Keinginan Diri

1592 Kata
Hari demi hari dilalui oleh Mo Qing Shan dengan berlatih. Sampai pada akhirnya waktu satu bulan hanya menyisakan satu hari tersisa. Kini dia telah menguasai beberapa ilmu bela diri dan juga ilmu militer dan politik. Selain itu, luka di tubuhnya yang timbul karena cambukan juga telah membaik. “Ge, kau sudah mengemasi semua barang-barangmu? Aku sudah mengemasi semua milikku.” Ujar Mo Nian Zhen yang tiba-tiba masuk ke dalam paviliun. Ya, Mo Nian Zhen juga akan pergi ke Luoyang karena dia akan mengikuti ujian kekaisaran bersama dengan Mo Qing Shan. Adik sepupu Mo Qing Shan itu akan ikut serta dalam ujian kekaisaran dan tinggal di Luoyang untuk sementara waktu. “Aku hampir selesai,” kata Mo Qing Shan sembari memasukkan buku ke dalam daftar bawaannya. Mo Nian Zhen sedikit terkejut ketika dia melihat situasi itu, “kenapa barang-barangmu sedikit sekali?” Mo Qing Shan, “apa kau lupa? Aku dan Jiejie-ku dirampok saat menuju kemari. Semua barang bawaan kami ada di kereta kuda itu. Jadi aku hanya bisa membawa buku-buku ini dan beberapa helai pakaianku. Memangnya apa yang kau harapkan?” “Ahehehe, aku lupa ge.” Kata Mo Nian Zhen. Ketukan pintu tiba-tiba terdengar. Mo Qing Shan berbalik untuk melihat siapa yang datang. Dan ketika tahu bahwa yang datang itu adalah Fu Xuan, ekspresi santai Mo Qing Shan tiba-tiba berubah menjadi ekspresi kurang suka. “Ada apa nona Fu kemari?” Tanya Mo Qing Shan dengan suara dingin. Mendengar Mo Qing Shan memanggilnya dengan sebutan ‘nona Fu’, Fu Xuan merasa sedikit sedih. Dari cara bagaimana Mo Qing Shan memanggilnya itu sudah membuktikan bahwa pemuda itu tidak lagi ingin berada di jarak yang sama seperti dulu. Ya, kini jarak keduanya telah semakin jauh. Semenjak kejadian dimana Fu Xuan melakukan sesuatu pada Mo Qi Yue, Mo Qing Shan tidak lagi mau berbicara atau memandangnya. “Aku datang karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” kata Fu Xuan. Mo Qing Shan, “katakan apa yang ingin nona Fu katakan padaku. Aku tidak memiliki banyak waktu.” “Aku ingin meminta maaf padamu. Seharusnya aku tidak bertindak bodoh saat itu dan malah membuat nona Mo berada dalam situasi yang tidak mengenakkan.” Fu Xuan menghela napas dan dengan putus asa berkata, “tapi bukankah sikapmu terlalu berlebihan? Aku melakukannya karena aku tidak mengerti dengan hubungan kalian. Aku menyukaimu dan aku tidak terlalu menyukai jika kau sangat dekat dengan seseorang, bahkan jika itu Jiejie-mu sendiri.” Mo Qing Shan tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis saat dia mendengar ucapan Fu Xuan itu. Mo Qing Shan hanya memandang Fu Xuan dengan tatapan tidak berdaya saat dia berkata, “kau masih membela diri rupanya nona Fu.” “Ya, itu karena sikapmu sangat berlebihan.” Ujar Fu Xuan lagi. Mo Qing Shan mengerutkan bibirnya dan tersenyum tidak percaya. Dia kemudian berkata dengan ekspresi yang lebih dingin, “kau mungkin menganggap sikapku ini berlebihan. Tapi inilah aku, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti Mo Qi Yue. Orang yang telah melakukan sesuatu yang buruk pada Mo Qi Yue harus berurusan denganku. Kebahagiannya adalah harga mati untukku.” Fu Xuan tidak percaya bahwa dia akan mendengar kata-kata itu dari mulut Mo Qing Shan. Fu Xuan kemudian meresponnya, “tapi untuk ukuran kakak beradik, kalian terlalu…” “Urusi urusanmu sendiri nona Fu. Aku harus pergi,” Mo Qing Shan berbalik dan kembali masuk ke dalam paviliunnya. Dia juga tidak lupa untuk menutup pintu. Mo Nian Zhen yang berada di dalam paviliun tentunya mendengar percakapan antara Mo Qing Shan dan Fu Xuan, dia sangat terkejut. “Aku tidak menyangka bahwa Fu Xuan akan bertindak bodoh seperti itu. Dia adalah murid yang paling masuk akal dan selalu menjadi temanku. Ternyata dia licik,” kata Mo Nian Zhen begitu dia melihat Mo Qing Shan kembali ke dalam. Mo Qing Shan terlalu malas untuk membicarakan gadis itu, jadi dia enggan memberikan komentarnya lagi. */ Ibukota Luoyang. Chen Wang telah kembali ke Luoyang beberapa hari yang lalu. Inspeksinya di daerah X telah berhasil dia lakukan dan dia juga tidak bisa tinggal terlalu lama karena urusan di ibukota masih menumpuk untuk dia tangani. Di hari yang sibuk, Chen Wang baru saja akan kembali ke Wangfu miliknya untuk beristirahat sejenak. Namun ayah kekaisarannya telah memanggilnya ke istana, jadi dia tidak memiliki pilihan lain selain datang ke istana Kaisar. “Ayah, ada apa ayah memanggil saya kemari?” Tanya Chen Wang. Di istana tidak hanya ada Kaisar Chen saja melainkan juga ada Permaisuri Rong Yan, ibunya. Dan tentu saja Chen Wang telah mendapatkan prasangka tentang apa yang akan terjadi setelah ini. “Sudah setahun sejak batalnya pertunanganmu dengan Mo Qi Yue, ayah ingin kau segera mencari calon Wangfei,” kata Kaisar Chen dengan ekspresi tenang. Chen Wang melirik ke ibunya, Permaisuri Rong, sebelum akhirnya menjawab ucapan dari ayah kekaisarannya itu, “saya tahu ayah, putra ini sudah memiliki seseorang untuk saya jadikan sebagai Wangfei saya.” Kaisar Chen bertanya, “siapa itu?” “Mo Qi Yue, dia adalah gadis yang dulu.” Kata Chen Wang tanpa ekspresi di wajahnya yang tampan. Permaisuri Rong Yan tiba-tiba lepas kendali. Dia tidak menyangka bahwa putranya masih akan tetap bersikukuh kembali pada Mo Qi Yue yang jelas-jelas sudah dicampakkannya. “Wang Shu! Ibu sudah bilang padamu bahwa kau tidak akan bisa lagi bersama Mo Qi Yue! Kau adalah seorang pangeran kekaisaran, anakku! Kau adalah Wangye! Kau tidak seharusnya memungut kembali sesuatu yang telah kau buang!” Kata Permaisuri Rong. Chen Wang masih menjaga ketenangannya, di balik jubahnya tangannya terkepal membentuk tinju, “ibu, sudah berapa kali aku bilang bahwa aku hanya mau dia yang menjadi Wangfei-ku. Ayah, tolong pertimbangkan permintaan saya ini.” Kaisar Chen menghela napas, dia kemudian berkata, “Chen Wang, cobalah untuk mengenal gadis baru. Apa yang dikatakan oleh ibumu itu benar. Kau adalah seorang Wangye, dan kau sebaiknya tidak mengemis karena sesuatu.” Chen Wang sudah tahu jawaban seperti itu akan keluar dari mulut ayahnya, jadi dia tidak kaget. Baru saja Chen Wang akan kembali berbicara, namun ibunya kembali mendahuluinya. “Yang Mulia, saya memiliki kandidat yang cocok untuk Chen Wang. Dia adalah Song Zhi Rou, dia adalah keponakan saya dari pihak ibu. Ibunya adalah adik saya,” kata Permaisuri Rong. Chen Wang mengerutkan keningnya, “ibu! Aku tidak mau, tolong jangan paksa aku! Aku bebas menentukan siapa yang akan menjadi Wangfei-ku! Dan pilihanku sudah bulat! Aku hanya ingin Mo Qi Yue dan bukannya yang lain!” “Chen Wang, jika pernikahan mu dengan Song Zhi Rou terjadi, maka kau akan mendapatkan dukungan dari ayahnya. Bukankah itu adalah hal yang bagus?” Kata Kaisar. Chen Wang tetap enggan dan dia bahkan berani menolak mentah-mentah ucapan dari ayah kekaisaran yang sangat dia takuti itu. Nampaknya Chen Wang kali ini benar-benar serius dengan ucapannya. “Tidak bisakah kau sekedar mencoba untuk menemuinya? Kau mungkin saja akan berubah pikiran nak,” kata Permaisuri Rong. Chen Wang tiba-tiba menangkupkan tangannya seraya berkata, “saya selalu menuruti permintaan ayah dan ibu, tidak bisakah untuk urusan ini saya sendiri yang mengurusnya?” Permaisuri Rong, “kau adalah Wangye, pernikahanmu tidak bisa kau putuskan sendiri. Dan kau tahu betul bahwa pernikahan seorang pangeran kekaisaran itu didasarkan pada beberapa hal!” Sebagai seorang Wangye atau pangeran kekaisaran, Chen Wang tentunya tahu makna di balik ucapan sang ibu. Ya, pernikahan seseorang yang terlahir sebagai bangsawan atau turunan Kaisar tentunya tidak hanya berlandaskan perasaan saja. Pernikahan mereka juga akan menentukan status dan keuntungan apa yang akan didapatkan oleh kedua keluarga. Chen Wang, jika dia menikahi Song Zhi Rou, maka dia akan mendapatkan dukungan dari klan Song yang kuat. Walau pun klan Mo tidak kalah kuatnya, namun mustahil bagi keluarga kekaisaran untuk kembali mengambil sesuatu yang telah mereka buang. “Jika sudah tidak ada lagi yang ingin ayah dan ibu bicarakan, maka Chen Wang pamit.” Chen Wang membungkuk sebelum akhirnya keluar untuk pergi dari istana Kaisar. Suasana hati Chen Wang langsung berubah menjadi buruk. Dia merasa bahwa sesuatunya menjadi begitu sulit. Dia hanya ingin menikahi wanita yang disukainya, dan parahnya itu semua tidak mudah untuk dilakukan karena dia terikat oleh status. “Sial! Aku harus melakukan sesuatu!” Sesampainya di Wangfu, Chen Wang mengamuk dan mulai melemparkan barang-barang. Jiang Xianji tiba-tiba datang saat dia melihat benda-benda di ruangan Chen Wang berserakan. Dia tahu bahwa tuannya sedang marah, namun karena ada berita penting yang harus dia sampaikan, maka Jiang Xianji memberanikan dirinya untuk menemui Chen Wang. “Wangye, saya mohon tenanglah,” kata Jiang Xianji. Chen Wang, “katakan apa yang ingin kau katakan. Apakah itu penting?” Jiang Xianji mengangguk sebelum akhirnya berkata, “saya mendapatkan berita tentang nona Mo. Saya mendengar bahwa dia dan tuan muda Mo Qing Shan telah kembali ke Louyang.” Chen Wang membalas. “Baiklah, kau boleh pergi.” Chen Wang sudah tidak sabar menantikan hari dimana dia akan mulai mengejar Mo Qi Yue lagi. Dia percaya diri akan kemampuannya. Dia kaya dan dia adalah seorang Wangye. Satu-satunya orang yang harus Chen Wang taklukkan adalah Mo Qing Shan. Jika adik Mo Qo Yue itu berhasil dikalahkan, maka dia akan dengan mudah menikahi Mo Qi Yue dan menjadikan gadis itu sebagai Wangfei-nya. Chen Wang bahkan tidak khawatir akan saingannya dari klan lain. Dia tahu bahwa dia tidak akan kalah dari pria-pria lain yang mengejar Mo Qi Yue. Para pria itu akan secara otomatis mundur begitu mereka tahu bahwa Chen Wang kembali menginginkan Mo Qi Yue. “Mo Qing Shan, dia akan mengikuti ujian kekaisaran kan?” Chen Wang tersenyum licik sembari memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan untuk membuat Mo Qing Shan menyerah mencampuri urusan Mo Qi Yue.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN