Part 12 (Camer)

1033 Kata
Jangan lupa tap love sebelum membaca^^ *** Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Pulang ini, Rexa berniat untuk mampir sejenak ke rumah Keysha. Ia merasa rindu dengan Keysha yang tak sekolah karena sedang sakit. "Xa, gue nebeng ya.” kata Zion menghampiri. “Nebeng ngapain?” “Gue nggak bawa motor." ujar Zion. “Maaf Yon, nggak bisa.” “Loh, nggak bisa kenapa emangnya?” beo Zion. “Soalnya gue mau ngapel ke rumah Keysha." "Yaelah, paling nanti lo diusir." Zion mencibir. "Nggak mungkin lah, Keysha ngusir pacar sendiri. Gue duluan ya!" kata Rexa berniat pergi. Ia sudah menghidupkan kendaraan roda duanya itu “Etdah, tunggu dulu ngapa! Lo tega ninggalin gue seorang diri di sini? Teman macam apa lo, hah?” ceramah Zion. Ia paling kesal jika Rexa memedulikan orang lain dari pada dirinya. Maklum saja, Zion juga masih jomlo jadinya suka iri kalau temannya sudah memiliki prioritas. “Dih, siapa yang anggap lo teman gue?” canda Rexa yang membuat Zion ingin sekali memukul kepalanya memakai pentungan. “Wah, jahat lo ya sama gue sekarang! Cepet elah! Gue mau naik motor lo nih!” “Yeee, siapa yang ngizinin lo naik motor gue? Udah ah, gue mau cabut dulu, byeee!” Rexa menancapkan gasnya meninggalkan Zion. “Dasar manusia halu!" *** Rexa menghentikan motornya di tepi jalan. Dia berpikir sejenak, ia ingin membelikan Keysha makanan. Tapi makanan apa? Kalau pisang crispy tidak mungkin karena kemarin Keysha sudah memakannya. Rexa khawatir jika Keysha terlalu banyak makan pisang, nantinya Keysha akan mabok pisang. Kan tidak lucu. Ah, Rexa tahu! Dia akan membelikan Keysha seblak saja. Rexa berpikir bahwa kalau orang yang sakit diberikan makanan pedas pasti orang tersebut akan bugar kembali karena efek pedas tersebut. Ada-ada saja! Rexa pun menghampiri pedagang seblak. "Mbak seblak satu ya, dibungkus." "Level berapa Mas?" "Level satu aja." "Oke." "Mbak tahu nggak kenapa saya pilih level satu?" Mbak penjual seblak hanya menggeleng tak tahu. "Karena saya ingin memulai hubungan kita dari nol." Dasar Playboy! Bisa-bisanya Rexa menggombali Mbak penjual seblak itu. "Eh, nggak jadi Mbak. Level 100 aja." ujar Rexa. "Oke." "Mbak tahu nggak kenapa saya ganti jadi level 100?" goda Rexa kembali "Maaf Mas, jangan genit-genit sama saya. Saya udah punya pacar yang harus saya jaga perasaannya." "Eh, iya Mbak sorry. Saya kira Mbak masih jomblo. Kalau masih jom—" "Nih Mas, seblaknya. Nggak usah bayar, yang penting Mas-nya pergi dari sini!" potong Mbak penjual seblak tersebut. Ia sangat malas menghadapi pembeli macam Rexa. "Eh, serius nggak bayar?" "Iya, silakan pergi ya Mas!" Lumayan, gratis. Batin Rexa. *** Sesampainya di rumah Keysha. Rexa melihat sebuah mobil berwarna silver yang terparkir di depan halaman rumah Keysha. Rexa menerka-nerka siapa yang datang ke rumah Keysha. Apakah, pacarnya? Atau selingkuhannya? Jika benar, ini tidak bisa dibiarkan! Keysha telah selingkuh dan menduakannya. Karena kesal, Rexa langsung mendobrak pintu rumah Keysha yang menyebabkan pintu itu terbuka. Tanpa salam terlebih dahulu, ia nyelonong masuk dan langsung menuju ruang keluarga. Tempat biasa Keysha bersantai. "OH, GITU YA KEY! KAMU SELINGKUH DARI AKU!" teriak Rexa kesal. Dia melihat Keysha dan seorang lelaki tampan berpostur tinggi yang tampak bingung dengan kehadirannya yang tiba-tiba marah-marah tidak jelas seperti itu. "HEH, LO SIAPA? BERANI-BERANINYA YA DEKETIN, KEYSHA GUE!" Rexa langsung menggoyangkan tubuh lelaki itu meminta penjelasan. Keysha yang melihatnya pun sontak kebingungan. Ia melepaskan cengkraman Rexa kepada lelaki itu. "Rexa, berhenti!" "Kamu lebih milih selingkuhan kamu ini daripada aku? Jahat banget kamu Key!" Rexa memulai dramanya, membuat author yang mengetik ingin sekali menyentil ginjalnya. "Kamu masih waras kah?" tanya lelaki itu pada Rexa. "MASIH LAH. LO KALI YANG NGGAK WARAS! SAMPAI MEREBUT KEYSHA DARI GUE!" hampir saja Rexa ingin menggigit lengan lelaki tersebut, Keysha langsung berteriak menjelaskan semuanya. "BERHENTI! INI PAPA GUE, BAMBANG!" teriak Keysha kesal setengah mati. Rexa yang tadinya ingin menggigit lengan lelaki itu pun mengurungkan niatnya. Ia salah paham. Rexa kira lelaki itu adalah selingkuhan Keysha, ternyata malah Kenan, papa Keysha. Rexa menjadi malu dan tak enak hati sekarang. "M-maaf, O-om. Saya nggak tahu." Rexa meminta maaf kepada Kenan, "saya kira Om selingkuhannya Keysha." "Iya, tidak apa-apa." ujar Kenan, "ada keperluan apa ya, kamu datang kemari?" "Saya mau menjenguk Keysha Om, sekalian mau ketemu sama calon mertua." "Calon mertua? Siapa?" Kenan tak mengerti. "Yang ada di depan saya, Om. Hehe." Rexa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenan terkekeh mendengarnya. Sedangkan Keysha malah ingin muntah. "Kamu pacarnya Keysha?" tanya Kenan. "Iy—" "Bukan Pah!" potong Keysha cepat. "Jadi, kalau bukan pacar apa dong namanya?" "Teman rasa pacar, Om." sahut Rexa cepat, membuat Keysha ingin sekali melindasnya dengan ban mobil. "Ngomong apa sih lo?!" Keysha melotot kearah Rexa. Kenan yang melihat ekspresi kesal putrinya itupun kembali terkekeh karena ulah Rexa. "Jadi, kapan nih kalian buat tanggalnya?" goda Kenan. "Ih, Papa! Apaan, sih?" "Sekarang juga boleh, Om." cengir Rexa. "Papa nggak ngelarang kamu mau pacaran sama siapa aja. Yang terpenting adalah kamu bahagia menjalaninya." Kenan mengelus rambutnya putrinya, "Papa ke kamar dulu ya. Selamat berpacaran!" "Papa kenapa sih?" "Tuh, Key. Papa lo aja merestui. Udah ah, langsung kawin aja kuy!" saran Rexa. "Sekali lagi lo ngomong kawin, gue gergaji mulut lo!" "Sadis amat sih, calon istri!" "Lo ngapain sih ke rumah gue terus?" "Jenguk lo lah Key." "Bosen tau nggak?" "Nih, biar lo nggak bosen gue bawain seblak." Rexa menyodorkannya kepada Keysha. "Level berapa?" Rexa mengingat-ingat dia memesan seblak itu dengan level berapa. Seratus apa satu ya? Batin Rexa menerka-nerka. "Level satu." "Baguslah, kalau pedas sudah pasti gue bakal diare." Keysha memang tidak bisa makan pedas. "Lo udah sembuh Key?" "Udahlah." "Kok bisa? Gimana caranya?" "Bersemedi." racau Keysha. Keysha pun menuangkan seblak tersebut ke dalam mangkuk. "Gue kangen tahu, Key. Lo nggak sekolah." "Oh." "Hati gue terasa kosong bagaikan gelas yang tidak di isi oleh air." "Terserah lo, gue nggak dengar." "Nggak ada satupun wanita di hati gue selain lo, Key!" "Bacot!" "Serius." "Yang kemarin gue lihat itu apa?" "Yang mana?" "Lo lagi godain Adek kelas, pas lo sama Kak Alex?" Rexa bungkam mendengar pengakuan Keysha. Kenapa Keysha bisa tahu kejadian tempo hari yang lalu? "Nggak kok. Itu gue cuma lagi kenalan aja. Apa salahnya menambah teman?" "Mau nambah teman, apa mau nambah gebetan?" "Ih, serius aku tuh Key!" kata Rexa berlagak serius, "nggak ada yang lain di hati aku selain kamu!" "Diem, berisik. Gue mau makan!" "Mau gue suapin nggak?" "Nggak!" Keysha pun mengambil satu sendok seblak tersebut dan memakannya. Tiba-tiba saja perutnya mulai sakit disertai melilit dan wajahnya menjadi memerah karena kepedesan. Rexa yang menyadarinya pun langsung khawatir. "Lo kenapa Key?" "Ini seblaknya level satu apa level seratus?" tanya Keysha memastikan. "Nggak tau juga Key, gue lupa. Kayaknya level seratus deh." *** Aku update again, karena kemarin aku sudah janji maka aku lunasi. Apa yang akan terjadi dengan Keysha? Apakah ia akan kembali sehat seperti sedia kala? Atau kah ia jatuh sakit kembali? ? Jangan lupa vote dan komen untuk next part!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN