"Endit... Endit... Bangun..." Aku merasa tubuhku terguncang. Begitu aku dapat menguasai diri. Kulihat ada Ustadzah Azizah berada tepat di hadapanku. Kedua tangannya berada di pundakku. "Ustadzah..." Aku berteriak dan memeluk Ustadzah Azizah. "Iya, Endit. Ada apa? Kamu membuat semua orang panik." Ustadzah Azizah berkata dengan lembut. Aku meneteskan air mata. Tak menyangka akan bertemu secepat ini dengannya. Aku melihat ke sekeliling. Ada Ustad Fatih berdiri di belakang Ustadzah Azizah. Menyadari ada orang selain kami berdua, aku menyurutkan air mata. "Endit ada di mana, Ustadzah?" Aku baru menyadari tidak sedang berada di kamar asrama. Selain tak mungkin ada Ustad Fatih masuk ke dalam kamar. Dinding ruangan ini pun berwarna putih. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Lalu ber