GELAP

1030 Kata

"Pak, ayo, kita berangkat! Taksinya sudah datang." Bunda tiba-tiba membuyarkan keseruan dan keseriusan perbincangan antara aku dan Kakek. Belum juga Kakek menanggapi ucapan Bunda, terdengar langkah tergopoh Nenek. "Kek, ada yang menelepon. Dari hotel." Kakek segera menerima ponsel dari tangan Nenek. Lalu berbicara sambil memberi kode lambaian tangan pada Nenek dan aku. Kakek pun melangkah bersama Bunda memasuki taksi. Aku dan Nenek membalas lambaian tangan Bunda dan Kakek. Taksi biru itu menghilang dari pandangan. "Ayo, kita masuk Endit!" Aku mengangguk dan mengikuti langkah Nenek memasuki rumah. "Nek, telepon yang tadi untuk Kakek dari hotel?" Nenek yang baru saja mengunci pintu menoleh ke arahku dan menganggukkan kepala. "Ada apa, ya? Apa ada hubungannya dengan Melati?" "Nen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN