Pernikahan disepakati dilaksanakan tiga minggu setelah acara lamaran dan dua keluarga menerima keputusan itu begitupun dengan aku dan juga Setto yang sama-sama setuju. Sejak acara lamaran itu aku tidak pernah lagi bertemu Senno, setiap aku mencoba menghubunginya ponselnya mati bahkan pesan yang aku kirim tidak pernah dibacanya. "Apakah Mas dan Senno sedang ada masalah?" Tanyaku tiba-tiba saat kami sedang memilih model undangan. Setto berhenti memilah contoh undangan dan menatapku panjang. "Kenapa kamu sampai menanyakan hal itu?" Setto malah berbalik nanya. Aku membuang napas beberapa kali. "Tidak ... Aku mengenal Senno sudah sangat lama, awalnya aku pikir Senno bikin ulah karena memang sudah sifatnya suka bikin ulah dan nggak suka hidup tenang tapi semakin lama kok kesannya dia sengaj