Tinggal

1635 Kata
Mo Qing Shan menggendong Mo Qi Yue dan membawa gadis itu ke atas tempat tidur. Ia kemudian menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Mo Qi Yue sebelum akhirnya meniup lilin dan meninggalkan ruangan. Di luar ruangan, Tong Nian tengah berdiri dengan ekspresi rumit. Dan begitu dia melihat Mo Qing Shan keluar dari ruangan, dia sedikit terkejut dan wajahnya pucat seolah-olah dia telah melihat hantu. “Tu, tuan muda, apakah nona sudah tidur?” Tanya Tong Nian dengan suara yang terdengar gemetar. Mo Qing Shan samasekali tidak menyadari perubahan ekspresi dari Tong Nian. Dia merasa gadis itu sama saja. Mo Qing Shan menjawab, “ehm, dia sudah tidur. Kau boleh kembali dan beristirahat.” Mo Qing Shan kemudian berlalu pergi dari paviliun dan meninggalkan Tong Nian yang masih berdiri di depan pintu. Dan begitu bayangan Mo Qing Shan menghilang, Tong Nian langsung menutup mulutnya seolah-olah dia tidak boleh mengatakan sesuatu. Kaki gadis itu tiba-tiba melemah dan dia nyaris terhuyung jatuh ke lantai. “Apa, apa yang sebenarnya telah aku lihat? Apakah aku salah lihat? Ta, ta, tapi, tapi aku yakin aku tidak salah lihat. Aku melihat tuan muda mencium bibir nona Mo,” ucap Tong Nian dengan suara yang hanya bisa didengar olehnya. Tong Nian, gadis itu tidak ada di paviliun Mo Qi Yue saat Mo Qing Shan datang. Dia tengah pergi makan malam. Dan saat dia akan masuk ke dalam ruangan Mo Qi Yue, Tong Nian secara tidak sengaja melihat pintu yang sedikit terbuka. Menyadari hal itu, Tong Nian langsung tahu bahwa ada Mo Qing Shan di sana. Gadis itu hendak mengetuk pintu saat dia secara tidak sengaja melihat Mo Qing Shan mencium Mo Qi Yue yang sedang tertidur. Dan alhasil Tong Nian menjadi sangat terkejut. Kasih sayang antara sesama saudara adalah hal yang wajar, namun siapa yang akan tidak salah paham jika dia melihat seorang adik yang sudah dewasa mencium kakak perempuannya di bibir? Bukankah itu agak aneh? Dan juga, setelah sesama saudara sudah dewasa, mereka juga tentu harus taat akan aturan san tahu akan batasan mereka sebagai saudara. “Apakah selama ini tuan muda ….” Tong Nian tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia merasa bahwa apa yang akan dikatakan sangatlah berbahaya. Tong Nian berpikir, “perhatian tuan muda pada nona Mo memang sangat tidak biasa. Aku tidak pernah melihat kedekatan sesama saudara seperti layaknya kedekatan mereka. Dari cara tuan muda Mo menatap nona bahkan sudah tidak biasa, itu bukanlah tatapan seorang adik pada kakaknya, melainkan tatapan seorang pria pada wanita yang dicintainya. Aiya! Kenapa aku terlalu bodoh! Tapi, tapi, tapi bagaimana mungkin! Mereka adalah saudara! Tong Nian! Kau banyak berpikir” */ Di keesokan harinya, di Wangfu. Song Zhi Rou yang pingsan dan sedang mengalami demam itu akhirnya siuman. Dia akhirnya bangun setelah tidur dalam waktu yang cukup lama. Menyadari bahwa dia masih berada di Wangfu, hatinya diliputi kebahagiaan. “Nona, nona sudah bangun?!” Pelayan pribadi Song Zhi Rou segera mendatangi gadis itu. Song Zhi Rou menyandarkan badannya di kepala tempat tidur. Kepalanya sakit karena kehujanan. Sembari memijat pelipisnya, gadis itu berkata, “siapa yang membawaku kemari?” “Itu Wangye nona!” Jawab pelayan pribadi Song Zhi Rou dengan ekspresi tidak kalah antusias. Song Zhi Rou tersenyum puas. Ya, setidaknya rencananya berhasil walau dia harus sakit. Dan menurut Song Zhi Rou itu sebanding. Dengan keadaannya yang masih lemah, mustahil bagi Chen Wang untuk mengusirnya. Seseorang tiba-tiba datang ke ruangan tempat Song Zhi Rou tinggal, secara alami itu adalah Chen Ai Lin. Putri kekaisaran itu masih jengkel pada Song Zhi Rou karena Song Zhi Rou keras kepala sehingga Chen Wang memarahinya. “Apakah kau sudah baikan?” Tanya Chen Ai Lin dengan acuh tak acuh. Song Zhi Rou harus bersandiwara sampai akhir, jadi dia tidak akan pernah mengendurkan rencananya. Dia berusaha bangkit dari tempat tidurnya untuk memberi hormat, “Gongzhu, maaf telah membuat Gongzhu khawatir.” “Jangan berdiri!” Kata Chen Ai Lin secara tiba-tiba, dia kemudian berkata, “jika kau pingsan lagi, aku akan dalam masalah! Begitu juga dengan kakakku!” Song Zhi Rou menuruti ucapan Chen Ai Lin. Dan Chen Ai Lin berkata, “itu, ibuku bahkan tahu apa yang terjadi padamu, dia mengirimkan obat terbaik untuk kau minum. Kau sebaiknya cepat sembuh. Dan juga, berhenti bersikap berlebihan untuk mendapatkan perhatian dari Shu gege. Aku mengenalnya dan aku tahu dia bukanlah orang yang mudah untuk didekati.” Setelah mengatakan kata-kata pedas itu, Chen Ai Lin berlalu dan pergi dari ruangan Song Zhi Rou. “Nona, Gongzhu ini sangat sombong. Dia benar-benar tidak bisa menjaga perkataannya,” kata pelayan Song Zhi Rou. Song Zhi Rou memicingkan matanya dan dengan tenanh berkata, “tidak usah terlalu dipikirkan, dia hanyalah gadis manja. Aku bisa mengatasinya.” */ Chen Wang tengah berada di ruangannya dan menolak untuk keluar. Dia bahkan tidak berniat untuk melihat keadaan Song Zhi Rou. Chen Wang juga tidak repot-repot bertanya pada adiknya, Chen Ai Lin. Jiang Xianji tiba-tiba datang. Ekspresi pengawal pribadi Chen Wang itu terlihat sangat serius. “Wangye,” Jiang Xianji menyapa Chen Wang. Chen Wang tidak repot-repot untuk menoleh, dia masih menulis sesuatu dengan kuasnya saat dia bertanya, “ada apa?” “Ini mengenai informasi yang Wangye inginkan. Ini tentang tuan muda Mo dan nona Mo Qi Yue,” ujar Jiang Xianji. Chen Wang meletakkan kuasnya, ekspresinya yang santai kini menjadi serius. Dia berkata, “katakan, apa yang kau dapatkan?” “Nona Mo dan tuan muda Mo Qing Shan benar adalah saudara. Mereka adalah kakak beradik yang memiliki selisih usia satu tahun. Mereka berdua memang dekat. Bahkan orang-orang di sekitar tempat mereka tinggal juga mengatakan hal yang sama.” Jiang Xian Ji melanjutkan ucapannya setelah jeda beberapa saat, “saat mereka dewasa, mereka membatasi perilaku mereka ketika di luar. Tapi jika orang yang tidak mengenal mereka, pasti akan menganggap mereka seperti sepasang kekasih.” Chen Wang juga memiliki pemikiran yang sama, jadi dia tidak terkejut. Dia telah mendapatkan informasi ini, tapi entah kenapa dia masih merasa ada yang janggal. “Lalu, apakah tuan Mo membiarkan kedua anaknya bersikap seperti itu?” Tanya Chen Wang. Jiang Xianji terlihat kebingungan, dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Chen Wang. Namun pada akhirnya dia tetap menjawab, “ehmm, ya, itu mungkin Wangye. Mereka kan saudara, jadi itu tidak akan menjadi masalah kan?” “Aku dan Xiao Ai Lin juga bersaudara, tapi kami tidak seperti Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue. Begitu pula dengan Huang Xiong. Kenapa rasanya aku melewatkan sesuatu?” Pikir Chen Wang. */ Waktu tiga hari berlalu dengan cepat. Keadaan Song Zhi Rou berangsur-angsur membaik. Dia kini bahkan bisa keluar dari kamarnya untuk sekedar berjalan-jalan di halaman Wangfu. Saat itu terjadi, Chen Wang tidak sengaja juga tengah berjalan-jalan di halamannya bersama dengan Jiang Xianji. Melihat keberadaan Chen Wang, Song Zhi Rou segera mendatanginya. “Wangye,” Song Zhi Rou memanggil Chen Wang yang berjalan di depannya. Mendengar suara itu, Chen Wang berbalik. Ekspresi seorang Chen Wang tentunya akan selalu seperti itu. Dia akan selalu dingin dan tampak acuh tak acuh. “Terima kasih karena Wangye telah membiarkan saya tinggal di sini selama beberapa hari.” kata Song Zhi Rou dengan tulus. Chen Wang berkata, “tidak perlu berterima kasih, itu sudah seharusnya.” “Ehm itu, wangye, apakah wangye masih akan mengusir Zhi Rou?” Song Zhi Rou dengan berani menanyakan pertanyaan ini pada Chen Wang. Chen Wang menatap gadis itu, dan ekspresinya samasekali tidak berubah. Dia berkata, “jika aku bisa, aku pasti sudah menyuruhmu untuk keluar dari Wangfu. Tapi sayangnya aku tidak bisa walau pun aku mau. Jadi tinggallah di sini semau yang kau inginkan.” Setelah mengatakan kata-kata setajam pedang itu, Chen Wang langsung berlalu pergi. Song Zhi Rou mengepalkan kedua tangannya dan bergumam, “aku bersumpah bahwa wangye akan menjadi milikku. Aku bersumpah!” Chen Wang tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan Song Zhi Rou tinggal di Wangfunya. Dia tidak bisa mengusir wanita itu karena beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah dia tidak ingin menyinggung klan Song. Keluarga kekaisaran memang memiliki kekuasaan, tapi kekuasaan itu tentunya membutuhkan dukungan. “Dimana Xiao Ai Lin? Aku belum melihatnya pagi ini.” Tanya Chen Wang pada Jiang Xianji. Jiang Xianji menjawab, “Gongzhu keluar bersama dengan pelayannya Wangye. Mereka berdua pergi tadi pagi.” “Pagi-pagi? Kemana mereka pergi? Apakah ada pengawal yang pergi bersamanya?” Chen Wang, walau pun dia nampak bersikap dingin dengan adiknya, namun di dalam dihatinya Chen Wang tetaplah sosok kakak yang menyayangi adik bungsunya. Jiang Xianji. “Mereka mengatakan bahwa mereka tidak pergi jauh, jadi…” “Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk menjaganya?” Chen Wang terlihat frustasi, dia berkata, “ayo kita pergi mencarinya.” Chen Ai Lin sendiri tengah berada di luar. Di berkeliaran di pasar untuk mencari kesenangan sebelum akhirnya langkah kakinya mengarah ke kediaman Mo. Ya, Chen Ai Lin hanya pergi ke pasar untuk membeli buah tangan untuk dia bawa ke Mo Fu. “Gongzhu, apakah kita akan masuk sekarang?” Tanya pelayan Chen Ai Lin. Chen Ai Lin dengan bodohnya mengangguk, “en, ketuk pintunya.” Pintu gerbang mulai terketuk, tak perlu menunggu waktu yang lama sebelum akhirnya gerbang pintu Mo Fu terbuka. “Nona, siapa yang nona cari?” Pelayan yang membukakan pintu bertanya. “Dia adalah Gongzhu Chen Ai Lin, kami datang untuk menemui nona Mo,” kata pelayan Chen Ai Lin. Pelayan itu langsung memberi hormat dan membiarkan Chen Ai Lin beserta pelayannya masuk. Kebetulan saat itu ada nyonya Mo, jadi nyonya Mo yang menyambutnya. “Gongzhu, ada hal penting apa sehingga Gongzhu mencari Yu’er?” Tanya nyonya Mo. “Dia telah membantuku waktu itu, jadi aku ingin mengucapkan terima kasih padanya.” Chen Ai Lin melihat sekitar dan bertanya, “dimana Mo Qi Yue?” Nyonya “Dia mungkin ada di halaman belakang bersama dengan adiknya, Gongzhu…” Chen Ai Lin segera menyelanya, “aku akan kesana sendiri.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN