Kaia menggigit bibirnya, berusaha menenangkan debaran jantungnya yang terasa semakin kencang. Namun, entah kenapa, dengan keberanian yang entah dari mana datangnya, ia menarik kerah kemeja Bara, membuat pria itu menunduk hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. Bara terkejut, tak menyangka gadis itu tiba-tiba bertindak begitu. “Apa yang—” Kaia memotong, berbisik dengan suara pelan namun jelas. “Kak, kamu… kamu masih normal kan?” Wajah Bara seketika memanas. Jantungnya yang tadi sudah tak tenang kini seperti ingin melompat keluar. Sial! Apa maksudnya? Gadis ini benar-benar… nakal! Ia mendadak menyeringai, berusaha menutupi keterkejutannya. “Kau perlu bukti, Kaia?” Mata Kaia membesar, menyadari apa yang baru saja ia katakan. Astaga, kenapa aku nanya itu?! Aku benar-benar bodoh

