Mo Qing Shan buru-buru menarik Mo Qi Yue dan dia langsung berkata, “terima kasih karena telah menjaga Qi Yue saya. Kami pamit dulu Wangye.”
Ada penekanan dalam ucapan Mo Qing Shan dan hal itu membuat orang-orang yang mendengarnya merinding. Ya, mereka tidak tahu jika Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue tidak terikat hubungan darah, jadi mereka merasa bahwa ucapan Mo Qing Shan sangatlah berlebihan.
“Aku datang dengan kereta,” Mo Qi Yue terlihat kebingungan saat Mo Qing Shan membawanya ke kudanya.
“Jiejie naik kuda bersamaku,” kata Mo Qing Shan.
Mo Qing Shan tidak membiarkan Mo Qi Yue menyelanya, dia segera menggendong Mo Qi Yue dan membantu Mo Qi Yue naik ke atas kuda.
“Tuan muda, nona akan kedinginan,” ujar Tong Nian.
Mo Qing Shan memang egois, tapi dia merasa tidak bisa meninggalkan Mo Qi Yue lagi. Dia bahkan tidak mau jika Mo Qi Yue pulang tidak dengannya.
Mo Qing Shan melepaskan jubah luarnya sebelum akhirnya dia naik ke kudanya. Mo Qing Shan yang duduk di belakang Mo Qi Yue segera menyampirkan jubahnya itu ke pundak Mo Qi Yue untuk menghalangi angin malam menembus tubuh Mo Qi Yue.
“NianNian, kau pulang naik kereta.” Kata Mo Qing Shan sebelum akhirnya menarik tali kekang kudanya dan pergi dari Wangfu.
Kereta kuda yang sebelumnya ditumpangi oleh Mo Qi Yue langsung menyusul beberapa saat kemudian.
Chen Wang yang masih berdiri terpaku di tempatnya merasa ada sesuatu yang salah dengan apa yang dilihatnya. Ya, dia berpikir, apakah ada adik laki-laki yang sangat posesif pada kakak perempuannya seperti Mo Qing Shan.
“Dia memang b******n gila,” gumam Chen Wang.
Chen Ai Lin juga masih berdiri sembari memperhatikan wajah saudaranya. Dia kemudian berkata, “Shu gege, aku pikir kita memiliki pemikiran yang sama.”
Chen Wang berbalik menatap adik bungsunya, “kau juga merasakannya kan?”
“En,” Chen Ai Lin mengangguk. “Mo Qing Shan, dia bersikap terlalu berlebihan pada Mo Qi Yue. Dan itu tampak tidak normal.”
Apa yang dipikirkan oleh Chen Wang dan Chen Ai Lin itu memang terkesan sangat sulit. Ya, apa yang diketahui oleh keduanya tentunya berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Mereka hanya tahu bahwa Mo Qi Yue adalah kakak Mo Qing Shan, tapi hubungan keduanya samasekali tidak terlihat seperti itu.
“Jiang Xianji,” Chen Wang memanggil bawahannya yang telah berdiri di belakangnya.
Jiang Xianji, “Ya Wangye?”
“Selidiki latar belakang keluarga Mo, terutama Mo Qi Yue dan Mo Qing Shan. Laporkan semuanya padaku secepatnya,” perintah Chen Wang.
Jiang Xianji menjawab. “Ya, Wangye.”
Sementara itu, selama perjalanan ke Mo Fu, Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue yang duduk di kuda yang sama tidak pernah berbicara sepatah kata pun. Ini adalah hal yang tidak biasa mengingat keduanya selalu mengobrol. Mo Qi Yue tentu saja tahu jika Mo Qing Shan sedang marah padanya, dan dia juga tidak berniat untuk membela dirinya. Mo Qing Shan berniat menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi begitu mereka sampai di Fu.
Di Mo Fu, nyonya dan tuan Mo sudah sangat khawatir. Mereka tengah menunggu di aula ketika Mo Qing Shan dan Mo Qi Yue akhirnya datang.
“Qi Yue, apa yang terjadi? Kemana saja kau pergi?”Nyonya Mo langsung menghampiri putrinya.
Mo Qi Yue, “Itu,..”
“Aku akan kembali ke paviliunku dulu,” Mo Qing Shan nampaknya benar-benar marah kali ini. Dia bahkan pergi tanpa menunggu Mo Qi Yue menjelaskan semuanya.
Mo Qi Yue, “….”
Mo Qing Shan nyatanya tidak pergi ke paviliunnya. Dia berjalan ke halaman belakang dengan pedang di tangannya. Mo Qing Shan yang masih kalut merasa harus menghilangkan kemarahannya dengan berlatih. Dia biasanya akan pergi ke rumah b****l, namun untuk beberapa alasan, kali ini Mo Qing Shan enggan untuk pergi ke tempat p*******n itu.
Mo Qing Shan menghabiskan malam dengan berlatih pedang di halaman belakang Fu-nya. Badannya bersimbah keringat dan dia nampak kelelahan. Tidak hanya badan, tapi hatinya pun lelah. Mo Qing Shan kesal pada dirinya sendiri karena dia tidak bisa menjaga Mo Qi Yue. Dia cemburu pada Chen Wang yang telah berhasil membawa Mo Qi Yue ke Wangfunya.
Di malam yang larut, Mo Qi Yue yang tidak bisa tidur akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di luar untuk mencari angin segar. Tanpa dia ketahui, dan secara tidak sengaja, dia melihat Mo Qing Shan tengah berlatih pedang di halaman belakang, jadi Mo Qi Yue memutuskan untuk mendatanginya.
“Qing Shan,” Suara Mo Qi Yue yang lembut hampir hilang tertelan oleh angin malam.
Mo Qing Shan mendengar suara itu, tapi dia mengabaikannya dan berpura-pura tidak mendengar. Menyadari bahwa pria itu masih marah padanya, Mo Qi Yue menghela napas.
“Apa kau masih marah pada Jiejie? Apakah kau tidak mau memaafkan aku?” Tanya Mo Qi Yue dengan suara penuh keputusasaan.
Mo Qing Shan menghentikan kegiatannya, keringatnya mengucur dari dahinya, bahkan bajunya telah basah oleh keringat. Pemuda itu menoleh dan menatap Mo Qi Yue, “aku tidak marah padamu. Kau tahu itu, bahwa aku tidak akan pernah bisa marah padamu.”
“Tapi kau tidak mau berbicara denganku,” kata Mo Qi Yue sembari berjalan mendekat.
Mo Qing Shan masih terengah-engah saat dia berkata, “aku marah pada diriku sendiri Mo Qi Yue. Aku seharusnya tidak membiarkanmu bertemu dengan Chen Wang.”
“Qing Shan, aku tidak terluka dan aku baik-baik saja.” Mo Qi Yue mencoba menahan dirinya untuk tidak tersenyum, “aku hanya membantu Gongzhu dan Chen Wang mengundangku untuk makan malam.”
Tunggu, kenapa menjadi seperti ini? Kenapa Mo Qi Yue harus menjelaskan secara rinci seolah-olah dia dan Mo Qing Shan adalah sepasang suami-istri? Mo Qi Yue merasa sedikit aneh.
“Aku takut jika dia akan memaksamu Jie! Kau tidak tahu seberapa buasnya laki-laki di luar sana. Aku tidak mau kau terluka lagi, aku tidak mau.” Mo Qing Shan merendahkan suaranya dan berkata, “maaf jika aku bersikap seperti ini, tapi aku tidak suka jika kau bersama dengan Chen Wang.”
“Aku tidak suka kau bersama laki-laki lain selain aku. Aku tidak suka saat melihatmu perhatian pada laki-laki lain, aku tidak suka melihatmu makan dan keluar dari Wangfu. Aku tidak menyukainya.” Kata-kata yang ingin diucapkan oleh Mo Qing Shan lewat mulutnya kini hanya bisa dia ungkapkan di dalam hatinya.
Dan hal itulah yang membuatnya marah, dia marah pada dirinya sendiri. Dia marah karena dia dan Mo Qi Yue harus terjebak dalam hubungan kakak-beradik yang bodoh itu!
Mo Qi Yue mendekat ke arah Mo Qing Shan dan menggapai tangan Mo Qing Shan yang masih berkeringat. Dia kemudian berkata, “Jiejie janji hal seperti itu tidak akan terjadi. Mulai detik ini, jiejie akan menjaga jarak dari Chen Wang. Maaf karena telah membuat adikku yang tampan ini khawatir.”
Mo Qing Shan menatap lekat-lekat wajah cantik yang kini juga tengah menatapnya itu. Jantungnya berdebar dan itu terasa tidak biasa. Dia selalu berdebar ketika sedang bersama dengan Mo Qi Yue, tapi kali ini jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Mo Qing Shan ingin memeluk tubuh itu dan menciuminya, tapi dia tahu bahwa itu tidak mungkin dia lakukan untuk saat ini.
“Ini sudah larut malam, biarkan aku mengantar Jiejie kembali ke paviliunmu,” kata Mo Qing Shan.
“Kau sudah tidak marah lagi padaku kan?” Tanya Mo Qi Yue.
Mo Qing Shan tersenyum lembut sembari menggelengkan kepalanya, dia kemudian berkata, “aku sudah bilang padamu kan? Aku tidak akan marah dan tidak akan bisa marah padamu Jie.”
“Kau memiliki mulut semanis gula,” kata Mo Qi Yue.
*/
Di hari kedua ujian kekaisaran, ujian yang akan dihadapi oleh Mo Qing Shan dan peserta lainnya adalah ujian pengetahuan yang melibatkan sastra, politik dan pemerintahan.
“Kau tampak percaya diri sekali ge! Tadi malam aku melihatmu berlatih pedang alih-alih membaca buku,” ujar Mo Nian Zhen.
Mo Qing Shan memberikan ‘oh’ nya pada Mo Nian Zhen dengan ekspresi malas.
Mo Qing Shan tahu kapasitas dirinya sendiri. Dan dia bukanlah pemuda yang bodoh melainkan cerdas. Dia terlihat sembrono dari luar, tapi dia memilili wawasan yang sangat luas. Hanya saja dia terlalu malas untuk menggunakan keterampilannya itu.
“Tuan muda Mo, tuan muda Mo kedua, kalian sudah tiba,” Chen Qing Ling tiba-tiba datang dengan ekspresi secerah matahari.
“Tuan Chen,” Mo Qing Shan dan Mo Nian Zhen menyapa pria muda itu.
“Tuan muda Chen, kau bisa memanggilku Qing Shan, jangan panggil aku tuan muda. Dan juga, aku dan ZhenZhen memiliki nama kelurga yang sama, jadi itu pasti akan merepotkanmu.” Jelas Mo Qing Shan.
Chen Qing Ling berkata, “baik, jika kalian tidak keberatan.”
“Ya, tentu saja tidak. Kau bisa memanggilku Nian Zhen,” timpal Mo Nian Zhen.
Karena usia Mo Qing Shan dan Chen Qing Ling sebaya, jadi mereka bisa memanggil satu sama lain dengan panggilan santai. Sementara Mo Nian Zhen yang berusia lebih muda harus memanggil Chen Qing Ling dengan panggilan ‘gege’.
“Ujian akan segera dimulai, para peserta ujian silahkan bersiap-siap!”
Mo Qing Shan tidak mengalami kendala apa pun dalam ujian pengetahuan. Dia dengan lancar menjawab semua pertanyaan tertulis yang diberikan. Yang paling membuat tuan muda Mo Qing Shan menjadi pusat perhatian adalah ketika dia menjadi orang pertama yang menyelesaikan ujian.
Ujian di hari itu berlanjut dengan ujian lisan. Para peserta yang dinyatakan ujian tertulis akan melalui ujian lisan dan diberi pertanyaan.
“Tiga peserta silahkan maju, Mo Qing Shan, Chen Qing Ling, dan Liao Ran.”
Ketiga peserta itu maju dan secara acak memilih pertanyaan yang harus mereka jawab. Baik Chen Qing Ling dan peserta bernama Liao Ran, keduanya berhasil menjawab pertanyaan dengan baik dan kini hanya tersisa Mo Qing Shan.
“Pertanyaan yang didapatkan oleh tuan muda Mo adalah pertanyaan umum yang tidak kalah pentingnya. Jika kau adalah seorang Jenderal Militer, dan kau berada dalam situasi yang sulit, dimana kondisi ibukota darurat perang dan perbatasan juga sama, yang mana dulu yang akan kau selamatkan?” Chen Wang sebagai salah satu orang yang menguji bertanya dengan nada suara tenang.