Wanita yang telah menghabiskan malam dengan Lian Wangye itu nyatanya bukanlah wanita biasa. Dia mengaku sebagai putri seorang selir, dan dia juga tahu bahwa pria yang telah tidur bersamanya itu adalah seorang Wangye. Ya, dia adalah Chen Wen Qing, putri Kaisar Chen dari seorang selir.
Walau pun sama-sama putri seorang kaisar, namun Chen Wen Qing tidak memiliki kedudukan yang sama seperti Chen Ai Lin. Statusnya jauh lebih rendah karena dia lahir dari seorang selir. Lalu kenapa gadis itu bisa terjebak dalam masalah bersama dengan Lian Wangye?
“Untuk saat ini jangan mengatakan apapun atau hidupmu tidak akan berakhi dengan baik.” Lian Wangye mengeluarkan ancamannya.
Chen Wen Qing tidak bisa kehilangan martabatnya. Dia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga sebagai seorang gadis, jadi dia tidak bisa kehilangan lebih banyak lagi. Dia, Chen Wen Qing, harus mendapatkan pertanggung jawaban dari Lian Wangye!
“Untuk sementara ini kau harus menutup mulutmu. Jangan sampai apa yang terjadi antara kau dan aku terdengar oleh Kaisar!” Ancam Lian Wangye.
Kaisar mana yang tidak memiliki mata dan telinga di bawah langit yang dipimpinnya? Apa yang terjadi pada Lian Wangye tentu saja tidak akan bisa ditutupi dari Kaisar Chen. Terlebih lagi jika yang terjadi itu adalah sebuah konspirasi yang sebelumnya telah diatur olehnya. Apa maksudnya?
Chen Ren Jun, tugas itu menjadi milik Putra Mahkota Chen. Ya, Chen Ren Jun harus membuat pernikahan antara adiknya, Chen Ai Lin, dengan Lian Wangye dari negeri Mujin batal. Dan agar hal itu berhasil, Chen Ren Jun telah mengatur semuanya.
“Wangye, semuanya telah diatur. Lian Wangye dan Wen Qing Gongzhu ditemukan tidur dalam satu kamar.” Salah satu pesuruh Chen Ren Jun melaporkan.
Chen Wen Qing, putri yang lahir dari selir itu nyatanya tidak sepenuhnya tidak tahu akan rencana ini. Sebagai seorang putri yang lahir dari seorang selir, maka mustahil baginya untuk menjadi seorang Wangfei atau istri utama. Oleh karenanya Chen Wen Qing setuju untuk bersekutu dengan Chen Ren Jun.
“Sekarang kita hanya perlu menyeret Lian Wangye ke permukaan dan Kaisar harus melihatnya basah.” Chen Ren Jun tersenyum lembut sebelum akhirnya meneguk tehnya.
Kaisar Chen tengah duduk di singgasananya saat laporan tentang Lian Wangye terdengar olehnya. Hal itu bermula dari Chen Ai Lin yang menggerutu karena dia dipaksa menghabiskan malam di festival lentera dengan mencari Lian Wangye.
“Aku datang ke restoran tempat dimana kami seharusnya bertemu. Tapi dia tidak ada di sana ibu! Apakah kalian tidak percaya padaku? Untuk apa aku berbohong! Aku bahkan harus berkeliling mencarinya. Untung tuan muda Mo, Mo Nian Zhen, mau membantuku!” Gerutu Chen Ai Lin terdengar di aula istana Kaisar.
Suara Kaisar Chen terdengar sangat acuh tak acuh. Wajahnya pun terlihat tidak senang ketika dia berkata. “Lian Wangye, panggil dia kesini. Bawa juga Wen Qing Gongzhu.”
“Wen Qing Gongzhu? Ada apa dengannya?” Chen Ai Lin bertanya dengan ekspresi kebingungan di wajahnya.
Permaisuri Rong Yan sendiri telah merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan di hatinya. Melihat bagaimana sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan rencananya, Permaisuri Rong Yan tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Selang beberapa saat, Lian Wangye tiba di aula istana Kaisar. Tak lama kemudian, Chen Wen Qing juga tiba.
“Lian Wangye memberi hormat pada Yang Mulia Kaisar.” Ucap Lian Wangye seraya membungkukkan setengah badannya di hadapan Kaisar Chen dan Permaisuri Rong Yan.
Bohong jika di hatinya, Lian Wangye tidak merasakan ketakutan. Ya, dia bisa melihat perubahan emosi dalam diri Kaisar Chen. Ekspresi ramah yang sempat ditunjukkan oleh Kaisar Chen saat pesta ulang tahun Chen Ai Lin samasekali tidak terlihat hari ini. Wajah sang Kaisar nampak sangat dingin.
“Aku tidak ingin terlalu berbelit-belit padamu Lian Wangye. Aku hanya ingin bertanya padamu.” Kata Kaisar Chen dengan suara beratnya.
Lian Wangye yang masih berusaha menjaga ketenangannya hanya bisa menundukkan kepala dan menjawab, “silahkan Yang Mulia Kaisar berbicara.”
“Ini tentang dirimu dan salah satu putriku Chen Wen Qing. Aku telah mengetahui apa yang terjadi pada kalian.” Kaisar Chen nampak memperhatikan ekspresi Lian Wangye, dia kemudian melanjutkan ucapannya, “jika memang Lian Wangye menyukai Wen Qing, maka aku tidak akan keberatan. Hanya saja, kau telah mempermalukan Ai Lin, jadi aku rasa…aku tidak bisa melanjutkan pertunangan kalian lagi.”
Lian Wangye kini tidak bisa lagi tenang, dia segera mengangkat kepalanya seraya berkata, “Yang Mulia, hamba bersalah. Saya bersalah karena kelalaian saya, tapi saya tidak menyukai Chen Wen Qing. Saya dijebak Yang Mulia!”
Chen Ai Lin merasa bahwa Dewa sangat menyayanginya sehingga hal seperti ini terjadi padanya. Berkat kejadian yang menimpa Lian Wangye dan Chen Wen Qing, dia akan batal menjadi Wangfei Lian Wangye dan pindah ke negeri asing.
“Jika Wangye menyukai Wen Qing Jiejie, Ai Lin tidak akan menghalanginya. Ai Lin mencoba menerima pertunangan kita berdua karena hubungan negeri kita sangat baik. Tapi apa yang Wangye lakukan samasekali tidak bisa saya terima. Saya mencari Wangye semalaman, tapi Wangye malah…Wangye malah tidur dengan saudari saya.” Chen Ai Lin tampak terisak, namun dia tentunya samasekali tidak bersedih.
Lian Wangye, “Gongzhu, itu…”
“Saya adalah seorang putri kekaisaran yang lahir dari seorang Permaisuri. Saya dan Wangye bertunangan, tidak cukupkah rasa malu yang harus saya terima karena apa yang Wangye dan Wen Qing Jiejie lakukan?! Saya ingin membatalkan pertunangan ini.” Chen Ai Lin tiba-tiba bersujud di depan Kaisar Chen dan Permaisuri Rong Yan seraya berkata, “mohon ayah dan ibu kekaisaran mengabulkan permintaan Ai Lin.”
Permintaan Chen Ai Lin itu seperti serangan bagi Lian Wangye. Dia tidak bisa membiarkan pertunangannya batal karena hubungan diplomatik. Lian Wangye setidaknya harus menanggung konsekuensi batalnya kerja sama antaranya negaranya dengan negara Kaisar Chen jika pertunangannya dengan Chen Ai Lin batal.
Pangeran dari negeri Mujin itu tampak kewalahan. Dia masih enggan untuk menyerah, jadi dia mulai bernegosiasi dengan Kaisar Chen.“Yang Mulia, jika pertunangan kami dibatalkan, lalu bagaimana dengan negara kita? Hubungan negara kita sangatlah baik. Jangan sampai…”
Kaisar Chen tentunya tahu betul maksud dari Lian Wangye itu. Dari prespektif ini juga Kaisar Chen melihat bahwa hubungan kenegaraan jauh lebih penting di mata Lian Wangye. Ya, jika pertunangan ini dilanjutkan, Kaisar Chen takut bahwa tidak akan ada yang akan mencintai putri kesayangan kelak.
“Lian Wangye tidak perlu khawatir. Ai Lin dan Wen Qing sama-sama darah dagingku. Menikahi Wen Qing sama halnya menikahi Ai Lin. Jadi kerja sama antara negara kita berdua tetap tidak akan dibatalkan.” Kaisar Chen melirik Lian Wangye lalu berkata, “dan yang paling penting, Wangye harus bertanggung jawab pada putriku, Wen Qing. Jika kau setuju, maka aku tidak akan memperpanjang masalah ini. Sisanya, aku akan mengaturnya untukmu.”
Chen Ai Lin tampak puas dengan pengaturan ini. Berkat ayahnya, dia akhirnya bisa terlepas dari pertunangan bodoh yang direncanakan ibunya, Permaisuri Rong Yan. Dia tidak harus menikahi pangeran dari negeri asing dan pindah dari tanah kelahirannya. Dan yang paling terpenting adalah fakta dimana dia bisa terus mengejar Mo Qing Shan!
Reaksi yang berbeda terlihat di wajah Permaisuri Rong Yan. Istri sah Kaisar Chen itu nampak tidak puas. Dan tentu saja, dia tahu bahwa suaminya, Kaisar Chen, adalah otak dibalik semua ini. Tapi apa yang bisa dia lakukan?! Tentu saja tidak ada!
“Pengaturan yang dibuat olehmu sangatlah halus Yang Mulia! Lagi-lagi rencanaku hancur!” Pikir Permaisuri Rong Yan.
*/
“Ibu, dimana ayah? Kenapa aku tidak melihatnya seharian ini?” Mo Qing Shan tengah duduk sembari mengobrol bersama dengan ibunya saat dia menanyakan ayahnya.
Nyonya Mo merasa putranya sedikit aneh. Ya, Mo Qing Shan tidak pernah bertanya kemana perginya sang ayah jika bukan karena sesuatu telah terjadi. Putra tunggalnya itu sangat mengantisipasi keberadaan ayahnya jika sang putra terlibat ke dalam sebuah kekacauan atau hal-hal yang tidak dikehendaki lainnya.
“Ayahmu sedang pergi ke provinsi lain untuk inspeksi,” kata nyonya Mo.
Mo Qing Shan, “kapan ayah pergi? Kenapa aku tidak tahu? Bukankah dia masih ada di sini kemarin?”
“Itu tugas dadakan, jadi dia harus pergi tadi malam. Saat kau dan kedua saudaramu kembali, ayahmu telah pergi.” Jelas nyoya Mo.
Mo Qing Shan melihat adanya peluang! Ya, dia teringat ruang bawah tanah yang pernah dia temukan di dalam ruang kerja tuan Mo. Dan berhubung sang ayah, tuan Mo, sedang pergi ke luar provinsi, maka kesempatan Mo Qing Shan untuk bisa masuk ke dalam ruang bawah tanah itu terbuka lebar.
“Kalau begitu aku akan pergi untuk belajar ibu,” ucap Mo Qing Shan seraya berdiri dari kursinya.
Nyonya Mo menatap putranya dan dengan serius bertanya, “kenapa kau belum masuk ke istana untuk bekerja nak? Kapan kau dan Nian Zhen akan mulai bekerja?”
“Kami akan secara resmi mulai bekerja lusa ibu. Ibu tidak perlu khawatir aku akan membolos. Aku pergi dulu yah.” Mo Qing Shan melambai pada ibunya dan berkata, “aku mencintai ibu.”
Mo Qing Shan tiba di ruang kerja ayahnya. Di sana tentu saja tidak ada orang. Dia masuk sendiri, bahkan Xu Jia yang telah menjadi orang kepercayaannya pun tidak ikut dengannya.
“Ini dia,” gumam Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan tanpa ragu mulai membuka karpet untuk bisa membuka pintu ruang bawah tanah itu. Namun sayangnya pintu ruang bawah tanah itu terkunci. Hal ini benar-benar membuat Mo Qing Shan sakit kepala.
Mo Qing Shan menghela napas sembari menyayangkan ketelitian sang ayah. Dia berkata. “Sial! Yah ini tentu saja tidak mengherankan. Ayah tidak akan mungkin teledor!”
“Aku harus mencari kuncinya! Aku yakin ada sesuatu yang bisa membuka pintu ini.” Mo Qing Shan mulai berkeliling di sekitar ruangan sembari berusaha mencari kunci yang mungkin saja ditinggalkan ayahnya.
“Ayah tidak akan membawa kunci bersamanya. Resiko kehilangannya sangat besar, jadi dia pasti meninggalkannya di sini. Tapi dimana? Ya ampun!” Gerutu Mo Qing Shan.
Setelah berputar-putar di segala penjuru ruang kerja ayahnya, Mo Qing Shan akhirnya menemukan sebuah kunci yang tergantung di sebuah lukisan. Kunci itu sangatlah kecil dan bentuknya sedikit berbeda dengan kunci kebanyakan, jadi wajar jika Mo Qing Shan yang pintar juga akan terkecoh.
Setelah membuka pintu rahasia itu, Mo Qing Shan mulai menuruni setiap anak tangga yang akan membawanya ke dalam ruang rahasia. Di dalam ruangan itu sangatlah gelap. Barulah saat pelita yang dibawa Mo Qing Shan dinyalakan, seluruh ruangan akhirnya terang.
“Di sini banyak sekali buku-buku dan dokumen.” Mo Qing Shan mulai melihat-lihat ruangan yang penuh dengan tumpukan kertas, dokumen, serta buku-buku.
Mo Qing Shan tidak terlalu tertarik pada barang-barang antik, entah itu buku atau benda-benda lainnya yang sekarang ada di depan matanya. Apa yang dicari Mo Qing Shan tentunya adalah hal yang paling utama. Jadi pemuda tampan itu mulai mencari dokumen-dokumen yang mungkin akan membantunya menemukan petunjuk tentang jati diri Mo Qi Yue.
“Pasti ada di sini.” Mo Qing Shan mulai mencari dengan hati-hati.
Waktu tiga dupa telah berlalu, namun tuan muda Mo masih belum mendapatkan apa yang dia cari. Keringatnya telah menetes begitu banyak karena di dalam ruang bawah tanah jauh lebih panas daripada di luar.
Mo Qing Shan mengipasi dirinya dengan sebuah lembaran dokumen. “Bagaimana ayah bisa tahan dengan kondisi ruangan yang pengap ini!”
Bruakk!!
Saat Mo Qing Shan ingin meletakkan lembaran dokumen yang dia gunakan sebagai kipas, dia secara tidak sengaja menyenggol tumpukan buku yang berakibat pada jatuhnya sebuah kotak kayu berwarna coklat dari atas meja. Kotak kayu itu terbuka dan Mo Qing Shan bisa melihat gulungan yang tidak asing baginya.
“Aku menemukannya. Aku ingat, ini adalah gulungan yang pernah aku lihat beberapa tahun yang lalu!” Seru Mo Qing Shan.