Part 7 (Rexa Gila)

989 Kata
"Gue akan buat lo suka sama gue, tenang aja." -Rexa Algio- *** Keysha duduk di depan teras rumahnya. Ia sedang menunggu ojek online. Papanya sudah berangkat kerja pagi-pagi buta karena ada urusan pekerjaan. Suara motor terdengar jelas ditelinga Keysha. Keysha sudah dapat memastikan itu adalah driver ojek online-nya. Keysha melihat driver ojek online dihadapannya dengan aneh. Kenapa drivernya memakai seragam putih abu-abu? Mau sekolah kah? Keysha membuang pikiran negatifnya. Mungkin saja itu adalah anak SMA yang bekerja sampingan sebagai driver ojol. "Keysha Pratiwi kan?" tanya Keysha pada driver ojek online tersebut. Driver itu hanya mengangguk tanpa membalas perkataan Keysha. Keysha pun menaikinya. Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan. Keadaan hening. Keysha menikmati semilir angin yang berhembus diwajahnya. Sampai ketika ponselnya berbunyi, menandakan panggilan telepon. "Halo?" "Pagi, apa benar ini dengan Mbak Keysha Pratiwi?" "Iya, kenapa?" "Ini saya sudah sampai di depan rumah. Tapi, Mbaknya nggak muncul-muncul." "Loh, memang ini siapa?" "Saya dari ojek online." Keysha mengerutkan keningnya bingung dengan situasi yang terjadi. Bukankah di depannya ini adalah driver ojek online? Lalu, yang meneleponnya itu siapa? Keysha mengetuk helm seseorang yang dia yakini driver ojek online itu. "Mas driver ojek online kan?" tanya Keysha hati-hati. Driver itu membuka penutup helmnya dan membuka maskernya. Keysha membulatkan matanya terkejut saat melihat bahwa yang di depannya ini adalah Rexa bukan driver ojek online. "Elo?" "Pagi pacar." "Ngapain lo di sini?" "Sebagai pacar yang baik, gue harus menjemput lo ke sekolah dong Key." kata Rexa. "Turunin gue!" "Eits, tidak bisa!" "Turuninnn!" Bukannya menurunkan Keysha, Rexa malah mempercepat motornya menjadi 40 KM. "TURUNIN GUE b***k, CUREK!" Lagi-lagi, Rexa menambah kecepatan motornya menjadi 50 KM yang membuat Keysha ketakutan sendiri. "NGGAK USAH NGEBUT BISA NGGAK SIH?!" gerutu Keysha. "Kayaknya sih nggak bisa." Bruuuummm! Rexa menambah kecepatan motornya menjadi 60 KM. Tak hanya itu, Rexa juga menyalip setiap kendaraan yang menghalanginya dengan kecepatan tinggi. "KALO LO MAU MATI JANGAN NGAJAK-NGAJAK GUE DONG! GUE BELOM SIAP!" "Nggak papa, biar matinya kita barengan." Ya Tuhan. Keysha sudah tidak kuat lagi menghadapi kakak kelas absurd di depannya ini. Ingin rasanya Keysha melompat dari motor, tetapi ia masih menyayangi nyawanya. Ia tidak ingin mati muda. Beberapa menit kemudian akhirnya sampailah Rexa dan Keysha di depan gerbang sekolah. Dengan kesal, Keysha melempar helm yang diberikan Rexa ke sembarang tempat. Brukkkk! "Jangan galak-galak dong Mbak. Nanti cepet tua lo." celetuk Rexa. "Bodo amat!" Keysha langsung pergi meninggalkan Rexa dan memasuki halaman sekolah. Rexa memperhatikan punggung Keysha yang sudah menjauh. Senyumnya mengembang seketika itu juga. "Gue akan buat lo suka sama gue, tenang aja." *** Bel istirahat berbunyi. Para murid dengan cepatnya melesat ke kantin untuk memberi makan perut mereka yang kelaparan. Begitupun dengan Keysha. Ia ke kantin ditemani teman barunya—Pleura. Sesampainya di kantin Keysha memesan pisang crispy dan pop ice. Belum saja ia menyeguk pop ice-nya, tiba-tiba Rexa datang dan langsung menyeruputnya sampai habis. Bagaimana mood Keysha saat itu? Tentu saja mood-nya turun drastis karena ulah Rexa. "Segerrr." kata Rexa sehabis meminum pop ice Keysha. Keysha menatap Rexa dengan datar namun terlihat menyeramkan. Ya, seperti tatapan cewek saat PMS. "Mau pisang crispy-nya dong Key," pinta Rexa seperti tidak ada dosa. Keysha masih diam. Tidak mendapat jawaban dari Keysha, Rexa dengan seenak jidatnya memakan pisang crispy Keysha membuat Keysha naik darah. "Lo itu ngapain sih ganggu hidup gue terus? Nggak di jalan, nggak di sekolah, selalu aja bikin gue naik darah!" "Ah masa sih Key? Bikin naik darah atau bikin jatuh cinta?" "Udah gue bilang nggak usah panggil gue Key!" "Suka suka gue lah." "Gue gak suka!" "Guenya suka." "Gak!" "Suka!" "Gak!" "Suka!" "Kayak gitu aja terus sampe bel masuk." sahut Pleura yang menatap Rexa dan Keysha dengan heran. "Aarrggh!" Keysha mengeram kesal. Ia pun menarik Pleura dan pergi dari kantin tersebut. *** Keysha berjalan keluar gerbang sekolah hendak menunggu jemputan. Disaat ia sedang menunggu, seorang cowok memakai helm full face datang menghampirinya. Ya, dialah Rexa. "Hai pacar." sapa Rexa. "Gue bukan pacar lo." kata Keysha cuek. "Hai jodoh." "Gue bukan jodoh lo." "Hai istri!" "Amit-amit dah gue jadi istri lo. Lebih baik gue jadi istri sah Taehyung!" "Berarti lo mau jadi istri gue?" "Kok gitu?" "Kan gue Taehyung!" Keysha berusaha menahan emosinya. Ia tidak mau cepat tua karena terlalu banyak marah-marah. "Mau lo apa sih? "Mau gue lo pulang bareng gue." "Your crazy?" "I'm crazy because of you!" Rexa memberikan Keysha helm, namun Keysha tak menggubrisnya. "Lebih baik lo pulang bareng gue Key. Selain aman, lo juga hemat ongkos. Lumayan buat biaya nikah kita nanti." "Nikah-nikah, nikah aja sana lo sama dugong!" Keysha bergidik ngeri. Keysha merasa lapar. Ia ingat bahwa makanannya dihabiskan Rexa saat di kantin tadi. Karena lapar, suara perutnya pun berbunyi pertanda meminta makan. Prrrt "Suara apa itu?" tanya Rexa. "Suara perut gue kenapa?" sinis Keysha. "Lo laper?" "Ya iyalah, makanan gue dihabisin sama lo!" Tanpa aba-aba, Rexa langsung memakaikan Keysha helm dan menarik Keysha untuk duduk di atas motornya. "Ikut gue!" *** Kini, sampailah mereka di sebuah cafe bernuansa retro. "Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Keysha. "Makan." "Untuk?" "Untuk ganti makanan lo yang gue makan tadi." Sebuah kesempatan emas bagi Keysha Pratiwi. Ada untungnya juga Rexa memakan makanannya. Tenang saja, ia akan memesan banyak makanan mahal di cafe ini. "Mau pesan apa Kak?" tanya seorang pelayan. "Pasta sama matcha aja." kata Rexa, "lo mau apa Key?" "Gue mau, beef steak dua porsi, cheese burger tiga aja, chicken wings dua, pizza americano yang large satu loyang, sama minumnya boba brown sugar pakai pearl." Rexa melotot tatkala Keysha memesan makanan sebanyak itu. "Key, lo lagi PMS?" "Nggak," "Lo yakin mau pesen makanan sebanyak itu?" "Iya, kenapa? Uang lo nggak cukup?" "B-bukan." "Terus?" "Kaget aja gitu, cewek kurus makannya banyak tapi kok nggak gemuk." Setelah menunggu sekitar 10 menit, makanan pun datang. Rexa baru saja memegang sendoknya, sementara Keysha sudah melahap beef steak di depannya dengan lahap. Lumayan, gratis. Batin Keysha. "Key," "Hm?" "Sebelumnya, lo pernah punya pacar?" Deg! "Kenapa?" "Gue mau tahu aja." "Bukan urusan lo." balas Keysha acuh. Setelah makanan mereka habis. Rexa beranjak pergi ke kasir, membayar semua makanannya. "1.700.000 ribu." ucap sang kasir. Rexa terkejut bukan main. Sebuah harga yang fantastis untuk mengisi perut yang lapar. "Serius Mbak?" kata Rexa memastikan. "Iya Kak." Rexa mengeluarkan dompetnya, ia akan membayar memakai debit saja. Namun sayangnya, tidak ada debit di dompetnya. Yang tersisa hanyalah uang berwarna ungu. Yang tak lain adalah sepuluh ribu. "What the f**k? Mana debit gue?" Rexa berusaha mencari namun usahanya sia-sia.  Dengan polosnya ia berkata. "Mbak, bisa utang dulu nggak?" "Maaf Kak nggak bisa." "Debit saya ketinggalan. Saya cuma punya sepuluh ribu." "Waduh gimana ya mas." "Kalau pakai daun bisa nggak? Nanti saya petik." "Daun? Wah, nggak bisa mas. Harus tunai atau debit." "Aduh gimana ya." Rexa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Boleh nggak saya nyuci piring untuk pembayarannya?" Kasir itupun memberitahukan hal tersebut kepada manager cafe. Setelah melewati perbincangan yang panjang, akhirnya manager cafe memperbolehkan Rexa mencuci piring sebagai pembayarannya. Rexa menghampiri Keysha yang sedang memainkan ponselnya. "Key," "Udah selesai? Lama amat." Rexa tak memperdulikan Keysha, ia langsung menarik tangan Keysha menuju dapur cafe. "Mau kemana?" tanya Keysha bingung. "Nyuci piring." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN