Chen Ai Lin terlihat sangat kesal saat dia baru saja kembali dari istana Permaisuri. Ibunya, Permaisuri Rong Yan, memanggilnya karena dia melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Ya, Chen Ai Lin disuruh oleh ibunya untuk pindah ke Wangfu milik Chen Wang.
“Ibu keterlaluan! Aku tidak menyukai Wangfu Shu gege karena tempat itu tidak indah sama sekali! Di sana tidak ada banyak pelayan! Dan juga, Song Zhi Rou akan ikut denganku! Shu gege pasti akan marah padaku dan dia tidak akan mau lagi membantuku untuk mendapatkan Mo Qing Shan!” Ketus Chen Ai Lin sembari melemparkan benda-benda yang ada di dekatnya.
“Gongzhu, Gongzhu harus tenang. Mari kita pikirkan dari sudut pandang yang lain.” Pelayan baru Chen Ai Lin nampak sangat cerdas, “jika Gongzhu tinggal di luar istana, maka Gongzhu akan leluasa keluar dan Gongzhu bisa menemui tuan muda Mo. Bukankah itu hal yang bagus?”
Chen Ai Lin menghentikan raungannya dan memikirkan ucapan pelayannya itu. Dia tiba-tiba mengangguk setuju, “apa yang kau katakan itu benar. Tapi aku masih harus menjelaskannya pada Shu gege.”
Permaisuri Rong Yan menyuruh putri bungsunya pindah ke Wangfu atas usulan dari Song Zhi Rou. Dan karena hal ini pulalah Chen Ai Lin merasa jengkel pada Song Zhi Rou.
Song Zhi Rou ingin lebih leluasa mendekati Chen Wang, jadi dia mengusulkan rencana agar dia bisa tinggal di Wangfu. Dan untuk bisa melakukan hal itu, Chen Ai Lin harus dilibatkan. Rumor tidak akan menyebar begitu parah jika Chen Ai Lin ikut pindah. Orang-orang mungkin hanya berpikiran bahwa keduanya adalah sahabat yang tinggal sementara di Wangfu seorang Chen Wang.
Lalu apakah Chen Wang akan setuju dengan ide itu? Tentu saja tidak! Chen Wang tidak akan setuju akan hal itu! Tapi apakah dia bisa menghalangi hal ini? Tidak ada yang tahu!
Ada empat kereta yang tiba di depan Wangfu. Kereta-kereta itu membawa Chen Ai Lin beserta Song Zhi Rou dengan barang-barang mereka.
“Gongzhu, apa yang Gongzhu lakukan di sini? Dan ini….” Jiang Xianji yang membuka pintu gerbang terlihat kebingungan.
Chen Ai Lin dengan acuh tak acuh berkata, “istanaku sedang diperbaiki dan ini adalah nona Song, Song Zhi Rou. Dia akan tinggal di istana karena pertunangannya dengan Shu gege telah ditetapkan, tapi karena paviliunnya belum selesai direnovasi, jadi dia akan tinggal di sini bersamaku.” Kata Chen Ai Lin dengan acuh tak acuh.
Jiang Xianji tidak berani bertindak sembarangan. Dia terlebih dahulu melaporkan hal ini pada Chen Wang. Dan benar saja, Chen Wang, ketika dia mendengar ucapan Jiang Xianji itu, dia langsung marah.
Chen Wang keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju halaman depan dimana Chen Ai Lin dan Song Zhi Rou sedang menunggunya.
“Wangye,” Song Zhi Rou menekuk lututnya untuk memberi hormat pada Chen Wang, tapi Chen Wang mengabaikannya.
“Xiao Ai Lin, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau bisa ada di sini? Dan kenapa kau akan tinggal di sini bersama dengan nona Song?” Tanya Chen Wang dengan ekspresi suram di wajahnya.
Chen Ai Lin memeluk lengan kakaknya dan dengan manja berbisik, “Shu gege, kau tahu bagaimana ibu kan? Dia terus memojokkan aku, jadi tolong terima hal ini. Aku janji aku akan segera keluar dari Wangfu-mu. Aku juga akan membawa Song Zhi Rou bersamaku.”
“Lalu apa? Kenapa kalian tidak tinggal di istana saja?” Chen Wang menolak untuk berkompromi.
“Wangye, izinkan saya menjelaskannya,” Song Zhi Rou tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata, “saya mohon beri saya kesempatan untuk membuktikan pada Wangye bahwa saya pantas untuk Wangye. Saya akan berusaha…”
Chen Wang tanpa ampun berkata, “pantas dan suka adalah dua hal yang berbeda. Jadi nona Song jangan membuang-buang waktu. Segera pergi dari sini, Benwang akan pergi menemui ibu kekaisaran.”
Chen Wang berlalu dan pergi keluar dari Wangfunya. Sementara itu Chen Ai Lin dan Song Zhi Rou masih terdiam di luar.
“Apakah kau akan benar-benar menunggu di sini? Lebih baik kita masuk dulu,” kata Chen Ai Lin seraya memberi saran.
Song Zhi Rou menggelengkan kepalanya, “silahkan Gongzhu masuk, saya akan menunggu di sini. Wangye tidak memperbolehkan saya masuk, jadi saya akan tetap berada di sini. Gongzhu tidak perlu khawatir.”
Chen Ai Lin tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan oleh Song Zhi Rou jadi dia dengan acuh tak acuh melangkah dan masuk ke dalam Wangfu Chen Wang.
Waktu telah berlalu, dan Chen Ai Lin yang ketiduran akhirnya terbangun. Gadis itu mengucek matanya dan bertanya pada pelayannya, “apakah di luar hujan?”
“Ya, Gongzhu. Di luar sudah turun hujan sejak tadi,” kata pelayan Chen Ai Lin itu.
Chen Ai Lin yang bodoh menguap dan hanya mengangguk. Dia berniat untuk kembali tidur. Namun niatannya itu segera sirna setelah dia menyadari bahwa dia melupakan Song Zhi Rou!
“Song Zhi Rou! Dimana dia? Apakah dia masih ada di halaman?! Dia tidak sebodoh itu kan?!” Tanya Chen Ai Lin pada pelayannya.
Pelayan itu mengangguk dan menjawab, “nona Song masih di tempatnya Gongzhu. Dia berdiri dan kehujanan. Saya telah menyuruhnya untuk berteduh, tapi dia menolak dengan alasan yang sama seperti tadi.”
Chen Ai Lin berdiri dari tempatnya dan berkata.“Lalu apakah Shu gege sudah kembali?”
“Belum Gongzhu, Wangye belum kembali dari istana,” jawab pelayan itu.
Chen Ai Lin benar-benar ingin memuji keterampilan Song Zhi Rou itu. Dia benar-benae tidak menyangka bahwa gadis itu akan bertindak selicik itu untuk bisa mendapatkan perhatian dari kakaknya. Ya, Chen Ai Lin memang lambat, tapi dalam urusan seperti ini, dia cukup tanggap.
“Ayo, aku harus menyeretnya masuk sebelum dia pingsan dan membuat Shu gege dalam masalah!” Chen Ai Lin keluar dari ruangan dan segera berjalan menuju ke halaman.
Sesampainya di halaman luar, Chen Ai Lin melihat Chen Wang tengah menghampiri Song Zhi Rou yang telah pingsan. Ya, gadis itu sudah dalam keadaan pingsan saat Chen Wang menggendongnya.
“Ge!” Teriak Chen Ai Lin.
Chen Wang basah kuyup, dia menggendong Song Zhi Rou dengan langkah yang terburu-buru. Dia juga tidak bisa melupakan kemarahannya pada Chen Ai Lin, “kenapa kau membiarkannya kehujanan?”
“Dia sendiri yang mau! Aku sudah menyuruhnya untuk masuk, tapi dia menolak. Song Zhi Rou tidak mau masuk karena dia takut kau marah.” Kata Chen Ai Lin seraya berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada Chen Wang.
Chen Wang meletakkan Song Zhi Rou di sebuah ruangan yang tentunya jauh lebih hangat. Dia kemudian menyuruh pelayan untuk mengganti baju gadis itu dan menyuruh Jiang Xianji untuk memanggil tabib.
Setelah mendapatkan perawatan dari tabib, kondisi Song Zhi Rou berangsur-angsur membaik. Demamnya sudah turun dan pelayannya sedang merawat Song Zhi Rou.
“Ge, apa yang dikatakan oleh ibu? Apakah dia menyuruh Song Zhi Rou untuk pergi?” Tanya Chen Ai Lin yang mulai penasaran.
Dari ekspresi Chen Wang, sudah bisa diketahui jawabannya. Ya, Permaisuri Rong tentunya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Permaisuri Kaisar Chen itu membuat banyak alasan agar Song Zhi Rou bisa tetap tinggal di Wangfu. Dan melihat kondisi Song Zhi Rou saat ini, Chen Wang tentunya tidak akan mengusir gadis itu keluar dari Wangfunya, setidaknya dia harus melakukan hal itu demi reputasinya dan hubungan keluarga kekaisaran dengan klan Song.
*/
Tuan Mo dan Nyonya Mo sedang mengobrol bersama di waktu hujan. Keduanya terlihat mengobrol santai di dalam paviliun sembari menikmati teh hangat.
“Qing Shan juga sudah dewasa, apakah Laoye tidak berniat untuk mencarikannya calon istri?” Kata Nyonya Mo secara tiba-tiba.
Tuan Mo menegak tehnya dan berkata, “mungkin tidak sekarang, setelah hasil ujian kekaisaran diumumkan, aku akan mulai memikirkan hal ini.”
Nyonya Mo mengangguk ringan, dia lalu berkata, “dan bagaimana dengan Qi Yue?”
Tuan Mo terdiam untuk beberapa lama. Dia seperti sedang merenungkan sesuatu dan larut dalam pemikirannya.
“Sebenarnya aku bersyukur pertunangannya dengan Chen Wang batal, jika tidak, aku tidak akan tahu bagaimana harus menghadapi Lao Liu nanti. Dia pasti akan kecewa padaku,” kata tuan Mo.
Nyonya Mo sepenuhnya mengerti dengan ucapan tuan Mo itu. Ya, itu adalah perihal masa lalu Mo Qi Yue yang selama ini dirahasiakan. Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi di masa lalu kecuali nyonya Mo dan tuan Mo. Bahkan apa yang diketahui oleh Mo Qing Shan sendiri tidak sebanyak apa yang diketahui oleh tuan dan nyonya Mo. Mo Qing Shan hanya tahu jika Mo Qi Yue bukanlah kakak kandungnya, tapi dia tidak tahu apa yang telah terjadi pada orang tua wanita yang dicintainya itu.
“Aku harap Qi Yue akan mendapatkan laki-laki yang baik, yang akan selalu mencintainya, apapun yang terjadi.” Kata nyonya Mo.
Mo Qi Yue sendiri sedang berada di paviliunnya ketika Mo Qing Shan yang senggang memutuskan untuk menemui gadis itu. Di tengah hujan yang masih turun, Mo Qing Shan merasa bosan dan ingin pergi melihat Mo Qi Yue. Tanpa diduga, Mo Qi Yue sedang tidur dengan buku yang masin terbuka sebagai bantalnya.
“Jie,” Mo Qing Shan memanggilnya dengan suara rendah, dan Mo Qi Yue tidak menyahut.
“Dia tertidur rupanya,” guman Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan meletakkan kepalanya di atas meja untuk memandang gadis yang tengah tertidur itu. Tanpa dia sadari, tangannya telah naik untuk membelai wajah cantik Mo Qi Yue. Mo Qing Shan membelai dahi, hidung dan bibir Mo Qi Yue dengan jarinya. Sentuhan lembut itu tentu saja tidak akan membuat gadis itu terbangun.
“Aku ingin kau tahu bahwa aku bukanlah adikmu. Aku ingin mengatakan kalau aku mencintaimu Liu Ru Shi. Aku sudah mencintaimu sejak lama.” Kata Mo Qing Shan dengan suara rendah.
Mo Qing Shan memberanikan dirinya untuk melakukan sesuatu yang terpikirkan di kepalanya. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Mo Qi Yue sebelum akhirnya mengecup bibir Mo Qi Yue.