Aku sudah kembali ke kamar asrama. Setelah hasil pemeriksaan vital sign dari teman Ustadzah Azizah menunjukkan hasil normal. Hanya saja beliau meminta ijin padaku untuk sering berkunjung ke asrama, ingin menjadi teman ngobrolku. Tentu saja aku senang sekali. Aku membutuhkan kehadiran teman bercerita selama Kakek, Nenek, dan Bunda tak bersamaku di sini. Dengan Ustad Fatih, aku masih agak sungkan. Karena kami baru beberapa kali bertemu, entah mengapa dengan Dokter Dewi yang baru saja sekali berjumpa sudah membuatku nyaman berbagi cerita. Mungkin karena sosok Ustad Fatih terlihat berwibawa. "Endit, ini kamar barumu." "Makasi, Ustadzah." Aku menoleh sambil tersenyum pada Ustadzah Azizah. Lalu kuedarkan pandangan dengan tetap berdiri di dekat pintu. Kamar ini ukurannya tak jauh berbeda deng