Chen Wang tentu saja hanya bisa mengabaikan cemoohan dari Mo Qing Shan. Dia lebih memilih menahan emosinya di depan Mo Qi Yue.
“Apakah nona Mo sudah membeli lentera? Jika belum, bagaimana jika kita membelinya bersama?” Tanya Chen Wang pada Mo Qi Yue.
Mo Qi Yue melangkah sekali untuk menjawab ucapan Chen Wang, “saya sudah membuat permohonan Wangye. Sepertinya Wangye dan nona Song belum melakukannya, jadi sebaiknya kalian membeli lenteranya sekarang.”
Mo Qing Shan menggertakkan giginya saat dia melihat Chen Wang. Dia kemudian langsung menggenggam tangan Mo Qi Yue dan membuat gadis itu sedikit tersentak.
“Jiejie, bukankah Jiejie akan menemaniku melihat-lihat. Ayo kita pergi,” kata Mo Qing Shan sembari tersenyum cerah.
Mo Qi Yue juga tidak ingin terlalu lama berada di dekat Chen Wang. Apalagi dengan statusnya sebagai mantan tunangan Chen Wang, berdiri bersama dengan Song Zhi Rou yang sekarang sudah mengambil alih status itu, tentu saja hanya membuat Mo Qi Yue menjadi bahan omongan. Dia mungkin saja akan dinilai sebagai gadis tidak tahu malu.
“Kalau begitu kami pergi dulu Wangye,” Mo Qi Yue menekuk lututnya dan segera pergi bersama dengan Mo Qing Shan.
Mo Nian Zhen dan Xu Jia berangsur-ngasur mengikut keduanya setelah memberi hormat pada Chen Wang.
Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue berjalan terlalu cepat sehingga Xu Jia dan Mo Nian Zhen kehilangan keduanya. Kondisi jalanan yang terlalu ramai membuat Xu Jia kesulitan menemukan keduanya, namun dia samasekali tidak khawatir. Reaksi yang berbeda tentu saja ditunjukkan oleh Mo Nian Zhen. Pria muda yang jenaka itu terlihat sangat kebingungan ketika dia tahu kakak sepupunya hilang.
“Xu Jia! Kenapa kau malah bersikap sangat tenang?! Qing Shan gege dan Qi Yue jiejie menghilang! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada mereka?” Teriakan dari Mo Nian Zhen ini sudah cukup untuk membuat Xu Jia sakit kepala.
Xu Jia yang tampak frustasi karena kelakuan Mo Nian Zhen hanya bisa menjawab. “Tuan muda tidak perlu khawatir. Tuan muda Mo tahu seluk beluk jalanan di ibukota Luoyang. Dia juga ahli bela diri. Saya pikir tuan muda Mo hanya ingin menghabiskan waktunya dengan nona Mo Qi Yue.”
“Benarkah?” Tanya Mo Nian Zhen.
“Benar tuan muda,” Xu Jia mengangguk. Sesaat setelahnya, kedua pria muda itu pergi dan berniat berjalan-jalan sendiri.
Mo Nian Zhen tidak pernah berkeliaran secara bebas seperti saat ini. Dia seperti burung yang terkurung di dalam sangkar perguruan Wuji. Ayahnya telah mendidik Mo Nian Zhen dengan ketat walau pun pada dasarnya Mo Nian Zhen adalah tipikal pria muda yang memiliki jiwa bebas.
“Awh!! Apakah kau tidak punya mata?!” Teriakan seorang gadis terdengar sangat kencang sehingga membuat orang-orang yang berjalan di sekitarnya menoleh ke arah gadis itu.
“Sial! Tanghulu ku!!!” Mo Nian Zhen melihat manisan bulat yang baru saja dibelinya itu berada di atas tanah yang kotor.
Mo Nian Zhen menggertakkan giginya dan segera mengangkat kepalanya untuk melihat gadis yang telah membuat manisannya jatuh.
“Kau!!” Gadis itu menunjuk ke wajah Mo Nian Zhen sembari berkata, “Mo Nian Zhen! Kenapa aku selalu bertemu denganmu! Sunggu sial!”
Gadis itu adalah Chen Ai Lin, putri kekaisaran yang sangat menyukai Mo Qing Shan.
“Gongzhu, apakah Gongzhu mencari gegeku?” Mo Nian Zhen yang melihat Chen Ai Lin melirik ke berbagai arah akhirnya bertanya.
Chen Ai Lin melipat lengannya yang kurus sembari berkata, “kau cerdas, dimana dia?”
Mo Nian Zhen tanpa ragu menjawab, “dia pergi bersama Qi Yue Jiejie, aku dan Xu Jia kehilangan mereka.”
Mo Nian Zhen segera sadar bahwa Chen Ai Lin adalah gadis yang telah bertunangan. Tidak pantas bagi gadis yang sudah bertunangan untuk keluar sendiri. Tapi nampaknya itu tidak berlaku bagi putri kekaisaran macam Chen Ai Lin.
“Gongzhu, dimana Lian Wangye? Bukankah seharusnya Gongzhu pergi bersamanya?” Lupakan mengenai rasa hormat atau sungkan, Mo Nian Zhen samasekali tidak memilikinya. Jadi dia bertanya tanpa ragu-ragu.
Chen Ai Lin mendengus sebelum akhirnya berkata, “aku tidak tahu! Ibuku menyuruhku pergi ke festival lentera ini dan menemui Lian Wangye di sebuah restoran. Tapi saat aku pergi untuk menemui pangeran negeri Mujin itu, dia tidak di sana. Aku juga tidak akan mau menunggunya, memang dia pikir siapa dia?”
Mo Nian Zhen kehabisan kata-kata, “….”
“Ah iya, kau pasti akan pergi mencari Mo Qing Shan, biarkan aku ikut denganmu.” Kata Chen Ai Lin seraya membujuk Mo Nian Zhen.
“Baiklah, tapi jangan pernah mengacau.” Ancam Mo Nian Zhen.
Mo Nian Zhen dan Chen Ai Lin, jika diperhartikan lebih jauh, maka keduanya tampak mirip. Keduanya adalah dua orang yang sangat periang. Namun dibalik sikap ceria mereka, baik Mo Nian Zhen maupun Chen Ai Lin juga memiliki kemiripan lain. Ya, mereka berdua sama-sama menyukai sesuatu yang melibatkan keindahan. Dan yang paling mencolok adalah fakta dimana Mo Nian Zhen dan Chen Ai Lin sangat mencintai diri mereka sendiri dan suka membuat diri mereka terlihat indah!
“Ah iya, apakah Gongzhu sudah membuat harapan?” Mo Nian Zhen berbasa-basi.
Chen Ai Lin tengah menjilat Tanghulunya ketika pertanyaan itu dilontarkan padanya. Barulah setelah dia menelan ludah, dia berkata, “permohonan? Aku bahkan belum membeli lentera.”
Mo Nian Zhen segera berhenti untuk berkata, “Ya Tuhan! Sebaiknya mari kita membelinya. Saya akan mengantar Gongzhu kesana.”
“Baiklah,” Chen Ai Lin mengangguk pelan sebelum akhirnya mengikuti Mo Nian Zhen.
Dua orang yang tengah dicari oleh Mo Nian Zhen, Chen Ai Lin dan juga Xu Jia nyatanya tengah berada di atas sebuah jembatan. Ya, Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue tengah asyik melihat lentera-lentera yang telah diterbangkan ke langit oleh orang-orang. Langit yang gelap menjadi begitu indah saat cahaya terang dari lentera-lentera yang bertebangan bersinar.
“Indah sekali,” gumam Mo Qi Yue.
Leher Mo Qing Shan mungkin akan berakhir dengan rasa sakit karena pemuda itu tidak pernah berhenti menoleh untuk melihat Mo Qi Yue. Alih-alih melihat suasana sekitar, pria muda itu lebih memilih menatap Mo Qi Yue yang cantik. Ya, bagi Mo Qing Shan, Mo Qi Yue adalah dunia dan keindahan dalam hidupnya.
“Kau lebih indah,” ucap Mo Qing Shan dari dalam hatinya.
Mo Qi Yue tiba-tiba menatap Mo Qing Shan dan berkata. “ShanShan, lihatlah…banyak gadis disini. Jika kau tidak menyukai Gongzhu, kau mungkin akan bertemu dengan gadis cantik lainnya di festival kali ini.”
Mo Qing Shan tampaknya tidak suka dengan ucapan Mo Qi Yue. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun karena gadis itu masih mengira bahwa dirinya adalah adik kandungnya. Jadi Mo Qing Shan hanya bisa menghela napas.
“Aku sudah menemukannya.” Ucap Mo Qing Shan secara tiba-tiba.
Mata Mo Qi Yue melebar seraya bertanya, “benarkah? Dimana kau melihatnya?”
“Di sini,” Mo Qing Shan tanpa ragu menyentuh ujung hidung Mo Qi Yue dengan jari telunjuknya.
Mo Qi Yue, “….”
“Aiya! Bisakah kau tidak bercanda seperti ini?! Gadis-gadis akan benar-benar mengira bahwa aku adalah milikmu. Jika kau terus seperti ini, maka kau tidak akan pernah mendapatkan gadis impianmu! Begitu pula aku!” Tegas Mo Qi Yue.
Mo Qing Shan hanya terkekeh tanpa mengatakan apa-apa lagi. Namun jauh di lubuk hatinya, ada kata-kata yang ingin dia ucapkan.
“Kau memang milikku, dan aku memang milikmu. Aku tidak punya gadis impian selain dirimu Liu Ru Shi. Hanya ada kau di hatiku. Dan kau tidak memerlukan pria impian lain, karena aku akan menjadi orang itu. Aku akan memantaskan diriku untukmu.”
Dari titik lain, di atas sebuah kapal kecil yang tengah berlayar di sepanjang sungai, mata elang Chen Wang terlihat sedang memperhatikan Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue yang tengah tersenyum bersama. Dari apa yang diketahui oleh Chen Wang, Mo Qing Shan adalah adik laku-laki kandung Mo Qi Yue, tanpa entah mengapa, putra kedua Kaisar Chen dan Permaisuri Rong Yan merasakan cemburu.
“Wangye, apa yang Wangye lihat?” Suara lembut Song Zhi Rou terdengar dari belakang.
Chen Wang, “….”
Karena tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Song Zhi Rou juga ikut mengalihkan pandangannya ke arah mata Chen Wang menatap. Dan benar saja, gadis itu juga melihat Mo Qi Yue.
“Wangye, para pelayan telah secara khusus menyiapkan makanan untuk kita. Mari kita pergi,” kata Song Zhi Rou lagi.
Chen Wang akhirnya menurut, dia berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tidak ada pembicaraan antara Chen Wang dan juga Song Zhi Rou. Keduanya makan dengan tenang. Namun ketika salah seorang pelayan tengah menyajikan udang ke meja mereka, Song Zhi Rou tiba-tiba bersuara.
“Jangan bawakan kami hidangan yang memiliki bahan udang. Wangye memiliki alergi terhadap udang, jadi tolong singkirkan.” Suara Song Zhi Rou terdengar sangat lembut.
Chen Wang hanya meliriknya, tapi pria itu tidak mengatakan apapun.
“Wangye, ini adalah daging. Wangye bisa memakannya,” tanpa keraguan, Song Zhi Rou mengambilkan sepotong daging untuk Chen Wang.
Hati Song Zhi Rou menjadi sedikit lebih gembira ketika dia melihat Chen Wang mengambil potongan daging itu. Yah, walau pun itu hanyalah hal kecil, namun Song Zhi Rou masih merasa senang. Gadis itu juga merasa bahwa apa yang dilakukannya sudah benar. Jika dibandingkan ketika dia bersikap terlalu agresif dan membuat Chen Wang malah semakin membencinya, menghadapi Chen Wang dengan bersikap lembut jauh lebih baik.
*/
Lian Wangye bukannya tidak berada di tempat pertemuan yang sebelumnya telah disepakati. Pangeran negeri Mujin itu mendapatkan surat dari seorang pelayan. Di surat itu tertulis bahwa Chen Ai Lin yang tinggal di Wangfu milik Chen Wang tidak bisa pergi dari istana, jadi pertemuan akan di adakan di sebuah restoran.
Lian Wangye datang dan menunggu di tempat itu, pangeran dari negeri Mujin itu bahkan memesan sebotol anggur untuk dirinya sendiri. Sadar jika kapasitas minumnya tidak rendah, Lian Wangye tanpa ragu-ragu minum anggur. Namun tanpa diduga anggur yang diminumnya itu telah diberi obat sehingga sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Di pagi hari keesokan harinya, sesuatu yang menggemparkan terjadi di sebuah penginapan terbaik yang ada di ibukota.
“Wangye, bagaimana mungkin Wangye tega melakukan hal seperti ini pada saya?” Tangis seorang gadis pecah dan membuat orang-orang yang ada di penginapan itu terkejut dan datang untuk melihat.
Wangye? Wangye siapa yang dimaksud gadis itu? Apakah itu Chen Wang? Dan apakah gadis yang sedang menangis itu adalah Song Zhi Rou? Nampaknya itu tidak mungkin.
“Tidak! Bagaimana bisa semua ini terjadi? Aku dijebak! Aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu! Yang aku lihat semalam adalah Gongzhu! Aku melihat Chen Ai Lin! Kenapa dia bisa berubah kau!” Teriakan Lian Wangye terdengar.
Ya, itu adalah Lian Wangye yang telah dijebak. Karena obat yang dimasukkan ke dalam anggurnya, Lian Wangye menjadi mabuk sebelum akhirnya tidak sadarkan diri. Apa yang diingatnya tidak banyak, namun pada saat Lian Wangye bangun dikeesokan harinya, dia melihat seorang gadis yang tengah tertidur sembari memeluknya. Dan yang paling mengejutkan adalah keadaan keduanya yang tidur bersama tanpa sehelai benang pun di tubub mereka.
“Saya datang ke restoran ini karena saya ingin membeli makanan. Karena secara tidak sengaja melihat Wangye, saya akhirnya menyapa Wangye. Namun, Wangye yang mabuk malah menarik pergelangan tangan saya dan memaksa saya melayani Wangye. Saya, saya hanyalah putri seorang selir, jadi saya tidak berani menolak.”
Gadis itu nampak terisak. Wajahnya yang cantik berderai air mata, membuat setiap orang yang melihatnya kasihan padanya.
Dan bagi Lian Wangye, apa yang tengah menimpanya ini benar-benar hal yang tidak bagus. Ya, jika sampai hal ini bocor dan sampai ke telinga Kaisar Chen, maka hubungan bilateral antara kedua negeri pasti akan renggang. Dan akibat terburuknya, Lian Wangye akan mendapatkan hukuman dari ayahnya sendiri!
“Ini tidak bisa dibiarkan! Aku tidak bisa membiarkan Kaisar Chen tahu!” Pikir Lian Wangye.