Baik Chen Wang dan adiknya, Chen Ai Lin, meminta hal yang sama. Itu tentunya tidak mengherankan mengingat keduanya adalah saudara. Dan mereka adalah keturunan ningrat yang keinginannya tentunya tidak bisa ditolak.
Nyonya Mo sendiri yang mengantar Chen Wang ke dapur. Chen Wang dengan langkah santai berjalan sembari mengamati kediaman keluarga Mo yang sebelumnya tidak pernah dia masuki. Seandainya pertunangannya dengan Mo Qi Yue satu tahun yang lalu tidak batal, maka dia pasti sudah bebas keluar masuk mengunjungi Fu keluarga Mo itu.
“Nyonya,” Tong Nian yang baru saja akan memasuki dapur tidak sengaja berpapasan dengan nyonya Mo dan Chen Wang. Tong Nian sedikit terkejut ketika dia melihat Chen Wang berdiri di depannya.
Nyonya Mo bertanya, “dimana Gongzhu?”
“Ada di dalam nyonya. Gongzhu tengah memasak bersama dengan nona muda,” kata Tong Nian.
Mo Qi Yue yang mendengar suara dari luar, segera keluar dari dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dan betapa terkejutnya dia saat dia melihat Chen Wang berada di hadapannya.
Chen Wang tersenyum lembut saat dia melihat Mo Qi Yue, “nona Mo.”
Mo Qi Yue hanya mengangguk sebelum akhirnya menyapa Chen Wang seperti biasanya.
“Dimana Ai Lin? Apakah dia ada di dalam?” Tanya Chen Wang.
Mo Qi Yue mengangguk, “en, dia ada di dalam.”
Mo Qi Yue memberi jalan pada Chen Wang agar pangeran kekaisaran itu bisa masuk ke dalam dapur. Kening Chen Wang langsung berkerut begitu dia melihat adik yang dikenalnya sebagai seorang gadis yang manja tengah memotong sayuran secara sembarangan.
“Apa yang kau lakukan Xiao Ai Lin?” Tanya Chen Wang.
Chen Ai Lin tersentak, dia hampir menumpahkan semua sayuran yang telah dipotongnya, “ge! Shu gege, kenapa Shu gege bisa ada di sini?”
“Aku mencarimu. Kau pergi tanpa mengatakan apapun padaku. Jika ibu dan ayah kekaisaran tahu, mereka pasti akan menghukum kita berdua!” Kata Chen Wang dengan ekspresi garang di wajahnya.
“Aheheheh,” Chen Ai Lin hanya bisa terkekeh.
*/
Mo Qing Shan keluar bukan karena dia ingin melakukan sesuatu. Dia hanya tidak mau berada di Fu-nya saat ada Chen Ai Lin disana. Mo Qing Shan bukannya terlalu percaya diri, tapi dia bisa melihat dan menyadari bahwa Chen Ai Lin diam-diam menyukainya.
“Tuan muda, kemana kita akan pergi?” Xu Jia bertanya.
“Entahlah, aku tidak memiliki rencana. Aku hanya bosan tinggal di Fu.” Mo Qing Shan mengunyah kacang dengan ekspresi malas, dia berkata, “atau bagaimana jika kita bermain di rumah b****l?”
Xu Jia terlihat tidak setuju, “sebaiknya jangan tuan muda. Di sana terlalu banyak wanita. Akan sangat merepotkan jika kita berada di sana.”
Ya, Mo Qing Shan memang terlalu malas untuk bermain-main dengan para wanita b****l itu. Sejatinya dia tidak pernah tidur dengan salah satu dari mereka. Dia biasanya akan datang ke sana hanya untuk bersenang-senang. Dia datang untuk makan serta menikmati musik.
“Ayo berjalan-jalan saja. Ah, aku ingat kalau jiejie-ku menyukai kue beras rasa buah yang dijual di toko A Ling. Kita sebaiknya ke sana,” Kata Mo Qing Shan.
Xu Jia mengangguk dan mengiyakan ucapan tuan mudanya. Hanya dia, Xu Jia, yang berani bertanya perihal masalah pribadi tuannya. Jadi dia samasekali tidak ragu saat dia bertanya, “apakah tuan muda tidak menyukai Gongzhu? Dia tampaknya tertarik pada tuan muda.”
“Kau rupanya sudah tahu,” kata Mo Qing Shan pada Xu Jia.
Tentu saja Xu Jia mengetahuinya, dia telah hidup bersama dengan Mo Qing Shan selama kurun waktu yang lama.
Mo Qing Shan berjalan lurus melewati kerumunan. Dia berkata tanpa menoleh pada Xu Jia. “Aku tidak menyukainya, tidak alasan lain. Aku hanya merasa aku tidak akan cocok dengannya. Dia adalah putri kekaisaran, menikah dengannya adalah sesuatu yang berbeda.”
Xu Jia, “lalu wanita seperti apa yang disukai oleh tuan muda?”
Mo Qing Shan meledek Xu Jia ketika dia berkata, “kau seharusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri Xu Jia. Apakah kau tidak memiliki kriteria? Seharusnya kau punya kan? Hahahaha.”
“Tuan muda selalu menggodaku,” kata Xu Jia seraya tersenyum.
“Aku menyukai wanita yang sederhana, yang baik, yang pintar memasak, yang memiliki perangai lembut dan tidak manja ….” Mo Qing Shan melanjutkan ucapannya di dalam hatinya, “aku menyukai wanita bersama Liu Ru Shi. Kecuali dia, aku tidak ingin menikahi siapa pun di kehidupan ini.”
Xu Jia, “semua ciri-ciri itu dimiliki oleh nona muda. Orang mengatakan jika anak laki-laki akan mencari calon istri yang mirip dengan ibunya, tapi tuan muda sepertinya memiliki pendapat lain mengenai hal ini.”
Mo Qing Shan tidak mengatakan apa-apa lagi sampai akhirnya keduanya sampai di sebuah toko kue beras yang sangat terkenal. Toko kue beras itu sangatlah ramai sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kue yang dijual di sana.
“Aku tidak yakin apakah aku masih bisa mendapatkan kue untuk Jiejie-ku atau tidak,” gumam Mo Qing Shan.
“Haruskah saya mencoba mengantri tuan muda?” Tanya Xu Jia.
“Tunggu sebentar,” Ucap Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan tidak mau membuang-buang waktunya dengan menunggu sesuatu yang tidak pasti, jadi dia memilih untuk memastikan terlebih dahulu stok kue yang dibuat oleh toko itu. Dia baru saja akan bertanya pada salah satu keryawan toko kue itu, namun langkahnya terhenti saat seseorang tiba-tiba merangkul bahunya.
“Qing Shan,” kata orang itu.
Mo Qing Shan sedikit terkejut, dan Xu Jia sudah mengeluarkan pedang dari sarungnya.
“Ini aku Chen Qing Ling, apakah aku mengagetkanmu?” Chen Qing Ling nampak malu.
“Ternyata itu kau Qing Ling.” Mo Qing Shan mengangguk pada Xu Jia sembari berkata, “tidak apa-apa, dia kawanku. Kau hanya belum mengenalnya. Kami bertemu saat ujian kekaisaran.”
Xu Jia segera menyarungkan kembali pedanganya untuk kemudian memberi hormat, “maafkan saya tuan muda, saya sudah keterlaluan.”
Chen Qing Ling tampak santai saat dia berkata, “tidak apa-apa. Aku Chen Qing Ling, siapa namamu?”
Xu Jia menjawab. “Saya Xu Jia, saya penga ….”
Mo Qing Shan segera menyelanya, “dia adalah sahabatku.”
Chen Qing Ling mengangguk, dia berkata, “apa yang kau lakukan di sini? Aku melihatmu tampak kebingungan.”
Mo Qing Shan berkata, “aku mau membeli kue beras rasa mangga di toko ini untuk Jiejie-ku, tapi sepertinya aku tidak akan mendapatkannya. Lihat saja antrian itu, seharusnya aku datang lebih awal.”
Chen Qing Ling tersenyum dan berkata, “ayo ikut aku. Aku akan memastikan kau akan mendapatkannya.”
Mo Qing Shan tampak kebingungan, tapi Chen Qing Ling tidak membiarkannya bertanya. Dia dan Xu Jia mengikuti langkah Chen Qing Ling yang berjalan ke arah belakang toko kue.
“Ayo,” Chen Qing Ling membuka sebuah pintu kayu dan mereka masuk ke dalam toko kue itu dengan mudah.
Mo Qing Shan akhirnya mendapatkan jawaban dari kebingungannya, dia segera berkata, “toko kue A-Ling, apakah itu milikmu? Ling dari namamu Chen Qing Ling?”
Chen Qing Ling menggaruk tengkuknya. Pemuda ceria nan baik hati itu tampak malu saat dia mendengar ucapan Mo Qing Shan. Namun pada akhirnya dia tetap mengakuinya dengan anggukan.
“Ayo kita masuk ke ruanganku dulu. Ruanganku ada di lantai dua,” kata Chen Qing Ling.
Mo Qing Shan tidak pernah menyangka bahwa tuan muda macam Chen Qing Ling ini adalah seorang pengusaha yang terbilang sukses. Dia bahkan memiliki toko kue yang sangat besar dan terkenal.
“Apakah aku harus menjelaskannya?” Tanya Chen Qing Ling sembari menuangkan teh untuk Mo Qing Shan dan Xu Jia.
Mo Qing Shan tersenyum seraya berkata, “itu jika kau tidak kebeeatan.”
“Kau adalah temanku, mana mungkin aku keberatan?” Kata Chen Qing Ling, “keluargaku memiliki usaha lain dan ini adalah salah satunya. Aku menyukai manisan jadi aku menuangkan beberapa ide sehingga toko ini bisa berkembang. Ahahhaha, apakah aku terdengar seperti membanggakan diriku? Maafkan aku Qing Shan.”
“Kau memang pantas. Kau hebat Qing Ling, di usiamu yany masih muda, kau sudah memiliki bakat alami seperti ini.” Mo Qing Shan meledek Chen Qing Ling, “apakah tuan muda Chen ini tidak terlalu serakah karena kau masih ingin menjadi pejabat?”
Chen Qing Ling terkekeh, dia kemudian berkata, “sebenarnya, aku tidak berniat masuk ke dalam politik dan pemerintahan, tapi orang tuaku menyuruhku untuk mencoba, jadi aku mencobanya. Jujur, aku lebih tertarik menjadi pengusaha seperti ini.”
Mo Qing Shan mengangguk dan hendak membuka mulutnya lagi saat tiba-tiba terdengar ketukan dari luar ruangan.
“Masuk saja,” kata Chen Qing Ling.
Seorang pria berusia empat puluh atau empat puluh satu yang bertugas sebagai pengelola toko kue itu dengan sopan berkata pada Chen Qing Ling, “apakah ada sesuatu yang penting sehingga tuan muda memanggil saya?”
“Paman Li, aku menginginkan kue beras rasa ….” Chen Qing Ling bertanya pada Mo Qing Shan, “apakah rasa mangga?”
“Itu benar,” Mo Qing Shan mengangguk.
“Kue beras rasa mangga dan persik. Bungkus yang rapi dan pastikan kehangatannya tetap terjaga,” kata Chen Qing Ling pada pengelola toko.
Mo Qing Shan dan Chen Qing Ling mengobrol untuk beberapa lama sampai mereka tidak sadara bahwa hari sudah senja. Barulah saat Mo Qing Shan ingat dia harus pulang, dia akhirnya berpamitan.
“Lain kali, datanglah bersama dengan Nian Zhen. Aku akan menyiapkan kudapan terenak di Luoyang untuk kalian,” kata Chen Qing Ling.
Mo Qing Shan mengangguk, dia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Chen Qing Ling karena pemuda itu telah memberinya dua kotak kue secara gratis.
Mo Qing Shan dan Xu Jia dalam perjalan pulang. Wajah tuan muda Mo nampak gembira saat dia membayangkan ekspresi Mo Qi Yue ketika gadis itu tahu bahwa dia, Mo Qing Shan, pulang dengan kue beras kesukaannya.
“Apakah menurut tuan muda Gongzhu telah kembali ke istana?” Tanya Xu Jia.
Mo Qing Shan juga tidak terlalu yakin akan hal ini, jadi dia menjawab. “Aku pikir begitu, dia tidak mungkin tinggal terlalu lama di Fu-ku kan?”
Langkah kaki Mo Qing Shan terhenti setelah dari kejauhan dia melihat sepasang kuda yang terparkir di depan tembok gerbang Fu-nya. Melihat bahwa dua kuda itu adalah kuda-kuda terbaik, Mo Qing Shan langsung mendapatkan firasat buruk di dalam hatinya.