Salsa mendongak dari kursinya, tersenyum sopan. “Oh, iya. Saya Salsa, mbak kandungnya Kaia,” katanya sambil mengulurkan tangan dengan ramah. “Aldo, Mbak,” balas Aldo sambil menjabat tangan Salsa, berusaha tetap tenang meski tatapan Bara dari sudut meja terasa seperti bara yang membakar kulitnya. Kaia melanjutkan dengan penuh semangat, “Kalau Kak Rey itu suaminya Mbak Salsa, jadi kakak iparku. Nah, kalau Kak Bara… kamu udah kenal kan? Adiknya Kak Reynar.” Tatapan Bara tetap terpaku pada Aldo, dingin dan penuh tekanan. Reynar yang duduk di tengah meja hanya mengamati situasi, tidak berniat menyembunyikan ketidaksukaannya. Aldo merasa seperti disudutkan di bawah dua sorotan mata yang menusuk, terutama dari Bara. Ketegangan itu begitu terasa hingga bahkan Salsa tampak sedikit tak nyaman. “

