Festival Lentera

1929 Kata
Dibandingkan dengan sebelumnya, emosi Song Zhi Rou nampaknya sudah lebih stabil. Gadis itu terlihat lebih tenang dan kalem di waktu yang bersamaan. Dia tidak lagi terlihat seperti gadis yang memiliki sifat arogan, sebaliknya, Song Zhi Rou nampak lemah lembut. “Wangye, saya ingin meminta maaf kepada Wangye atas perilaku saya tempo hari. Saya tidak berniat untuk bersikap lancang pada Wangye. Saya hanya ingin menunjukkan ketulusan hati saya, bahwa saya ingin benar-benar menjadi seorang Wangfei yang baik, yang bisa mendukung Wangye nantinya. Jika Wangye sakit hati ataupun tidak suka dengan perilaku saya, saya memohon maaf.” Kata Song Zhi Rou dengan suara lembut dan tanpa mengangkat wajahnya untuk menatap Chen Wang. “Oh? Ini tidak nampak sepertimu nona Song. Kemana perginya nona Song Zhi Rou yang berani berbicara secara blak-blakan padaku?” Chen Wang tanpa ragu melayangkan sindirannya pada Song Zhi Rou. Song Zhi Rou nampaknya telah mengubah rencananya. Ya, dia tidak ingin terlihat ambisius di mata Chen Wang. Dia ingat bahwa Chen Wang menyukai Mo Qi Yue yang memiliki perangai lemah lembut, jadi dia harus terlihat lemah lembut di mata Chen Wang. “Saya sadar saya sangat lancang, jadi Zhi Rou tidak ingin mengulanginya lagi,” balas Song Zhi Rou. “Benwang tidak tahu apa rencanamu nona Song. Ibuku menolak membatalkan pertunangan kita, tapi benwang ingatkan lagi padamu, jangan pernah berharap bahwa akan ada kelanjutan dari pertunangan ini. Pernikahan tidak akan terjadi.” Chen Wang menatap tajam ke arah Song Zhi Rou. Song Zhi Rou mencengkeram sapu tangan sutranya sampai sapu tangan itu menjadi kusut, dia berusaha menahan amarah dan rasa jengkelnya dengan senyuman palsu yang terpancar dari wajah cantiknya. “Wangye, apakah Wangye ingin pergi ke festival lentera? Bagaimana kalau kita pergi bersama?” Tidak ingin membicarakan hal-hal yang membuat hatinya sakit, Song Zhi Rou akhirnya memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Chen Wang merasa bahwa gadis yang kini tengah berbicara padanya itu adalah gadis yang konyol. Ya, bagaimana mungkin gadis itu berani mengajaknya pergi ke festival lentera sementara dia tahu bahwa dia, Chen Wang, samasekali tidak menyukainya. “Kau sudah tahu jawabannya dan kau masih bertanya nona Song. Jangan mempermalukan dirimu sendiri,” Chen Wang kemudian berlalu pergi dan meninggalkan Song Zhi Rou yang masih terpaku di tempatnya berdiri. “Wangye akan pergi bersamaku, aku akan memastikan hal itu.” Song Zhi Rou menggertakkan giginya. */ Istana Putra Mahkota Chen, Chen Ren Jun. Putra Mahkota Chen yang jarang terlihat karena sibuk dengan studinya dan juga urusan politik samasekali tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Dia yang takut pada Kaisar Chen berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tempatnya sebagai pewaris tahta. “Kenapa ayah menyuruhku mengawasi klan Mo, dan apa yang telah diceritakan ayah, kenapa dia masih ragu akan hal itu? Kenapa ayah takut pada sesuatu yang tidak pasti?” Gumam Chen Ren Jun. Beberapa hari yang lalu, Kaisar Chen memanggil ahli warisnya, Chen Ren Jun, ke istana Kaisar. Kaisar Chen mengatakan beberapa hal rahasia pada Chen Ren Jun termasuk kejadian besar yang terjadi di masa lalu. Kejadian macam apa? Di masa lalu, sebelum Kaisar Chen mengambil alih tampuk pemerintahan, sesuatu yang besar terjadi. Pemberontakan dan perang saudara terjadi. Saat itu, Kaisar Chen merebut tahta dari saudaranya karena suatu alasan. Dan kejadian itu melibatkan klan Mo. “Aku tidak pernah melihat ayah setakut ini sebelumnya. Menjadi seorang Kaisar memang bukanlah hal yang mudah, dan aku harus bisa menanggungnya,” gumam Putra Mahkota Chen. Chen Ren Jun mendapatkan perintah dari ayahnya, Kaisar Chen, untuk mengawasi gerak-gerik dari Mo Jianyu. Mo Jianyu adalah satu-satunya orang yang selamat dari kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Bahkan hingga sampai saat ini, Kaisar Chen masih enggan mempercayai bahwa salah satu sahabat dari saksi kunci yang bisa menggoyahkan posisinya sebagai tahta itu masih hidup dan memegang jabatan penting di istana. “Mo Jianyu memiliki dua orang anak, Mo Qi Yue dan Mo Qing Shan. Mo Qi Yue…, bukankah dia gadis yang disukai Chen Wang? Pertunangan mereka batal kan?” Tanya Putra Mahkota Chen pada salah satu orang kepercayaannya, Nan Feng. Nan Feng mengangguk seraya berkata, “itu benar Yang Mulia, bahkan hingga saat ini Wangye masih menolak pertunangannya dengan nona Song Zhi Rou.” Chen Ren Jun mengangguk pelan dan berkata, “aku ingin kau memantau Mo Qing Shan, dia adalah ZhuangYuan yang akan segera bekerja di istana. Awasi dia, dia berhasil membuat adikku kewalahan, jadi aku pikir dia pastilah seorang pemuda yang cerdas.” “Dimengerti Yang Mulia,” jawab Nan Feng. Selain mendapatkan tugas untuk terus mengawasi klan Mo, Chen Ren Jun juga mendapatkan tugas dari ayahnya untuk secara diam-diam membuat rencana agar pernikahan antara Chen Ai Lin dan Lian Wangye dari negeri Mujin batal. Hubungan kedua negara tidak boleh rusak, dan Kaisar Chen tidak mau melepaskan putri kesayangannya. Oleh karena itu Chen Ren Jun harus memikirkan cara agar adik bungsunya itu bisa terlepas dari pertunangan yang bisa membuat gadis itu tinggal jauh. “Nan Feng, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.” Putra Mahkota Chen kemudian tampak membisikkan sesuatu pada Nan Feng. Sesaat setelahnya, Nan Feng keluar dari istana Putra Mahkota. */ Dua hari kemudian. Ibukota Luoyang tengah dalam suasana yang sangat meriah. Lampion dan ornamen warna merah tergantung di setiap sudut ibukota yang ramai. Festival lentera yang telah ditunggu-tunggu oleh semua rakyat utamanya rakyat ibukota akhirnya tiba. Di malam hari, saat festival ini berlangsung, akan ada banyak orang yang datang untuk melihat keindahan kota. Selain itu akan ada banyak atraksi-atraksi yang ditampilkan oleh para seniman, termasuk di dalamnya tari dan musik. Segala jenis jajanan juga terlihat memenuhi lapak-lapak dan kios-kios. Para tuan muda dan nona-nona muda akan mendominasi orang-orang yang datang ke festival ini. Banyak para pemuda dan pemudi yang berharap akan mendapatkan pasangan mereka. Selain itu, salah satu hal yang paling penting dalam festival lentera ini adalah membakar lentera atau lilin harapan, inilah yang sedang dilakukan oleh Mo Qi Yue dan Mo Nian Zhen. “ShanShan, kenapa kau tidak membeli satu juga? Kau bisa memilih lentera yang kau sukai.” Ucap Mo Qi Yue. Mo Qing Shan tidak percaya pada hal bodoh semacam itu. Dia datang ke keramaian yang tidak terlalu disukainya itu karena dia ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Mo Qi Yue. Tapi siapa yang menyangka jika Mo Nian Zhen akan ikut? Sial sekali! “Tidak apa-apa Jie, aku hanya akan melihatmu.” Ucap Mo Qing Shan dengan tawa canggungnya. Mo Nian Zhen yang licik mulai memprovokasi Mo Qing Shan. “Gege tidak percaya pada hal seperti ini kan? Aiya, kenapa kau tidak membeli dan mencobanya saja, apa salahnya?” “Itu benar ShanShan, mari kita bersenang-senang. Pilihlah salah satu lentera,” Mo Qi Yue masih membujuk pria muda itu. Karena yang berbicara adalah Mo Qi Yue, maka mustahil Mo Qing Shan akan menolaknya. Dia akhirnya memilih salah satu lentera berbentuk bunga teratai berwarna biru. Sedangkan Mo Qi Yue telah terlebih dahulu memilih lentera yang sama dengan warna merah muda. Ketiganya akhirnya berjalan ke tepi sungai dan siap menghanyutkan lentera mereka. Namun sebelum itu, mereka terlebih dahulu membuat permohonan. Mo Qing Shan tidak tertarik untuk melihat Mo Nian Zhen yang bodoh karena pandangannya selalu tertuju pada Mo Qi Yue. Dari samping, Mo Qing Shan terlihat memandangi wajah cantik Mo Qi Yue. Gadis itu tengah menyatukan kedua telapak tangannya sembari memejamkan mata. Ya, Mo Qi Yue tengah membuat permohonan. “Apa yang kau harapkan? Kau juga bisa memberitahuku, aku bisa memberikan apapun untukmu Liu Ru Shi,” pikir Mo Qing Shan. Sesaat kemudian, Mo Qi Yue membuka matanya. Mata indah gadis itu secara spontan bertemu dengan mata persik Mo Qing Shan yang tengah menatapnya dengan tatapan lembut. Melihat pria muda itu menatapnya, Mo Qi Yue juga tersenyum lembut. Mo Qi Yue berkata dengan lembut. “Kenapa kau menatap Jiejiemu? Apakah kau sudah membuat permohonan?” “Kau adalah permohonanku,” tanpa sadar, Mo Qing Shan mengucapkan kata-kata itu. “Hah?” Mo Qi Yue tampak kebingungan. Mo Qing Shan segera kembali ke dirinya sendiri, “ah tidak! Tidak! Aku akan membuat permohonan sekarang.” Mo Qing Shan, si pemuda tampan yang tampak tak tersentuh itu akhirnya membuat permohonan. Dia menyatukan telapak tangannya saat di waktu yang bersamaan juga terlihat serius dengan permohonannya. Selang beberapa saat, Mo Qing Shan telah selesai dengan permohonannya. “Apa yang kau harapkan?” Tanya Mo Qi Yue. “Aku ingin kau bahagia,” Mo Qing Shan menjawab tanpa ragu-ragu. Mo Qi Yue terkekeh sembari menutup mulutnya, “aku? Kenapa aku? Kenapa bukan dirimu?” Mata persik Mo Qing Shan menatap ke dalam mata Mo Qi Yue. Tidak ada kebohongan dan dusta di hati Mo Qing Shan saat pria itu berkata, “karena kau adalah kebahagiaanku. Jika kau bahagia, maka aku juga akan bahagia.” Mo Qi Yue, “….” Pandangan Mo Qi Yue yang jatuh ke mata Mo Qing Shan benar-benar membuat gadis itu merasa aneh. Mo Qi Yue, gadis itu tidak pernah merasakan perasaan aneh yang sulit dia jelaskan sebelumnya. Ya, apa yang kini tengah dirasakan oleh Mo Qi Yue adalah sejenis perasaan yang bahkan gadis itu sendiri tidak tahu apa. “Nona Mo, kau juga datang ke festival ini?” Suara yang tidak asing tiba-tiba terdengar menyapa. Pandangan Mo Qi Yue segera beralih ke sumber suara. Dari sumber suara itu berasal, sosok tinggi dan mempesona dari seorang Chen Wang terpancar. Namun di belakang Chen Wang, ada Song Zhi Rou yang tampak menyembunyikan kilatan tajam dari matanya. “Apa-apaan ini? Nona Song itu, apa dia akan menatap Qi Yue Jiejie dengan tatapan ganas seperti itu sampai Qi Yue Jiejie berlubang?!” Ketus Mo Nian Zhen yang juga melihat situasi itu. Xu Jia, “…..” Mo Qing Shan segera melangkah untuk membentengi pandangan Chen Wang pada Mo Qi Yue menggunakan tubuhnya. Tatapan antara dua pemuda tampan itu terlihat sangat ganas, keduanya seakan-akan siap untuk bertarung. “Wangye pergi ke festival lentera ini bersama dengan nona Song, saya sangat senang melihatnya. Kalian berdua adalah pasangan serasi,” Mo Qing Shan tentu saja akan menjadi orang pertama yang memprovokasi Chen Wang. Chen Wang langsung menatap Mo Qing Shan dengan tatapan tidak suka. Dia menunjukkan senyuman yang bukan senyuman. Namun, apa yang dikatakan oleh Mo Qing Shan itu ada benarnya. Chen Wang tidak menyukai Song Zhi Rou, lalu kenapa dia bisa berakhir dengan pergi ke festival lentera bersama dengan Song Zhi Rou? Beberapa jam yang lalu di istana Permaisuri Rong… Chen Wang tengah dalam perjalanan dalam menjenguk ibunya, Permaisuri Rong Yan. Walau kondisi Permaisuri Kaisar Chen itu telah sepenuhnya membaik, namun Chen Wang sebagai seorang putra masih harus pergi melihat ibunya. Dan seperti dugaan, saat Chen Wang telah sampai di istana Permaisuri Rong Yan, disana telah ada Song Zhi Rou. Permaisuri Rong Yan telah mengetahui bahwa di ibukota sedang ada festival lentera, jadi dia memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa Chen Wang pergi dengan Song Zhi Rou. “Aku memiliki tugas ibu, aku tidak akan pergi ke acara seperti itu!” Tegas Chen Wang seraya menolak permintaan ibunya. Permaisuri Rong menjawab, “kau memiliki bawahan yang bisa dipercaya, untuk satu hari saja, apakah kau tidak bisa pergi?” “Zhi Rou telah merawat ibu selama beberapa hari ini, tidak bisakah kau menghiburnya demi ibu? Bawa saja dia pergi ke festival lentera dan itu sudah cukup. Bagaimana?” Permaisuri Rong Yan bahkan tidak membiarkan Chen Wang menjawab ucapannya, dan dia terus memaksa. Chen Wang juga memikirkan kemungkinan lain yang bisa dia dapatkan. Ya, Chen Wang berpikir bahwa jika dia pergi ke festival lentera, maka dia bisa saja bertemu dengan Mo Qi Yue. Dan tentu saja prediksi Chen Wang itu tepat. Dia benar-benar bertemu dengan mantan tunangannya itu walau pun disana dia juga melihat Mo Qing Shan yang menurutnya sangat menyebalkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN