Bab 21

1381 Kata

Kondisi luka Setto sebenarnya tidak terlalu parah, hanya lecet biasa di kaki serta tangannya. Hanya saja aku mulai sulit bertahan melihat pertikaian ini kalau terus dilanjutkan. Harus berapa banyak lagi kejadian seperti ini terjadi sampai Senno puas? Setto adalah abangnya dan ia sampai melakukan hal jahat untuk memisahkan kami. Sepertinya aku sudah tidak bisa bertahan lagi. "Mas, bisa bicara?" Akhirnya aku memberanikan diri setelah Setto pulang dari rumah sakit. Setto melihat ke arahku sambil mengunyah apel yang tersedia di atas nakas. "Wajah kamu kok pucat? Sakit?" Setto memegang keningku dengan tangannya. "Tidak demam ... Ada apa Adara? Kenapa kamu tegang sekali?" Setto merapikan anak rambut yang berserakan di wajahku. Aku memegang tangan Setto dan menyentuh cincin pernikahan kami

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN