Part 10 (Luka)

713 Kata
"Aku hanya ingin menjagamu, hingga kau sadar dengan hadirnya diriku." —Rexa Algio— *** "WOY MALING!" Melihat Rexa yang memasuki rumahnya tanpa izin, Keysha langsung mengejar Rexa. Enak saja tiba-tiba masuk seenak jidatnya! Padahal dirinya belum mempersilahkan Rexa masuk tapi anak itu sudah masuk terlebih dahulu. "LO NGGAK SOPAN YA, MAIN MASUK-MASUK AJA!" "KELUAR DARI RUMAH GUE, REXA!" Rexa tidak menghiraukan omelan Keysha. Dia melihat ada sebuah sofa bed di ruang tengah, dengan gerakan cepat Rexa langsung merebahkan tubuhnya di atasnya. Brukkk! Melihat hal itu, wajah Keysha menjadi merah pertanda ia akan marah. Padahal ia sudah merapihkannya tiga puluh menit yang lalu, dan kini sofa bed itu menjadi berantakan kembali karena ulah Rexa. "Kenapa Key liat-liat? Mau bobo bareng gue juga?" ujar Rexa tanpa dosa, "sini!" Rexa menunjuk bagian sofa bed yang kosong disampingnya, membuat Keysha semakin naik pitam. "DASAR OTAK m***m!" teriak Keysha murka. "PERGI LO DARI SINI!" Keysha memukuli Rexa dengan tangan kosongnya. "Aduh, sakit Key! Ampun!" "NGGAK ADA AMPUN BUAT LO!" "Udah Key gebuknya dilanjutin besok aja, sakit soalnya." Keysha tidak peduli dengan permintaan Rexa. Ia tetap memukuli Rexa. "TOLONG SAYA PAK POLISI, LINDUNGI SAYA. SAYA DIGEBUKIN DOI!" teriak Rexa. "KDRT KAMU TUH KEY!" "MASIH PACARAN AJA UDAH DIGEBUKKIN, APALAGI KALAU UDAH KAWIN? UDAH DI TUJAH KALI YA PERUT GUE!" "BUKAN GUE TUJAH LAGI, TAPI GUE POTELIN PALAK LO!" tegas Keysha. "JAHAT KAMU YA, KEY!" Mendengar suara teriakan yang mengganggu indra pendengaran, salah seorang tetangga rumah Keysha merasa terganggu. Lantas, dia mengunjungi rumah Keysha. "NGGAK USAH TERIAK-TERIAK BISA NGGAK SIH MBAK? MAS?" ujarnya dengan nada ngegas, "berisik banget!" "Eh, maaf ya Mbak mengganggu." kata Keysha meminta maaf. "Nggak bisa Mbak, soalnya kita lagi pacaran. Ya masa mau diem-dieman!" celetuk Rexa membuat Keysha menyikut lengannya. "Saya tau kalau kalian lagi pacaran. Tapi ya hargailah saya yang jomlo ini!" curhatnya, "iri saya tuh, jadinya!" tiba-tiba saja tetangganya menangis tanpa sebab dan langsung keluar dari rumahnya. "Lah, kok nangis?" bingung Keysha. "Baper dia Key melihat kemesraan kita." "Udah sana lo pergi, ah! Kasian tuh yang jomlo jadi iri." "Nggak mau, gue kan mau ngapel." "Ngapel-ngapel. Mendingan lo ngepel lantai dah sono!" "Yuk, Key. Bobo lagi," Rexa merebahkan tubuhnya kembali di sofa bed itu, "aku pok-pok," "Pok-pok apaan? Lo kira gue anak bayi?!" Keysha sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk menyerang Rexa. Rexa yang melihat hal tersebut langsung berlari karena tak mau menjadi korban KDRT Keysha untuk kedua kalinya. Keysha dan Rexa saling kejar-kejaran. Sudah hampir sepuluh kali Keysha naik-turun tangga karena mengejar Rexa. "Ayo Key, tangkap aku!" seru Rexa yang masih berlari. "Awas ya, lo!" Disaat Keysha ingin menaiki tangga untuk yang kesekian kalinya, ia tergelincir karena tidak fokus akibat kelelahan mengejar Rexa. BRAKK!!! Keysha terjatuh. "AAAH." Rexa terlonjak kaget melihat Keysha yang terjatuh. Ia pun menuruni anak tangga dan langsung menggendong Keysha dan membaringkannya di sofa bed. "Key, lo nggak apa-apa kan?" kata Rexa khawatir. "Sakit," rintih Keysha. Dia melihat kakinya yang terluka mengeluarkan tetesan darah segar. "Duh, sakit ya?" "Ya iyalah, yang namanya jatuh itu sakit ogeb!" "Oke-oke, gue tiup ya luka lo biar sembuh." Bukannya mengobati luka Keysha dengan Betadin, Rexa malah meniup luka Keysha. "Cepet sembuh ya, luka." racau Rexa tidak jelas. "biar bisa main kejar-kejaran lagi." "Lo nggak lulus TK ya?" tanya Keysha tiba-tiba. "Lulus lah, masa enggak." "Atau lo masuk SMA pakai jalur BPJS?" "Mungkin? Nggak tau juga sih, soalnya bapak gue yang masukin gue ke SMA. Nanti lah gue tanya." "Anak TK aja tau cara mengobati luka yang benar. Masa lo udah SMA nggak tau, sih?" kesal Keysha. "Oh, bukan ditiup ya caranya?" Rexa malah balik bertanya. "Pikir sendiri!" Rexa berpikir keras untuk mencari cara mengobati luka Keysha. Dan akhirnya dia menemukan jawabannya. "Tenang Key gue tau caranya, pasti luka lo bakal sembuh." Tanpa babibu, Rexa dengan percaya dirinya menekan luka Keysha. Alhasil, bukannya membaik luka Keysha malah semakin parah. "ARGGH, SAKIT WOY!" Keysha memukul tangan Rexa keras, "lo apa-apaan, sih?!" "Gue tekan agar darah lo keluar. Biar darahnya habis dan nggak nongol lagi." "You are crazy! kalau lo keluarin semua darah gue yang ada gue malah kehabisan darah!" Keysha memarahi Rexa yang kelewat cerdas itu. "Oh, salah ya?" Keysha menepuk kepalanya kesal, "Beliin gue betadin, cepet!" "Di mana belinya, Key?" "Di pombensin!" "Emang ada?" "Ada." "Oke!" Rexa pun pergi ke luar menuruti apa yang dikatakan Keysha. "WOY, LO SERIUS MAU KE POMBENSIN?" teriak Keysha. Dia takut jika Rexa benar-benar ke pombensin. "Iyalah, kan lo yang bilang." "Lo mau ngobatin luka gue pakai bensin?!" "Eh, emang bisa ya ngobatin luka pakai bensin?" "Lo mau ngobatin gue apa mau ngebunuh gue?" "Ya ngobatin lah, jahat amat gue ngebunuh pacar sendiri." "PERGI KE APOTEK! CEPET!" sentak Keysha. "Tadi katanya pombensin, sekarang apotek. Jadi yang bener mana?" "APOTEK!" "Oke, siap laksanakan!" Rexa langsung pergi menuju apotek. Keysha menggelengkan kepalanya pusing menghadapi Rexa. Dia tidak tahu kenapa Tuhan mempertemukannya dengan manusia aneh seperti itu. "Ya Allah, kenapa hamba bisa bertemu manusia macam Rexa?" ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN