalkan Chen Ai Lin yang masih menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
“Dia pasti sudah gila,” kata Chen Ai Lin.
*/
Song Zhi Rou benar-benar pergi untuk mencari tahu seputar Mo Qi Yue. Dia secara khusus pergi sendiri untuk melihat seperti apa gadis yang telah berhasil membuat Chen Wang jatuh hati.
“Nona, menurut mata-mata yang kita sewa, Mo Qi Yue akan keluar dari Fu-nya untuk mengontrol toko obat milik keluarganya. Dia mungkin akan keluar dalam satu jam,” ucap pelayan Song Zhi Rou.
Song Zhi Rou dan pelayannya tengah menunggu di sebuah restoran. Mereka menantikan kereta yang akan membawa Mo Qi Yue keluar. Selang beberapa lama, kereta yang dinantikan oleh Song Zhi Rou akhirnya nampak.
“Itu dia nona!”
Song Zhi Rou segera naik ke kereta kudanya untuk mengikuti kereta kuda yang ditumpangi Mo Qi Yue. Perjalanan hanya berlangsung selama satu jam sebelum akhirnya kereta kuda yang membawa Mo Qi Yue tiba di salah satu toko obat herbal terbesar di Luoyang.
Song Zhi Rou membuka tirai keretanya untuk memperhatikan Mo Qi Yue. Gadis itu melihat Mo Qi Yue turun dari kereta, yang lebih membuat Song Zhi Rou keheranan adalah seorang pemuda yang tengah memberikan tangannya untuk digenggam oleh Mo Qi Yue saat Mo Qi Yue menuruni kereta.
“Apakah dia adalah Mo Qing Shan? Pria yang dibicarakan oleh Chen Ai Lin?” Song Zhi Rou sedang berpikir saat di waktu yang bersamaan dia juga bergumam, “mereka sangat dekat. Apakah dia benar adiknya?”
Itu memang Mo Qing Shan. Mo Qing Shan yang tidak memiliki pekerjaan lain hanya bisa mengikuti Mo Qi Yue kemana-mana. Kebiasaannya pergi ke rumah b****l bahkan telah berangsur-angsur memudar. Dia lebih menyukai tinggal dan menghabiskan waktu bersama dengan Mo Qi Yue daripada harus bergaul dengan banyak wanita b****l di luar sana.
Di dalam toko obat itu, Mo Qi Yue melakukan pekerjaannya. Dia memeriksa buku keuangan dan juga daftar herbal yang keluar masuk ke toko obat milik keluarga Mo. Sementara Mo Qing Shan hanya menatap gadis itu dengan ekspresi malas sembari sesekali tersenyum.
Pemuda itu mengistirahatkan dagunya menggunakan kedua tangannya saat dia dengan malas berkata, “Jie, apakah kau masih lama? Mari pergi bersenang-senang di luar sana.”
Mo Qi Yue menggelengkan kepalanya dan berkata dengan lembut, “aku tidak pergi waktu itu, jadi ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. ShanShan, jiejie kan sudah bilang padamu untuk tinggal di Fu. Kau pasti akan bosan di sini.”
Mo Qing Shan berdiri untuk meregangkan tubuhnya, dia berdiri di depan jendela untuk melihat kerumunan yang ada di luar sembari berkata, “bersamamu, aku tidak akan pernah bosan. Aku menyukainya. Hanya saja aku ingin jiejie melihat kesenangan di luar sana.”
Mo Qi Yue menatap pemuda itu dan berkata, “jiejiemu ini terlalu memalukan untuk kau ajak keluar. Aku tidak terkenal sepertimu dan aku tidak tahu apapun tentang dunia luar.”
“Aku menyukai fakta itu,” Kata Mo Qing Shan sebelum akhirnya bergerak mendakat pada Mo Qi Yue. Dia berkata, “apa yang bisa aku bantu?”
*/
Song Zhi Rou telah menemukan ide bagaimana caranya agar dia bisa menunjukkan pada Chen Wang bahwa dia jauh lebih bail daripada Mo Qi Yue. Selain itu, Song Zhi Rou juga penasaran pada kemampuan dan hal apa yang dimiliki oleh Mo Qi Yue sehingga Chen Wang mati-matian memperjuangjan gadis itu.
Jadi setelah Song Zhi Rou selesai mengintai Mo Qi Yue, dia tidak langsung kembali ke Wangfu Chen Wang, melainkan pergi ke istana untuk menemui Permaisuri Rong Yan.
Permaisuri Rong Yan tentunya sangat senang ketika dia melihat Song Zhi Rou. Istri kaisar Chen itu sangat mencintai keponakannya, jadi tidak heran jika dia benar-benar menginginkan Song Zhi Rou menjadi menantunya.
“Zhi Rou, ada apa? Apakah Chen Wang menyulitkanmu lagi?” Tanya Permaisuri Rong.
Song Zhi Rou menggelengkan kepalanya, “tidak bibi. Wangye sangat baik padaku. Hanya saja …”
Permaisuri Rong mengerutkan keningnya dan dengan tidak sabaran bertanya, “apa yang terjadi? Katakan saja, aku akan membantumu.”
“Gadis bernama Mo Qi Yue ….”
Ucapan Song Zhi Rou itu terhenti di udara saat Permaisuri Rong tiba-tiba menyelanya, “gadis itu lagi. Apa yang kini dia lakukan pada Chen Wang?”
Ucapan Permaisuri Rong itu salah besar, setidaknya itulah faktanya. Apa yang dilakukan Mo Qi Yue pada Chen Wang? Jawabannya tidak ada! Gadis itu telah berusaha menjauhi Chen Wang. Namun selangkah dia pergi menjauh, maka Chen Wang akan membuat langkah yang lebih lebar untuk mengejarnya.
“Wangye sepertinya sangat menyukainya bibi. Dia bahkan pergi untuk makan malam di Mo Fu bersama dengan Gongzhu,” Song Zhi Rou membuat ekspresi sedih dan tidak berdaya saat dia mengadukan hal ini pada Permaisuri Rong.
Kening Permaisuri Rong berkerut, “Ai Lin? Kenapa dia juga bisa ada di sana? Aku tidak heran jika yang berada di sana itu adalah Chen Wang, tapi kau baru saja menyebutkan putri bungsuku kan?”
Song Zhi Rou diam-diam mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Permaisuri Rong. Setelah melihat bibinya diam, Song Zhi Rou berkata, “bibi, aku memiliki ide yang mungkin saja bisa berguna. Bibi bisa mengkonfirmasi hubungan Gongzhu dengan Mo Qing Shan. Dan aku juga ingin menunjukkan pada Mo Qi Yue bahwa dia tidak lagi berhak atas Chen Wang.”
Permaisuri Rong mengerutkan keningnya, “apa itu?”
“Mari kita adakan perjamuan. Di perjamuan itu, kita akan mengundang Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue, di sana, aku ingin memberikan pelajaran pada Mo Qi Yue dan bibi bisa mengetahui apakah Gongzhu benar-benar tengah menjalin hubungan dengan Mo Qing Shan atau tidak,” saran Song Zhi Rou.
Untuk mengadakan pesta semacam itu, tentunya dibutuhkan alasan yang kuat. Beruntungnya, ulang tahun putri bungsu Permaisuri Rong akan berlangsung dalam satu minggu, jadi ide dari Song Zhi Rou ini sangat bisa digunakan.
“Aku mengerti, mari kita melakukannya. Di pesta itu, aku juga akan mengundang seorang pangeran dari negeri sahabat, aku pikir Ai Lin bisa mempertimbangkannya,” kata Permaisuri Rong.
Song Zhi Rou mengangguk dengan ekspresi penuh kepuasan.