KENANGAN

1039 Kata

Aku mengusap air mata yang membasahi pipi. Perasaanku selalu terasa bercampur-aduk tiap kali teringat masa di mana aku mulai mampu mengendalikan dan berkomunikasi dengan makhluk gaib. Aku senang dan merasa bersyukur dengan kemampuan ini. Di sisi lain, aku sedih setiap kali teringat pada masa kebersamaanku dengan Kakek dan Nenek. Kakek dan Nenek adalah pelindung dan penguat hatiku. Tak heran, duniaku serasa hancur saat mendengar kabar berpulangnya Kakek dan Nenek ke rahmatullah. Aku merasa tidak siap. Sampai kapan pun aku tidak akan siap. Akan tetapi, aku tak henti untuk belajar ikhlas menerima takdir Allah. Bertahun-tahun, aku menuntut ilmu di Jogja dalam bimbingan Ustad Fatih. Tumbuh besar di pesantren dengan ditemani oleh Ustadzah Azizah. Semua itu telah membuatku menjadi lebih kuat.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN