"Katanya nggak suka. Tapi kenapa iri ngeliat dia sama yang lain?"
-Quotes-
***
"Lo kalau mau traktir itu bawa uang kek. Nggak lucu kan endingnya jadi nyuci piring!" gerutu Keysha yang masih setia mencuci tumpukkan piring.
"Ya namanya juga manusia Key, tempat lupa dan salah."
"Alah, tapi lo salah terus, nggak pernah bener!"
"Iya-iya, gue ngalah deh. Cewek selalu benar." ujar Rexa mengalah tak mau memperpanjang masalah.
Disinilah Keysha dan Rexa berada. Ya, dapur cafe lebih tepatnya tempat pencucian piring. Sejak tadi, Keysha tanpa henti mengomeli Rexa dengan kata-kata mutiaranya.
Keysha tidak tahu lagi bagaimana jalan pikiran otak Rexa. Mentraktir orang namun tidak membawa uang, aneh.
"Ada untungnya juga ya Key, gue nggak bawa uang." kata Rexa.
"Mana ada untung! Yang ada rugi!" samber Keysha seperti kilatan petir.
"Untungnya itu gue bisa berduaan sama lo,"
"Dih, modus lo!"
Rexa memperhatikan Keysha yang sedang fokus mencuci piring. Ia berniat menjahili Keysha dengan mencolek pipi Keysha dengan sabun cuci piring. Dengan cepat, Rexa langsung melakukannya membuat emosi Keysha menjadi naik drastis.
"NGAPAIN SIH LO?!" bentak Keysha.
Karena kesal, Keysha melempar gelas cucian tersebut kepada Rexa. Alhasil gelas tersebut mengenai kepala Rexa yang membuat kepala Rexa menjadi memerah. Untung saja itu bukan gelas kaca, melainkan gelas plastik. Kalau gelas kaca, Rexa tak tahu lagi bentuk kepalanya akan jadi seperti apa.
"Aduh sakit Key!" Rexa mengelus kepalanya karena sakit.
"Bodo amat!"
***
Setelah selesai mencuci tumpukkan piring, Keysha langsung pergi meninggalkan Rexa. Ia akan memesan ojek online saja untuk pulang. Namun sayangnya, ponselnya tiba-tiba mati karena habis baterai. Sial!
Tin... Tin...
Tidak perlu disebutkan namanya, pasti sudah tau siapa orangnya.
"Kok ninggalin gue sih, Key? Jahat banget."
Keysha tidak menjawab perkataan Rexa. Ia hanya menatap Rexa dengan sinis.
"Mau nebeng lagi nggak? Lumayan loh, hemat ongkos." cengir Rexa tanpa dosa.
Apa katanya? Nebeng? Sudah-sudah lagi. Keysha tidak akan mau naik ke motor Rexa lagi. Hari ini ia sudah kapok dengan semua drama yang dibuat oleh Rexa.
"Mending gue jalan kaki daripada nebeng sama lo lagi. Udah sana lo pergi!" usir Keysha.
"Gue nggak mau pergi, sebelum lo naik ke motor gue."
"NGGAK!" kata Keysha cepat. Ia langsung berjalan tanpa memedulikan Rexa yang mengekor dibelakangnya. Ia akan menunggu bus di halte saja.
5 menit...
"Cie yang masih setia nunggu bus," celetuk Rexa membuat Keysha menatapnya sinis.
"Lo mau nunggu bus sampai kapan Key? Lo nggak lihat ini udah jam sepuluh malam? Mana ada bus yang lewat!"
"Ya tunggu aja kali!"
10 menit...
"Mana sih, lama banget?!" gerutu Keysha.
"Udah gue bilang, busnya udah pada tidur semua. Mending lo pulang bareng gue, janji deh gue nggak akan buat ulah lagi!"
"NGGAK!" Keysha tetap pada pendiriannya.
20 menit telah berlalu. Bus pun masih belum menampakkan cahaya sinar lampunya.
Keysha melihat Rexa yang masih setia duduk dia atas motor, menunggu sampai dirinya benar-benar pulang.
Seketika itu juga Keysha langsung membuang semua gengsi dan rasa malunya. Ia lelah bermain dengan ke gengsian. Ia ingin cepat-cepat rebahan di kasurnya. Keysha pun menghampiri Rexa.
"Antar gue pulang. Lo tahu kan rumah gue?"
Rexa tertawa tatkala Keysha memintanya untuk mengantarnya pulang.
"Nggak usah ketawa! Nggak ada yang lucu!"
"Akhirnya ratu gengsi mau pulang juga dengan raja yang tampan ini." Rexa masih terkekeh.
Rexa membuka jaketnya memberikannya kepada Keysha yang sudah duduk di jok motornya.
"Apa?" kata Keysha tak mengerti.
"Pakai, dingin."
"Nggak usah!"
"Nggak usah gengsi! Daripada lo kedinginan."
"Nggak usah!"
Merasa usahanya sia-sia. Rexa pun turun dari motornya dan memakaikan Keysha jaket kulitnya.
"Angin malam nggak baik buat lo." kata Rexa, setelah memakaikan Keysha jaket ia pun langsung menancapkan gasnya membelah jalanan ibukota.
Sepanjang perjalanan, tidak ada perbincangan antara Rexa dan Keysha. Rexa fokus mengendarai motornya, sementara Keysha, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur dipundak Rexa tak lupa ia memeluk Rexa erat seakan takut kehilangan.
Keysha dapat merasakan kehangatan yang diberikan Rexa untuknya. Bukan sekedar kehangatan, melainkan kenyamanan.
Rexa tersenyum melihat wajah imut Keysha melalui spion motornya. Cantik. Kata yang sangat pantas untuk mendefinisikannya.
Rexa sudah sampai di depan rumah Keysha. Ia pun membangunkan Keysha dengan sangat pelan dan lembut.
"Key, udah sampai." bisiknya namun Keysha masih tertidur.
Rexa pun membangunkan Keysha dengan cara menggoyangkan bahunya.
"Udah sampai, Key."
"Ih, modus lo pegang-pegang!" Keysha langsung terbangun dan turun dari motor Rexa.
"Lebih modusan mana dengan lo yang meluk gue?"
"Sejak kapan gue meluk lo?"
"Sejak tadi."
Apa? Keysha memeluk Rexa? Oh tidak! Harga dirinya bisa hancur kalau begini.
Merasa malu, Keysha pun langsung masuk ke dalam rumahnya. Rexa terkekeh melihat Keysha yang terlihat malu dan salah tingkah.
"Good night Ratu Gengsi!"
***
Keysha merebahkan tubuhnya di kasur King size-nya yang empuk. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan baginya. Tidak di sekolah, tidak di cafe. Rexa selalu membuatnya naik darah.
Baru saja Keysha ingin pergi ke alam mimpi, suara ponselnya berbunyi menampilkan sebuah notifikasi dari DM Instagramnya.
Rexa.Algio
Follback ya Key
Keysha menghembuskan napasnya kasar, Rexa lagi, Rexa lagi. Membosankan. Dari mana Rexa tahu i********: dirinya? Ah sudahlah, tak penting juga. Keysha hanya melihat pesan Rexa tanpa berniat membalasnya. Ia langsung menarik selimut untuk pergi ke alam mimpi.
***
"Kepala lo kenapa dah, benjol gitu?" tanya Alex heran melihat benjolan yang ada di kepala Rexa.
"Di lempar Keysha pakai gelas." jujur Rexa.
"Serius lo?"
"Iya."
"Gila KDRT, Boy." kata Zion, "harus dilaporkan ke pihak yang berwajib ini."
"Haha iya, kekerasan dalam rumah tangga." celetuk Tomi, "pacaran aja belum, udah KDRT aja lo Xa. Apalagi pacaran, mungkin nama lo udah ada di batu nisan."
"Anjir lo!"
Seorang siswi melewati Rexa, Zion, dan Alex yang sedang duduk di kursi panjang teras kelas. Siswi itu terlihat cantik dan anggun, tentu saja hal itu menjadi incaran tersendiri bagi Rexa yang notabene-nya pecinta cecan.
Rexa langsung menghalangi jalan siswi tersebut yang ia yakini adalah adik kelasnya.
"Buru-buru amat, mau kemana?" katanya sokap.
"Mau ke perpus, Kak." jawab siswi itu sopan
"Mau gue anterin?"
"Nggak usah."
"Serius nih?"
"Iya."
"Lo punya spidol?" tanya Rexa
"Punya."
"Boleh gue pinjem?"
"Boleh. Kalau boleh tau buat apa Kak?"
"Buat nulis nama lo di hati gue."
Sontak saja perkataan Rexa itu membuat pipi siswi itu memerah seketika. Alex, Tomi dan Zion menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan Rexa yang senantiasa menggoda cewek-cewek cantik di sekolah. Dasar Playboy!
"Punya IG?" tanya Rexa lagi dan siswi itu mengangguk. Siswi itupun memberikan username-nya kepada Rexa.
"Follback ya." pinta Rexa, "nanti malem gue DM, jangan lupa dibales ya."
"I-iya, kalau gitu saya permisi." siswi itu melenggang pergi.
"Jangan dek! Di blokir aja akunnya!" celetuk Alex.
"Iya, sekalian aja di report!" sahut Zion ikut-ikutan.
"Sialan!"
"Rexa-Rexa, gimana Keysha mau suka sama lo kalau lo godain cewek terus tiap harinya?" Zion tidak dapat berpikir lagi mengenai cara kerja otak Rexa.
"Udah jadi rutinitas dia godain cewek." kata Alex.
"Memang kalau gue mau buat Keysha suka sama gue, gue harus berhenti godain cewek?" tanya Rexa balik.
"Ya iyalah! Namanya cewek itu mau cowoknya setia, bukan mendua!"
"Oh, gitu ya gue baru tahu."
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Lo mau berhenti godain cewek?"
"Ah, nanti aja lah Yon."
"Lah ngapa?"
"Gue masih ingin menikmati masa muda gue, sebelum datang masa tua."
Disisi lain, Keysha melihat hal yang baru saja terjadi di depan matanya. Tiba-tiba saja matanya terasa panas melihat kejadian tersebut. Tidak hanya matanya, hatinya pun ikut-ikutan merasakan panas.
Deg!
"Gue kenapa?"
***