SENDIRI

207 Kata

Aku melambaikan tangan ke arah Ustadzah Azizah. Dia membalas lambaian tanganku setelah membuka kaca jendela. Mobil yang ditumpanginya perlahan menjauh meninggalkan halaman. "Mari masuk ke dalam, Endit. Sebentar lagi tiba waktunya salat ashar. Kamu harus segera mandi." Aku menganggukkan kepala sebagai tanpa mengiyakan. Segera aku membalikkan tubuh dan berjalan memasuki asrama. Semoga kamar mandinya tidak sedang dipakai. Aku harus segera mandi agar tak tertinggal salat berjamaah. Setelah sampai di dalam kamar, aku segera mandi. Untung saja Cika tidak sedang mandi. Maka aku tak perlu menunggu giliran. "Kamu mau mandi, Cik? Kalau kamu mau duluan, aku mandinya setelah kamu aj." Cika yang sedang membaca sambil tiduran di atas kasur mengangkat wajahnya dari buku. "Kamu aja duluan, lagi asyik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN