Pertunangan

2104 Kata
Mo Qing Shan sudah ingin berlari ke arah Mo Qi Yue yang tengah mengobrol dengan Chen Wang, begitu pula dengan Song Zhi Rou. Namun keduanya tidak bisa melakukan hal itu karena beberapa alasan. Song Zhi Rou masih harus tetap memerankan peran seorang gadis yang berkepribadian baik dan anggun, jadi dia mau tidak mau hanya bisa diam sembari melihat Chen Wang tengah tersenyum sembari berbicara dengan Mo Qi Yue. “Dia tidak pernah tersenyum seperti itu ketika sedang berbicara denganku,” gumam Song Zhi Rou. Hatinya merosot dan penuh dengan kesedihan yang tak terungkapkan. Sementara itu, Mo Qing Shan tidak bisa menyusul Mo Qi Yue karena Chen Ai Lin selalu menyeretnya kesana-kemari. Mo Qing Shan, walau pun dia masih enggan, namun dia masih harus memberikan wajah pada putri kekaisaran itu. Para tamu undangan juga tidak bisa menutup mata dengan kejadian yang sedang mereka saksikan itu. Di mata mereka, mereka disuguhkan pemandangan dimana seorang Chen Wang tengah tersenyum sembari mengobrol bersama dengan mantan tunangannya. “Aku pikir nona Song yang akan menjadi tunangan Chen Wang, tapi kenapa nona Mo yang sekarang bersamanya? Keduanya bahkan tampak bahagia,” ucapan salah seorang gadis bangsawan. Gadis bangsawan lainnya menimpali, “Mo Qi Yue cantik, namun dia dicampakkan. Aku pikir Chen Wang sekarang menyukainya, dan dia tentunya menyesalinya.” “Itu mungkin benar. Tapi aku kasihan pada nona Song, dia juga cantik. Dan lihatlah, dia tampak sangat tabah dan sabar,” Kata gadis lain. Chen Wang benar-benar menikmati waktunya mengobrol dengan Mo Qi Yue. Dia juga mengabaikan semua omongan tentangnya yang tentu saja terdengar olehnya. “Nona Mo, kau benar-benar terlihat sangat menawan malam ini. Aku benar-benar harus mengakui hal ini.” Ucap Chen Wang. Mo Qi Yue menggenggam kipas tangannya sangat erat. Gadis itu tentu saja merasa tidak nyaman, namun dia masih belum bisa melarikan diri. Barulah ketika Chen Ai Lin dipanggil oleh Permaisuri Rong Yan, Mo Qing Shan bisa datang untuk menyelamatkannya. Mo Qing Shan menganggukkan kepalanya untuk memberikan hormat pada Chen Wang lalu dengan ganas berkata, “Wangye, tidak baik jika Wangye selalu berkeliaran di dekat jiejie saya. Sebaiknya Wangye memikirkan reputasi Wangye.” Chen Wang tersenyum sinis sembari berkata, “tuan muda Mo masih belum berubah rupanya. Ah iya, aku hampir lupa memberimu selamat. Kita akan saling bertemu kedepannya karena kau akan berada di departemen pertahanan.” “Terima kasih atas kebaikan Wangye. Untuk menjaga hubungan kita di masa depan tetap baik, maka biarkan saya membantu Wangye.” Mo Qing Shan meraih tangan Mo Qi Yue sembari berkata, “saya akan bersama jiejie saya dan menjauh dari Wangye agar reputasi Wangye tidak rusak. Permisi.” Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue akhirnya pergi meninggalkan Chen Wang bersama dengan Mo Nian Zhen yang mengikuti mereka. Ketiganya kemudian duduk di sebuah meja yang terletak di sudut ruangan untuk menghindari keramaian. Beberapa saat kemudian, pesta ulang tahun Chen Ai Lin akhirnya dimulai. Hidangan-hidangan mewah di sajikan di setiap meja, tidak lupa anggur-anggur terbaik. Duduk di atas singgasana naga, Kaisar Chen tampak berwibawa namun angkuh. Di sisi kirinya ada Permaisuri Rong. Sementara di sisi kanan Kaisar Chen ada Putra Mahkota Chen, serta Chen Wang duduk di sebelah Chen Ren Jun. “Hari ini, putri kesayanganku, Chen Ai Lin, berulang tahun. Aku benar-benar mengucapkan terima kasih atas kedatangan kalian,” kata Kaisar Chen sembari membuka acara. Selang beberapa saat, dia kembali berkata, “dan juga, ada tamu spesial yang akan datang dan bergabung bersama kita. Dia adalah Lian, pangeran dari negeri sahabat kita, negeri Mujin. Lian Wangye, silahkan masuk.” Seorang pria muda tiba-tiba masuk ke aula perjamuan. Ada dua seorang asisten pribadi dari pria muda itu. Tidak perlu dipertanyakan lagi, itu adalah Lian Wangye atau pangeran Lian. “Terima kasih Yang Mulia, saya sangat tersanjung atas jamuan serta sambutan dari Yang Mulia,” ucap Lian Wangye. Lian Wangye memiliki perawakan yang tinggi. Dia cukup tampan dengan wajah yang menunjukkan keturunan asli pria timur tengah dengan pria timur. Rambutnya yang ikal diikat kebelakang dan ada ornamen indah khas negeri Mujin di atas kepala kepalanya. Kesimpulannya, Lian Wangye ini tampan dan tinggi. “Jangan sungkan, aku dan ayahmu bersahabat. Duduklah.” Kata Kaisar Chen. Jamuan makan belum resmi dimulai karena masih ada pengumuman yang ingin disampaikan oleh Permaisuri Rong. Kaisar Chen sudah tahu pengumuman apa yang akan disampaikan oleh permaisurinya itu, namun untuk kali ini, dia tidak bisa mempermalukan Permaisurinya dan juga Lian Wangye. Jadi dia memutuskan untuk diam dan membiarkan semuanya terjadi. “Di ulang tahun putri kami, Gongzhu Ai Lin, aku juga ingin memberikan pengumuman yang membahagiakan. Ada dua hal bahagia yang ingin aku umumkan.” Kata Permaisuri Rong sembari tersenyum. Sesaat kemudian, Permaisuri Rong melanjutkan ucapannya, “pengumuman pertama adalah pertunangan putri bungsuku, Chen Ai Lin, dengan Lian Wangye yang akan segera diresmikan.” Chen Ai Lin tampak sangat terkejut. Dia bahkan secara refleks berdiri dari kursinya sembari membelalakkan matanya, “ibu!” Chen Wang melihat adiknya yang sangat terkejut, jadi dia segera memberikan isyarat pada Chen Ai Lin agar adiknya itu tenang dan tidak merusak martabat keluarga kekaisaran. “Pengumuman kedua yang juga tidak kalah membahagiakannya adalah pertuanangan putra keduaku, Wang Shu atau Chen Wang. Dia akan bertunangan dengan Song Zhi Rou,” nada suara Permaisuri Rong begitu lembut dan bermartabat, membuat semua orang gembira. Chen Wang dan Chen Ai Lin, keduanya seperti telah tertampar petir. Mereka terlihat terengah-engah sembari menahan gejolak emosi yang hampir meluap di hati mereka. Dan dengan pengumuman yang telah diberitahukan oleh Permaisuri Rong itu, semua tamu undangan akhirnya tahu bahwa dua anak Kaisar dan Permaisuri sudah tidak bisa mereka dekati lagi. Mo Qing Shan terlihat biasa-biasa saja setelah dia mendengar pengumuman itu. Dia juga terlihat tersenyum mengejek pada Chen Wang yang secara kebetulan juga menatapnya. Chen Wang nampaknya tengah memperhatikan ekspresi Mo Qi Yue, tapi Mo Qi Yue mengabaikannya dan tidak mengatakan apapun. Ekspresi gadis itu juga nampak biasa-biasa saja. “Hiya, apa-apaan ini? Melihat dari bagaimana Chen Wang dan Gongzhu bereaksi, aku pikir keduanya tidak tahu akan hal ini.” Kata Mo Nian Zhen dengan acuh tak acuh. “Itu baik. Chen Wang sudah seharusnya menikah dan tidak mengganggu jiejieku lagi. Dan Gongzhu, dia juga pantas mendapatkan seorang Wangye. Keduanya pantas.” Senyuman merekah tumbuh di wajah tampan Mo Qing Shan. Mo Qing Shan, pemuda itu nampak tidak bisa menahan ekspresi bahagianya. Dia benar-benar tidak menyesali keputusannya untuk pergi ke pesta ulang tahun Chen Ai Lin. Ya, meskipun pada awalnya Mo Qing Shan sangat enggan untuk pergi ke acara itu. Semua tamu undangan satu persatu pergi untuk mengucapkan selamat pada Chen Wang dan Chen Ai Lin. Wajah keduanya masih biasa-biasa saja, namun jauh di dalam hati mereka, mereka sedang menyembunyikan kekesalan ibu mereka. Mo Qing Shan tidak mungkin melewatkan kesempatan ini. Dia pergi ke Chen Wang bersama dengan Mo Qi Yue dan Mo Nian Zhen. Wajah tampan tuan muda Mo menjadi semakin tak tertandingi saat seringai nakal muncul di wajahnya. Dan yang paling membuat Chen Wang jengkel pada tuan muda Mo itu adalah tangan Mo Qing Shan yang menggenggam tangan Mo Qi Yue begitu erat. “Selamat Wangye, saya turut berbahagia atas pertunangan Wangye dengan nona Song. Saya harap Wangye akan segera menikahinya,” kata Mo Qing Shan dengan senyuman tulus di wajahnya. Selama keduanya mengenal, mungkin kalimat itulah yang paling tulus yang pernah diucapkan Mo Qimg Shan pada Chen Wang. “Selamat Wangye, saya harap Wangye bahagia,” timpal Mo Nian Zhen. Mo Qi Yue baru saja akan membuka mulutnya saat Song Zhi Rou tiba-tiba datang dan membuat kalimat yang akan diucapkan oleh Mo Qi Yue tersendat di tenggorokannya. “Apakah dua tuan muda dan nona cantik ini adalah teman-teman Wangye?” Tanya Song Zhi Rou. Mo Qing Shan menggelengkan kepalanya seraya berkata, “lebih tepatnya kami hanya seorang kenalan. Bagaimana mungkin kami berani mengklaim diri kami sebagai teman Chen Wangye?” “Ah begitu yah?” Mata Song Zhi Rou tiba-tiba melirik Mo Qi Yue, “dan nona ini ….” Mo Qi Yue tidak pernah kehilangan ketenangannya, dia segera berkata. “Saya Mo Qi Yue, selamat atas pertunangan nona Song dengan Chen Wang.” “Nona Song?” Song Zhi Rou membuat wajah polos seakan-akan dia tidak pernah mengenal Mo Qi Yue. Matanya tiba-tiba melebar saat dia berkata dengan tangan menutupi mulutnya, “jadi ini nona yang pernah bertunangan dengan Chen Wang yah?” “Song Zhi Rou!” Suara Chen Wang yang menegur Song Zhi Rou ini terdengar cukup nyaring, membuat para tamu undangan mengalihkan pandangan ke arah mereka. Wajah Song Zhi Rou memerah, dia nyaris kehilangan mukanya. Dia tidak menyangka bahwa Chen Wang akan memperlakukannya sekeras itu. “Nona Song tidak perlu terkejut seperti itu. Jiejie saya sudah melupakan Wangye sejak lama. Dia bahkan tidak pernah memikirkan pertunangan itu lagi. Jadi mari jangan membahasnya,” Mo Qing Shan hampir melemparkan benda-benda di sekitarnya ke arah Song Zhi Rou yang berniat untuk mempermalukan Mo Qi Yue. Begitu selesai mengucapkan kalimatnya, Mo Qing Shan menarik Mo Qi Yue pergi bersamanya, tak lupa juga dia memanggil Mo Nian Zhen dan mengajak keduanya pulang ke Fu. “Song Zhi Rou, jangan bilang aku tidak memperingatkanmu yah? Jangan pernah bertindak terlalu jauh, aku takut kau tidak akan mampu menghadapi konsekuensinya.” Chen Wang berhenti sejenak sebelum akhirnya berbisik, “aku tidak akan pernah menikahimu.” Song Zhi Rou mengepalkan telapak tangannya seraya berkata, “Wangye, wangye tidak bisa membatalkan apa yang telah terjadi malam ini. Apakah Wangye akan membiarkan Yang Mulia Permaisuri malu?” Chen Wang menyeringai dan berkata, “aku? Tidak bisa? Hahahah, jangan lupakan fakta bahwa aku pernah memutuskan pertunanganku dengan Mo Qi Yue secara sepihak. Aku bisa melakukan hal yang sama padamu nona Song.” Chen Wang tidak menunggu Song Zhi Rou membalas ucapannya, dia segera berlalu pergi dan meninggalkan aula perjamuan. Dan begitu perjamuan telah selesai dan tamu undangan berangsur-angur pulang, Chen Wang bersama dengan Chen Ai Lin memutuskan untuk pergi menemui ibu mereka, Permaisuri Rong. “Maaf Wangye, tapi Yang Mulia kelelahan dan sudah beristirahat. Yang Mulia tidak mau diganggu,” ucap seorang kasim yang berdiri di depan istana Permaisuri Rong Yan. Chen Wang tidak akan pergi secepat itu, dia tidak akan menyerah, jadi dia berteriak di luar pintu, dan parahnya tidak akan penjaga yang berani untuk menghalanginya. “Ge, aku benar-benar tidak mau pergi ke negeri asing! Aku tidak mau pergi! Aku tidak mau menikah dengan Lian Wangye,” rengekan Chen Ai Lin membuat Chen Wang merasa sedih. Namun kini dia hanya bisa diam. Chen Ai Lin setidaknya memiliki nasib yang lebih baik daripada Chen Wang. Ya, setidaknya ayah mereka sendirilah yang akan menyelamatkan Chen Ai Lin dari pernikahan politik itu. Namun hal seperti itu tidak berlaku bagi Chen Wang. Kaisar Chen bahkan tidak bergeming dan terlihat menutup mata saat pengumuman pertunangannya dengan Song Zhi Rou diumumkan. Chen Wang tidak pergi. Dia masih berada di luar istana Permaisuri sembari duduk bersimpuh. Langit malam terasa begitu dingin, dan dia masih enggan untuk menyerah. Chen Wang memang keras kepala. Dia tidak menyerah bahkan ketika pagi menyingsing. Sementara Chen Ai Lin sudah kembali ke istananya sejak lama. Para pelayan yang melewati area istana Permaisuri langsung menyebarkan gosip tentang Chen Wang yang tidak setuju dengan pertunangannya. Hal ini tentunya hanya akan membuat Permaisuri Rong Yan dan Song Zhi Rou malu. Permaisuri Rong tengah duduk di kursinya ketika dia menyesap teh pagi. Dia tiba-tiba berkata, “apa Chen Wang masih ada di depan?” “Ya, Yang Mulia. Wangye tidak pernah beranjak dari tempatnya berlutut sejak semalam,” jawab pelayan Permaisuri Rong. “Dia benar-benar keras kepala, suruh dia masuk.” Kata Permaisuri Rong. Chen Wang akhirnya masuk ke dalam istana Permaisuri. Kakinya yang kebas terlihat lemah, namun dia tidak pernah menunjukkan kelemahannya itu. “Apa ini? Apakah kau masih ingin menentang ucapan ibumu?” Tanya Permaisuri Rong dengan acuh tak acuh. Chen Wang, “tolong ibu tarik kembali ucapan ibu semalam. Ibu bahkan tidak meminta pendapatku, apakah itu bisa dikatakan sebagai sesuatu yang sah?” “Nak, apakah kau ingin mempermalukan ibumu ini? Tidak ada pembatalan, pertunanganmu sudah diumumkan. Hanya menunggu waktu saja sebelum kau menikahi Song Zhi Rou,” kata Permaisuri Rong dengan suara yang sedikit keras. Chen Wang menggertakkan giginya seraya berkata, “aku tidak akan pernah menikahi Song Zhi Rou. Ibu mengenalku melebihi siapa pun kan? Jadi aku tidak mau lagi menjelaskannya, aku hanya ingin menegaskan hal ini saja.” “Wang Shu! Kau benar-benar keterlaluan!” Teriak Permaisuri Rong Yan. Chen Wang membungkuk sebelum akhirnya berbalik untuk pergi. Dia benar-benar mengabaikan teriakan ibunya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti setelah dia mendengar teriakan pelayan. “Wangye! Yang Mulia pingsan!” Kata pelayan Permaisuri Rong. Chen Wang berbalik untuk kemudian melihat ibunya yang telah ambruk. “Ibu!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN