Malam di perumahan elit Araya begitu sunyi, hanya suara angin lembut yang sesekali menerpa dedaunan di taman. Langit terlihat bersih, bertabur bintang yang berkelap-kelip, seakan menatap Bara yang berdiri di balkon kamarnya. Sepotong bulan sabit menggantung rendah, sinarnya redup, namun cukup terang untuk menemani kesendiriannya. Bara menyandarkan tubuh tegapnya di pagar balkon, kedua siku bertumpu di atas besi dingin. Di tangannya, sebatang rokok menyala, bara kecil di ujungnya hampir padam. Asap tipis membubung perlahan, melayang-layang sebelum menghilang ditelan udara malam yang dingin. Tatapannya kosong, jauh melayang ke batas gelap di kejauhan. Pikirannya dipenuhi berbagai skenario, kebanyakan berakhir dengan kekhawatiran. Pertemuan singkatnya dengan Laksana tadi siang terus menghan

