Chen Wang menyerahkan kotak kue yang dibawanya pada Xu Jia dan segera berlari ke dalam Fu-nya seperti seseorang yang takut tembok Fu-nya akan runtuh kapan saja.
“Tuan muda!” Xu Jia meneriakinya tapi Mo Qing Shan berlalu dan mengabaikannya.
“Astaga, apa yang akan terjadi kali ini?” Xu Jia terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi di Fu keluarga Mo.
Tempat yang didatangi oleh Mo Qing Shan untuk pertama kali adalah aula utama Mo Fu, di sana dia berteriak memanggil Mo Qi Yue. Namun apa yang dilihatnya tentu saja bukannya Mo Qi Yue melainkan Chen Wang yang duduk dan terihat sedang mengobrol bersama dengan ayahnya, tuan Mo.
“Mo Qing Shan!” Tuan Mo menegur putranya yang sembrono.
Mo Qing Shan melirik ke arah Chen Wang dan memberi hormat secara acuh tak acuh, dia kemudian bertanya, “dimana Mo Qi Yue?”
“Duduk dan bicaralah baik-baik. Kenapa kau terlihat sangat tidak sopan?! Ada Chen Wang di sini dan lihatlah bagaimana kau bersikap!” Tuan Mo menggertakkan giginya saat dia berusaha menahan amarahnya pada putranya itu.
Mo Qing Shan samasekali tidak peduli apakah dia akan dimarahi atau dipukuli oleh ayahnya karena telah bersikap tidak sopan pada Chen Wang, yang ingin dia lihat saat ini hanyalah Mo Qi Yue!
“Tuan muda Mo sepertinya baru saja kembali dari luar. Kenapa tuan muda Mo begitu terburu-buru? Benwang iri dengan hubungan persaudaraan yang dimiliki oleh tuan muda dan nona Mo,” kata Chen Wang sembari tersenyum cerah.
Chen Wang memberikan penekanan khusus ketika dia mengatakan kata “hubungan persaudaraan” pada Mo Qing Shan.
“Ya, saya sangat terburu-buru Wangye. Oleh karena itu saya ingin pamit untuk pergi dulu,” Mo Qing Shan menangkupkan kedua tangannya sebelum akhirnya berbalik untuk pergi.
Tuan Mo, “….”
Mo Qing Shan belum melewati ambang pintu saat langkahnya tiba-tiba terhenti. Dia mendengar Chen Wang berkata, “apakah benar-benar tidak apa-apa saya dan Xiao Ai Lin tinggal untuk makan malam bersama di sini?”
Mo Qing Shan ingin sekali menendang pintu dan menarik kerah jubah Chen Wang. Apa-apaan ini? Bagaimana mungkin mantan tunangan Mo Qi Yue, yang telah mengecewakan Mo Qi Yue dan mempermalukan gadis itu, tinggal di rumah Mo Qi Yue untuk makan malam? Apakah itu lelucon baru?!
Mo Qing Shan hanya bisa mencela di dalam hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena statusnya tidak lebih tinggi dari Chen Wang!
Mo Qing Shan pergi ke paviliun tempat Mo Qi Yue tinggal dan melihat lentera menyala. Dia tersenyum hanya dengan mengetahui fakta bahwa Mo Qi Yue berada di dalam paviliunnya.
Mo Qing Shan adalah orang yang bebas keluar masuk dari paviliun tempat tinggal Mo Qi Yue. Pemuda itu tidak perlu mengetuk pintu atau pun memberikan salam, dia hanya perlu menyelinap masuk.
“Jie, lihatlah apa yang aku bawa. Aku membawakan kue beras mangga untuk ….”
Kata-kata Mo Qing Shan mandek di udara. Tatapan pemuda itu segera berubah menjadi tatapan kurang suka saat dia melihat ada orang lain di ruangan Mo Qi Yue. Jangan tanya siapa, karena itu pasti adalah Chen Ai Lin.
Ya, Chen Ai Lin kini tengah tersenyum lebar sembari menatap Mo Qing Shan yang masih membeku.
“ShanShan, kau akhirnya pulang. Jiejie telah memasak makanan kesukaanmu,” Kata Mo Qi Yue.
Mendengar Chen Ai Lin berdeham seolah-olah menginginkan sesuatu, Mo Qi Yue segera menambahkan, “Gongzhu membantuku, pergilah mandi dan mari kita makan malam bersama.”
Mo Qing Shan terlihat canggung, beruntung dia teringat dengan kue yang dibawanya. Jadi dia segera memberikan kotak kue itu pada Mo Qi Yue.
“Makanlah, aku membelinya khusus untukmu,” Mo Qing Shan membuka kotak kayu berisi kue beras itu, selang beberapa saat, aroma harum dari kue itu menyeruak keluar.
Chen Ai Lin tidak ingin ketinggalan, dia juga berkata, “aku juga menyukai manisan, bisakah aku mencobanya juga?”
Mo Qing Shan memiliki dua kotak kue beras, jadi dia memberikan satu di antaranya pada Chen Ai Lin, “ini untuk Gongzhu.”
“Kau sampai membeli dua? Bukankah ini sudah banyak?” Mo Qi Yue mengambil sepotong sembari menggigitnya.
Mo Qing Shan menyeka butiran kue di sudut mulut Mo Qi Yue seraya berkata, “temanku adalah pemilik toko kue itu Jie. Dia memberikan dia rasa yang berbeda. Aku tahu kau menyukai rasa mangga.”
Chen Ai Lin cemberut saat dia melihat bagaimana Mo Qing Shan sangat memperhatikan Mo Qi Yue, terlebih saat Mo Qing Shan menyeka butiran kue di sudut mulut Mo Qi Yue.
“Aku juga menyukai mangga,” kata Chen Ai Lin dengan suara rendah.
Mo Qing Shan berlalu pergi dan kembali ke kamarnya setelah Mo Qi Yue menyuruhnya untuk mandi dan membersihkan diri. Sementara itu, Chen Ai Lin yang masih jengkel memutuskan untuk keluar dari paviliun Mo Qi Yue untuk berjalan-jalan.
“NianNian, bantu aku menyiapkan makan malam. Bawa semuanya ke ruang makan,” kata Mo Qi Yue pada Tong Nian.
“Baik nona,” balas Tong Nian.
Chen Ai Lin bersama pelayannya berjalan-jalan di sekitar Mo Fu. Suasana Mo Fu dengan lentera-lentera indah yang menyala saat malam mampu membuat suasan hati Chen Ai Lin yang buruk membaik. Tapi itu hanya berlangsung beberapa menit saja sebelum akhirnya seseorang yang sangat menyebalkan baginya muncul secara tiba-tiba.
“Kau! Kenapa kau selalu muncul di saat-saat menyenangkan?!” Chen Ai Lin meneriaki Mo Nian Zhen yang berjalan ke arahnya.
Mo Nian Zhen tertawa, tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya itu. Dia kemudian berkata, “astaga Gongzhu, apakah Gongzhu lupa kalau aku, Mo Nian Zhen, tinggal di Fu ini. Aku adalah keponakan tuan rumah, jadi wajar jika aku muncul di segala tempat di Fu ini!”
Mo Nian Zhen berkata dengan suara rendah, “Gongzhulah yang seharusnya tidak muncul di segala tempat.”
Chen Ai Lin memolototinya, “apa kau bilang?”
Mengejek seorang putri kekaisaran bisa dikatakan sebagai perilaku tidak sopan yang sama halnya dengan mengejek keluarga kekaisaran. Tapi Chen Ai Lin sendiri samasekali tidak keberatan dengan perilaku aneh Mo Nian Zhen itu. Gadis itu merasa bahwa Mo Nian Zhen sebenarnya cukup menyenangkan.
“Apakah kau tahu? Kau adalah orang pertama yang memperlakukan aku seperti ini. Kau adalah manusia pertama selain ayah, ibu, dan kedua kakakku, yang berani berbicara balik padaku!” Kata Chen Ai Lin secara tiba-tiba.
Mo Nian Zhen tidak tahu apakah dia harua tertawa atau menangis, dia mendecakkan lidahnya sembari berkata, “apakah Gongzhu sedang memujiku atau sedang mencelaku?”
Chen Ai Lin mendengus, “tidak tahu! Aku hanya merasa ini tidak terlalu buruk juga.”
“Apanya yang tidak terlalu buruk? Apakah sikapku ini sangat baik padamu?” Mo Nian Zhen melipat kedua lengannya dengan ekspresi tidak percaya.
“Yang aku maksud adalah gurauan dan saling meledek. Aku tidak pernah mengalami masa-masa seperti itu.” Suara Chen Ai Lin tiba-tiba melemah seolah-olah apa yang akan dikatakan oleh dirinya itu adalah sesuatu yang buruk.
Mo Nian Zhen tentu saja tidak heran akan fakta itu. Di dunia ini, di bawah langit negeri ini, siapa yang berani meledek seorang putri kekaisaran? Ya, setidaknya masih ada satu orang, dan itu adalah Mo Nian Zhen sendiri.
“Apakah Gongzhu tidak memiliki teman yang setara denganmu? Maksudku seseorang yang memiliki latar belakang yang sama denganmu. Itu tidak akan menjadi masalah saat kalian saling bergurau kan?” Mo Nian Zhen dengan ragu-ragu berkata, “seharusnya putri kekaisaran bukan hanya kau saja kan?”
Chen Ai Lin menghela napas, “tidak ada, aku adalah satu-satunya putri yang lahir dari ibu seorang permaisuri. Ayah kekaisaran memang memiliki putri-putri lain dari selirnya, tapi itu masih tidak sama. Mereka tidak mau bermain denganku, bahkan sekolah kami pun dibedakan. Aku kadang berpikir bahwa menjadi seorang Gongzhu bisa sangat menyebalkan.”
Chen Ai Lin tanpa sadar menuangkan semua pemikirannya dan membiarkan Mo Nian Zhen mengetahuinya, “aku tidak bisa melakukan sesuatu yang aku sukai karena aku adalah seorang putri kekaisaran. Sederhananya, hidupku ini diatur oleh aturan.”
Mo Nian Zhen memandang Chen Ai Lin tapi tidak mengatakan apa-apa. Matanya berkedip beberapa kali saat dia sadar bahwa dia telah tenggelam ke dalam cerita seorang gadis yang dianggapnya menyebalkan itu.
“Hei! Jangan menatapku seperti itu! Apakah kau kasihan padaku setelah mendengar ceritaku?! Hmmph! Aku lebih kuat dari apa yang kau bayangkan!” Chen Ai Lin menampar pundak Mo Nian Zhen dan berkata, “dibalik semua itu, aku masih memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh seseorang!”
Mo Nian Zhen terkekeh, dia berkata, “siapa yang kasihan pada Gongzhu? Aku? Tentu saja tidak. Aku hanya berpikir bahwa aku merasa mengantuk saat mendengarmu berbicara.”
“Kurang ajar kau Mo Nian Zhen!” Chen Ai Lin menginjak kaki Mo Nian Zhen dan membuat pemuda itu meringis kesakitan.
Di saat jam makan malam telah tiba, tuan Mo secara khusu mengundang Chen Wang dan Chen Ai Lin untuk bergabung bersama mereka. Chen Wang duduk di sebuah kursi secara sembarangan, dan bagitu Mo Qing Shan datang, dahinya segera berkerut.
“Permisi, maafkan saya Wangye, tapi kursi yang Wangye diduduki sekarang itu adalah kursi milik saya,” kata Mo Qing Shan pada Chen Wang.
Chen Wang menaikkan alisnya seolah-olah apa yang baru saja didengarnya itu tidak bisa dipercaya oleh nalarnya.
“Qing Shan! Apakah kau anak kecil? Kenapa kau berebut kursi?!” Tergur tuan Mo.
“Aku ingin duduk berdampingan dengan Jiejie-ku ayah. Jika aku tidak duduk di sini, maka aku tidak akan duduk disamping Mo Qi Yue,” Mo Qing Shan tanpa ragu mengatakan hal ini.
Chen Wang terkekeh, dia mencela di dalam hatinya, “apa-apaan ini? Kenapa Mo Qing Shan begitu kekanak-kanakan? Pemuda ini bisa menjadi orang lain dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Benar-benar aneh.”
“Duduk!” Kata tuan Mo sembari melotototi putrnya itu.
Mo Qi Yue yang menyaksikan situasi ini hanya bisa diam dan membiarkan ayahnya memarahi Mo Qing Shan. Alhasil, Mo Qing Shan berakhir duduk di kursi Mo Qi Yue yang berdekatan dengan kursi milik Chen Wang.
Makan malam akhirnya dimulai. Untuk menghindari kecanggungan, tuan Mo sesekali akan membuka mulutnya. Beruntung di sana ada Mo Nian Zhen dan Chen Ai Lin, jika tidak, suasana makan malam akan semakin mencekam.
“Masakan nona Mo benar-benar enak,” pujian tiba-tiba melayang dari mulut Chen Wang.
“Aku juga yang memasaknya ge!” Protes Chen Ai Lin.
Mo Qing Shan mengejek, suaranya sangat rendah saat dia berkata, “aku beruntung karena bisa memakannya setiap hari.”
Mo Qi Yue, “….”
Chen Wang, “….”